Queen

362 55 4
                                    

Mungkin kali ini Jungkook masih bisa menahannya. Meski rasanya hampir mustahil jika Jungkook akan bisa mengontrol lonjakan dari hormonnya nanti. Tapi tatapan meng iba dari omeganya benar-benar meruntuhkan tekad Jungkook yang hendak menghabiskan masa rut nya kali ini tanpa Taehyung.

Bohong jika Jungkook akan melewati rut nya kali ini sendirian. Rut seorang alpha akan terasa sangat menyakitkan tanpa adanya omega untuk melampiaskan.

Jungkook sudah menyiapkan beberapa omega yang akan siap melayaninya selama masa rut nya. Ia sudah membayar mahal untuk 10 omega sekaligus. Jungkook akan menjadi orang yang berbeda ketika rut telah melahap habis semua sisi manusianya. Dan Taehyung bukanlah omega bodoh yang bisa dibohongi alphanya begitu saja.

"Jangan kira aku tak tahu apa yang sedang kau rencanakan Jungkook..." Kata Taehyung lembut. Nada suara Taehyung samasekali tidak ada seruan protes, tapi Jungkook tahu jika omeganya saat ini sedang mencoba mengintimidasinya.

Jungkook merasakan aliran darahnya berdesir hebat ketika merasakan usapan lembut pada pipi dan lalu turun ke garis rahangnya.

"Aku hanya tak ingin menyakitimu dan berujung membuat kesalahan besar." Jungkook memejamkan matanya ketika ia rasakan nafas Taehyung berhembus hangat di ceruk lehernya. Satu persatu kancing kemejanya terlepas dan dadanya yang bidang menjadi tempat Taehyung memulai aksi jamahannya.

"Dengan melarangku menyentuhmu, itu lebih menyakitkan dari apapun itu Jungkook..." Taehyung mengecupi area dada Jungkook dan lalu turun ke perut. Membuat ribuan kupu-kupu menggelik sarat rangsangan Jungkook.

Suara geraman samar terdengar mendayu di telinga Taehyung, ketika aksi liarnya sebentar lagi akan sampai pada intinya.

"Aku adalah aplha queen... jangan berharap kau akan menemukan sisi Jungkook di sini!" Geram Jungkook.

Taehyung menghentikan aksinya dan lalu berdiri tegap menatap manik Jungkook yang tampak menggelap, lalu kemudian menangkup pipi Jungkook dan mendekatkan bibirnya dengan bibir Jungkook.

"Dan aku bukan Taehyung yang selalu kau puja sebagai queen. Aku adalah omegamu." Taehyung menakankan kata omega sesaat sebelum ia mendaratkan bibirnya pada bibir Jungkook.

Ciuman pun tercipta dari yang lembut berubah kasar lalu lembut lagi dan kasar lagi. Terlarut dalam ciuman yang panas, jiwa Jungkook total sudah terbakar. Ia tidak akan menundanya lagi. Jungkook butuh satu pelepasan untuk mengurangi tekanan dari hormonnya yang melonjak.

Taehyung memejamkan matanya, terlentang pasrah ketika alphanya sudah mengambil alih permainan selanjutnya.

Ketika perlahan Taehyung merasakan intinya mulai dikoyak, Taehyung tahu jika alphanya sedang berusaha berlaku selembut mungkin agar tidak menyakitinya.

Taehyung menekan pantat Jungkook, memberikan tanda agar Jungkook bisa semakin ke dalam menghentak intinya. Hingga Jungkook pun mulai mendorong kesenangannya lebih keras lagi dan lebih dalam lagi.

Letupan bahagia pun saling bersahutan antara Jungkook dan Taehyung di dalam ruangan kerja Jungkook.

.
.

Peluh lelah telah membasahi sekujur tubuh Taehyung, namun gairah yang berkobar dari dalam diri alphanya belum ada tanda-tanda surut juga. Ini sudah memasuki hari ke 3 dan Taehyung tidak tahu masih ada berapa hari lagi hingga rut Jungkook berakhir.

Tubuh Taehyung kembali dihentak dan desahannya pun untuk yang kesekian kalinya lolos, menginfasi ruangan kamar mereka. Setelah mereka melakukannya pada malam itu, Jungkook menggendong tubuh Taehyung masuk ke dalam kamar mereka berdua.

