Hari yang selalu membuat Taehyung cemas akhirnya datang. Malam ini adalah malam rut pertama nya Jungkook, dan biasanya Jungkook akan melewati masa rut nya itu sekitar 2 sampai 5 hari. Semua tergantung dari bagaimana Jungkook mengendalikan hormonnya.
Seorang alpha yang sedang dalam fase rut yang ada dalam diri mereka hanyalah bagaimana caranya mencari kepuasan. Ledakan hormonnya lebih utama dari apapun. Bahkan alpha tak butuh pemikiran rasionalnya lagi ketika sedang dalam masa rut.
Taehyung hanya bisa termenung duduk di tepi ranjangnya dengan tatapannya yang resah yang terus menatap pintu kamarnya. Ia dilarang keras oleh alphanya untuk keluar dari dalam kamarnya sampai mendapatkan perintah dari alphanya terlebih dahulu.
Biasanya Taehyung akan menjadi omega yang patuh. Tapi rasa cemasnya pada Jungkook yang mungkin akan melampiaskan rut nya dengan omega lain, membuat omega yang patuh itupun menjadi omega yang pembangkang.
Taehyung beranjak dari ranjangnya, berjalan dengan langkahnya yang diiringi dengan degup jantungnya yang bertalu. Ia sadar sangat jika apa yang akan ia lakukan ini akan memancing kemarahan Jungkook.
Tapi airmatanya terus bergulir setiap kali ia memikirkan Jungkook yang tengah melewati rut nya tanpa dirinya.
Tangannya tremor, namun tak menyurutkan Taehyung untuk memutar knop pada pintunya. Selangkah lagi ia akan ke luar dari kamarnya.
Pikiran Taehyung semakin gelisah ketika padangannya kini tertuju pada kamar yang berada di paling ujung. Itu adalah ruangan kerja, dan sekarang Jungkook berada di dalam sana. Mengisolasi dirinya sendiri.
Gugup, itu yang dirasakan Taehyung. Ini pertama kalinya ia tak mematuhi alphanya.
Pintu Taehyung ketuk, teramat pelan. Taehyung berharap Jungkook tak akan menyadarinya. Tapi Taehyung lupa jika insting alpha sangatlah tinggi, terlebih jika itu terhadap omeganya sendiri.
Jungkook menajamkan pendengarannya, dan memusatkan perhatiannya pada suara ketukan yang teramat pelan dari luar sana. Ia tahu jika omeganya kini tengah merasa takut dan cemas, dan Jungkook pun juga tahu apa yang menyebabkannya. Tapi bukan saatnya Jungkook untuk melunak.
"Apa kau memerlukan sesuatu queen?" Tanya Jungkook dari dalam ruangannya. Tanpa beranjak dari tempat duduknya, apalagi berniat untuk membukakan pintu untuk Taehyung.
Taehyung menggeleng dibalik pintu, seolah alphanya dapat melihatnya. Dia tidak memerlukan sesuatu, tapi sepertinya alphanya lah yang memerlukan sesuatu itu.
"Istirahatlah queen... dokter mengatakan jika kau harus banyak istirahat." Kata Jungkook tenang. Rut Jungkook baru akan mulai terasa gejolaknya mulai tengah malam nanti, dan sekarang masihlah terlalu dini untuk Jungkook merasakan lonjakan perubahan emosinya.
Taehyung kembali menggeleng dengan pipinya yang semakin basah. Semua ejaan tercekat di tenggorokan, menguap perlahan menjadi emosi yang membuat dada Taehyung semakin bergemuruh.
Suara ketukan pada pintu ruang kerja Jungkook mendadak terdengar begitu ribut. Jungkook menghela nafasnya panjang dan mengepalkan tangannya di atas meja. Omeganya benar-benar menguji kesabarannya.
Tubuh Taehyung mendadak kaku di depan pintu. Ia merasakan jika perlahan alphanya mulai mendekat ke arahnya. Bau pheromone Jungkook dapat Taehyung rasakan. Jungkook marah padanya, dan Taehyung dapat merasakan itu meski tak ada suara yang saling bersahut.
"Jungkook.. bolehkah aku melihatmu sebentar." Pinta Taehyung dengan suara lirihnya.
