Lamaran

178 15 0
                                    

Jangan lupa sebelum membaca untuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa sebelum membaca untuk

Vote
Komen
Dan ikuti agar tidak ketinggalan cerita nya ya!!

Tibalah saatnya hari untuk lamaran Dijah dan Gus Azzam.

" Sudah siap kamu Azzam?" Tanya Abah Khalid kepada Azzam.

" Insya Allah Azzam sudah siap Abah " jawab Azzam dengan sedikit ragu .

" Yasudah kalau begitu kita langsung berangkat saja " ucap Abah Khalid yang mengajak Azzam dan umi Rahma .

"Baik Abah " ucap umi Rahma.

Azzam , umi Rahma dan Abah Khalid pun pergi ke rumah pak Ali dan ibu Wati untuk melakukan lamaran.

Selama perjalanan ke rumah pak Ali , perasaan Azzam tidak karuan karena ada rasa sedih , kecewa , dan panik menjadi satu .

Ia mulai berdzikir untuk berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Sampai nya di rumah pak Ali dan ibu Wati .

" Alhamdulillah sampai juga " ucap umi Rahman engan perasaan lega .

" Ayo kita segera masuk " ucap Abah Khalid

" Na'am Abah " ucap umi dan Azzam

Tok tok to ( suara ketukan pintu )

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab pak Ali
sambil membuka pintunya.

" Ali "

" Ya Allah Khalid"

Abah Khalid dan pak Ali berpelukan dan menggunakan tosnya dulu .

" Masih sama aja kamu ya Ali "

" Masih ngganteng kan maksudnya ? "

" Iya masih ngganteng kok kayaknya"

"Eh ayo ayo silahkan masuk , ini gara gara kamu Khalid saya lupa untuk mempersilahkan kalian untuk masuk "

" Kamu itu masih saja suka menyalahkan saya .. Syukron"

" wa iyyaka Khalid , silahkan duduk "
Azzam segera mencium tangan pak Ali .

" Barakallah ini Gus Azzam kan ?" Tanya pak Ali

" Na'am pak saya Azzam "jawab Alif dengan tersenyum .

" Oh iya dimana Dijah dan Bu wati ?" Tanya umi rahma

" Mereka berdua lagi di dapur, bentar lagi juga kesini " jawab pak Ali

Benar saja Bu wati dan Dijah pun keluar dari dapur dan menuju ke arah ruang tamu .

" Mangga Abah .. umi .. Gus di unjuk rumiyen " ucapan Dijah sambil menaruh cangkir nya satu persatu.

Mendengar suara itu detak jantung Azzam berdebar dengan hebat karena ia merasa mengenali suara ini . Azzam pun memberanikan diri untuk melihat wajah nya Dijah .

Cinta Gus Azzam Hanya Milik DijahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang