.
.
.Happy Reading
🥀“Thanks ya Gam,” ucap Zianna seraya menyerahkan helm.”
“Yoi, oh ya, ntar kalo udah keluar telpon aja.” balas Gamma.
“Oke, hati-hati.”
“Siap boss.”
“Udah sana, ntar telat lagi.”
Gamma memakai helmnya Kembali, “Gue cabut.”
Setelah Gamma pergi, Zianna pun pergi menuju kelasnya. Gamma adalah sahabat kecil Zianna. Mereka sudah berteman sejak masih kecil, bahkan kedua orang tuanya pun bersahabat semasa sekolahnya dulu. Bisa dibilang mereka itu saudara, mesti sangat jauh tapi karena hal itu lah yang membuat suatu hal terhalang.
“Arga?!” panggil Zianna.
“Kenapa?” Arga menatap Zianna, sepertinya ia telah tertidur barusan.
“Lo ngantuk? Sampe salah duduk gitu,” Zianna memperhatikan Arga.
“Hah?” Arga tersadar, pantas bangku ini terasa berbeda. “Sorry gue ga nyadar, silahkan.”
“It’s okay.”
“Tunggu,” baru saja Zianna ingin duduk, Arga memanggilnya.
Arga mendekat, tangannya menyentuh muka Zianna. “Ada bulu mata,” menunjukkannya pada Zianna.
“Ah i-yaa, thanks.” Hampir saja Zianna berfikir yang tidak-tidak.
“Ehkmm, masih pagi udah liat adegan gini aja,” ucap Haikal yang melihatnya.
“Paan sih lo.”
“Kenapa Zi? Ga usah malu gitulah. Yang lain juga udah tau kok kalo kalian deket,” Haikal menatap keduanya, yang terlihat sama-sama tersipu. “So, kapan jadiannya?” yang ditanya malah saling menatap satu sama lain.
“She’s my best friend,” jawab Arga.
Zianna terpaku dengan jawaban Arga. Tidak ada yang salah, hanya sedikit berharap.
***
Selain kantin, taman juga menjadi salah satu tempat favorit saat istirahat. Mereka bisa duduk di bangku-bangku sambil makan atau hanya sedekar duduk diam. Bahkan tidak jarang ada yang memanfaatkannya untuk tempat nongkrong.
“Akhirnya gue bisa makan seblak juga,” ucap Salma.
“Bener banget Sal,” jawab Zianna setuju.
“Zi, kapan lo suka pedes?” melihat seblak milik Zianna, sungguh tidak menggugah selera.
“Mmm, suatu saat.”
“Seblak lo bening gitu njir, kek sayur sop tau ga.”
“Dih ga papa sehat tau.”
“Kayak orang sakit gue liatnya.”
“Yaudah sih.”
Mereka menyantap seblak dengan tenang sambil menikmati suasana taman yang nyaman. Jika Salma tim pedas maka Zianna tim tidak pedas, tapi minuman favorit meraka sama-sama menyukai pop ice lychee.
“Zi, lo penasaran ga sih sama cewek yang kemarin bareng Arga?” tanya Salma.
“Sedikit,” ucap Zianna bohong. Tentu saja perempuan itu penasaran.
“Arga ganteng sih tapi agak kaku aja, cuman gue masih ga nyangka kalo tuh cewek pacarnya Arga,” tutur Salma.
“Jadi itu ceweknya Arga?” tanya Zianna, terkejut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANNA
Short Story[on going] Arga Gevian Aleo. Sang ketua basket yang teladan, pintar, dan cukup pendiam. Hidupnya yang teratur dan tidak urakan, membuatnya disegani oleh banyak orang. Memiliki sifat yang cuek namun terkesan penyayang. Zianna Mikhaella Alkhanza. Dike...