"Tidak!"
Jungkook harus tegas di sini. Sekali lagi ia menekankan pada dirinya, jika sekarang bukan waktunya untuk melunak. Membuka pintu sama saja akan membuka petaka.
Hormonnya tidak akan terkendali jika sampai ia bertemu dengan Taehyung. Jungkook juga sangat paham apa yang tengah ingin dilakukan oleh omeganya saat ini.
Taehyung tidak akan langsung pergi begitu saja setelah melihatnya. Mungkin Taehyung akan langsung menghambur dalam pelukannya, dan Jungkook tak punya tameng yang kuat untuk membuat pertahanan.
"Aku mohon Jungkook..." Taehyung masih tampak memaksa dengan keinginannya yang ia tahu itu hanya akan membuat marah Jungkook.
"Aku yang harusnya mohon padamu queen.... Segera kembali ke kamar mu sebelum aku benar-benar marah."
Hening, itu yang terjadi hingga beberapa menit yang terlewat, tapi Jungkook tahu jika omeganya masih berada di depan pintu.
"Aku takut tak bisa menahannya jika sampai aku melihatnu queen..." Tangan Jungkook mengepal erat. Ia juga ingin sekali berhambur dalam pelukan Taehyung dan menghirup pheromone manisnya. Namun Jungkook tak bisa menjamin jika dirinya nanti bisa mengontrol hormonnya.
"Hanya sebentar saja Jungkook... aku janji akan langsung pergi." Ucapan Taehyung kali ini terdengar begitu sangat meyakinkan. Hingga akhirnya, pertahanan Jungkook pun runtuh.
Kali ini yang berdegup jantungnya bukan hanya ada Taehyung saja, tapi juga ada Jungkook. Bahkan degupan milik Jungkook begitu reramat keras dan kasar.
Perlahan Jungkook membuka pintunya dan tatapannya langsung tertuju pada seorang omega yang tengah menatapnya lekat dengan sorot matanya yang sendu.
Pintu sudah terbuka sepenuhnya tapi tak ada satupun diantara Jungkook dan Taehyung yang memulai interaksinya. Pandangan Taehyung yang semula lurus pun kini perlahan tertunduk. Alphanya sudah berada di hadapannya, tapi nyali Taehyung hanya sekedar untuk meraih tangan Jungkook pun hilang ditelan rasa takutnya.
"Mendekat queen... atau aku akan menutup pintunya."
Dalam hitungan sekon Taehyung langsung menghambur dalam pelukan Jungkook. Taehyung tahu niat Jungkook untuk tak melibatkannya dalam rut nya kali ini adalah disebabkan oleh kehamilannya. Tapi Taehyung juga tak habis pikir, kenapa ia begitu sangat kekanak-kanakan sekali sekarang.
Jungkook memeluk tubuh Taehyung erat, menyalurkan pheromone nya yang menenangkan untuk omeganya. Taehyung tengah dilanda kecemasan, dan seharusnya Jungkook tak terlalu keras pada Taehyung.
Tapi sudah berapa kali ditekankan untuk jangan melunak.
Pelukan telah terlepas, namun tampaknya Taehyung ingkar dengan janjinya sendiri.
"Queen!" Jungkook menekan panggilannya dan Taehyung menggelengkan kepalanya sembari berjalan lebih masuk ke dalam ruangan kerja Jungkook.
"Jangan menguji kesabaranku queen!" Jungkook menatap tajam ke arah Taehyung yang kini tengah memutari meja kerja Jungkook.
"Aku tidak akan keluar, bahkan jika kau menyeretku." Ucap Taehyung dengan sorot matanya yang tiba-tiba menajam.
Jungkook tak berani melangkah semakin mendekat ke arah Taehyung. Keberadaan Taehyung sudah mulai mengusiknya.
"Kau tahu kan queen... bagaimana aku jika sedang mengalami rut?" Jungkook memejamkan matanya, mencoba mengontrol emosinya.
Taehyung mengangguk. Tentu ia sangat tahu bagaimana brutal nya Jungkook ketika dalam masa rut. Jungkook sering melakukan knotting padanya dan itu rasanya sangat sakit sekali.
"Aku akan menemanimu."
"QUEEN!"