Pheromone jantan yang dikeluarkan oleh Jungkook begitu sangat kuat sekali, hingga beberapa omega yang sudah datang dan bersiap untuk melayani sang alpha Jungkook, nyaris jatuh limbung dan mendadak mengalami horny yang tinggi.

Bukan hanya omega bayaran yang kecewa karena gagal melayani alpha Jungkook, tapi Seokjin lebih kecewa dari siapapun yang ada di ruangan tamu pada malam itu.

Seokjin sudah menyiapkan satu omega untuk Jungkook, dan Seokjin menaruh harap jika pelayanan omega itu tidak hanya akan berakhir sampai di rut Jungkook saja. Tapi sepertinya omega tamak itu sudah mengalami kekalahan bahkan sebelum ia memulai perang.

"Jungkook... Eunghhh..." Taehyung merasakan panas di sekujur tubuhnya. Lubang intinya kembali dikoyak oleh napsu Jungkook. Manik Jungkook masih menggelap, hanya ada tatapan napsu di sana. Dan Taehyung berharap jika ia bisa melewati ini semua tanpa menyakiti janin dalam kandungannya.

Terkadang Jungkook memperlakukannya dengan lembut tapi tak jarang juga Jungkook lepas kontrol. Bahkan ketika Taehyung menjerit mengatakan sakit karena gigitan Jungkook pada tulang selangka Taehyung nyaris merobek lapisan kulit luar Taehyung, Jungkook pun masih tak mengindahkannya. Jungkook terlalu sibuk mengejar puncaknya hingga terkadang lupa akan keberadaan Taehyung.

Memasuki hari ke lima mata sayu dan lelah tercetak jelas di wajah ayu Taehyung. Namun itu bukan berarti ia akan menyerah dan meninggalkan Jungkook.

"Aku akan menyelesaikan malam ini sendiri Taehyung... kau bisa istirahat." Jungkook memangku Taehyung dengan posisi saling hadap. Tangannya terus mengelus lembut area perut Taehyung yang masih rata. Jika sampai terjadi apa-apa dengan calon anaknya, Jungkook tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Taehyung menggeleng dan lalu menempelkan keningnya pada kening Jungkook.

"Aku akan menemanimu sampai selesai Jungkook... Ingat aku bukanlah omega yang lemah." Seru Taehyung yang lalu dihadiahi ciuman pada pipinya oleh Jungkook.

"Luna... aku mohon berkatilah omegaku." Jungkook menyerukan do'a nya sebelum ia kembali menyampurkan gairah dan napsunya menjadi leburan birahi yang meletup di tengah keheningan malam kali ini.

Mungkin malam ini adalah malam rut terakhir Jungkook. Dan setelah malam ini berlalu, Jungkook akan segera membawa Taehyung untuk menemui dokter dan memeriksakan kondisinya.

.
.

Sorot mata seorang omega tampak begitu gelap dan kelam. Obsesinya untuk mendapatkan cinta dari seorang aplha pujaan berakhir dengan dirinya yang menyerahkan tubuhnya pada Ayahnya sendiri.

Junmyeon terkenal dengan sebutan alpha yang maniak seks. Terlebih dengan omega jiwa muda seperti Eunha. Tidak perduli jika itu adalah puterinya sendiri. Junmyeon begitu sangat menyukai ketika tubuhnya menyatu dengan tubuh Eunha.

Rasa obsesi yang sudah mendarah daging dalam diri Eunha telah membutakan mata dan hatinya.

"Jika aku tak bisa memiliki Jungkook, maka kamu juga tidak akan pernah aku biarkan untuk memiliki Jungkook." Janji Eunha pada dirinya sendiri.

Matanya yang kosong menerawang di tengah gelapnya langit malam. Senyum iblisnya terukir menakutkan. Eunha sudah tidak sabar untuk datangnya hari itu. Hari di mana ia akan menghabisi nyawa Taehyung. Ayahnya akan membantu penuh aksinya dengan bayaran tubuhnya.

 Ayahnya akan membantu penuh aksinya dengan bayaran tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang