15. Feeling

47 2 0
                                    

.
.
.

Happy Reading
🥀

“Kenapa sih dari sekian banyak cewek lo lebih milih Zia?” tanya Bella pada Gamma.

Gamma hanya memandang Bella acuh. Lelaki itu masih sibuk dengan laptopnya. Saat ini keduanya sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah Gamma.

Bella. Perempuan cantik yang merupakan teman sekelas dari Gamma sejak SMK. Dia dengan segala caranya agar bisa dekat dengan Gamma, lelaki yang ia sukai sejak pandangan pertama awal masuk sekolah.

“Emangnya kenapa?” tanya Gamma melirik Bella.

“Engga. Lo suka sama Zia?” tanya Bella.

“Suka atau engga yang jelas bukan urusan lo,” jawab Gamma membuat Bella mendelik.

“Gue cuman penasaran?” tanya Bella.

“Maksudnya?” ucap Gamma tidak mengerti.

“Dari yang gue liat Zia selalu jadi prioritas utama lo,” ucap Bella.

Gamma diam. Yang dikatakan Bella memang benar. Bagi Gamma, Zia adalah segalanya. Entahlah mungkin karena mereka berdua terbiasa bersama.

Gamma tidak merespon ucapan Bella. Lelaki itu lebih memilih fokus agar tugasnya cepat terselesaikan. Bella yang melihat itu hanya menghela napasnya.

“Ada yang bisa gue kerjain lagi gak?” tanya Bella pada Gamma.

“Gak,” balas Gamma irit.

Bella termenung. Perempuan itu hanya bisa memandangi Gamma.  Kemudian Bella bergeser ke kanan. Tangannya memeluk kedua kakinya sambil menatap ke arah laptop. Ada jeda Panjang di antara keduanya. Gamma juga mendengar Bella sedang bergumam sesuatu.

“Susah ya buat dapet perhatian dari lo.”

***

Zianna tersenyum geli. Perempuan itu sibuk mengamati kedua nya. Sekali lagi Zianna merasa Gamma memiliki perasaan pada Bella. Melihat Gamma dan Bella Tengah duduk berduaan dengan Bella yang bersandar di bahu Gamma.

Bella cuman temen gue, ga lebih.

Zianna mendengus. Kata-kata itu tidak seperti kenyataan yang diliat.

“Ekhem! Kayaknya gue ganggu nih,” ucap Zianna menghampiri mereka berdua.

Gamma yang kaget mendapati Zianna dihadapannya. Membuat lelaki itu menegakan badannya dan membuat Bella terusik. Bella yang sama kagetnya segera menjauh dari Gamma.

“Dianterin Arga?” tanya Gamma.

“Iya. Kebetulan aja dia nawarin,” jawab Zianna lalu duduk tepat di hadapan Gamma dan Bella.

“Padahal gue bisa jemput,” ucap Gamma. Tidak tahu kenapa Gamma merasa tidak suka dengan kedekatan Zianna dengan Arga.

“Ga usah. Btw kalian berdua aja nih? Kenapa cuman dirumah sih kan bisa tuh di café atau dimana gitu,” ucap Zianna antusias.

“Kita lagi nugas bukan mau healing Zia,” jawab Gamma.

“Iya tau. Tapi kan kalo diluar suasananya lebih asik. Ya kan bella?” tanya Zianna.

ARGANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang