Queen

362 50 9
                                    

Jungkook menggeram marah, meski kilatan kesedihan tak bisa ia elakkan dari sorot tatap matanya. Laporannya pada pihak kepolisian tentang hilangnya Taehyung, akhirnya mendapatkan jawaban.

Satu sisi Jungkook merasa senang, karena ternyata hilangnya Taehyung tak seperti yang selalu Ibunya bicarakan, jika Taehyung sengaja meninggalkannya. Namun di sisi lain, duka yang menyelimuti Jungkook begitu sangat menyesakkan dadanya.

Sebuah mobil ditemukan oleh seorang penyelam yang sedang ingin mengekplor kedalaman dari sungai tempat di mana Taehyung ditenggalamkan. Di sana penyelam itu menemukan sebuah cincin pernikahan. Mulanya penyelam itu mencoba untuk mengabaikannya. Tapi entah kenapa insting nya mengatakan jika mungkin sang pemilik cincin itu ingin meninggalkan petunjuk.

Park Jimin. Nama si penyelam itu adalah park Jimin. Seorang beta yang di matting oleh alpha bernama Yoongi. Jimin langsung melaporkan tentang apa yang ia lihat di dasar sungai dan juga memberikan beberapa barang bukti yang ia temukan. Setelah memeriksa beberapa laporan selama beberapa minggu lalu, akhirnya pihak kepolisian memutuskan untuk menghubungi Jungkook, agar segera bisa melakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.

Jungkook tahu jika hilangnya Taehyung bukanlah hal yang sederhana. Meskipun Jungkook yakin jika dirinya tak memiliki musuh sehingga mereka melukai Taehyung. Tapi Jungkook juga sadar jika selama ini aksinya yang selalu menentang semua ucapan Ibunya, tidak akan pernah berakhir sampai di sana saja.

Tak ada mayat yang ditemukan di dalam sungai. Taehyung masih dinyatakan hilang sampai sekarang. Dan selama Jungkook belum melihat dengan mata kepalanya sendiri, entah itu Taehyung yang menghianatinya, atau Taehyung yang meninggal, maka selama itu belum terbukti, Jungkook masih akan tetap mencari keberadaan Taehyung dan percaya padanya.

Tapi apakah pemikiran Jungkook itu juga akan sama dengan pemikiran Taehyung?

Satu bulan lebih dirinya berada dalam sekapan rasa surga oleh alpha Jonathan, dan harusnya Taehyung juga tidak usah kaget jika ternyata dibalik itu semua ada campur tangan Ibu Jungkook, Seokjin.

Seokjin datang lagi seperti beberapa hari yang lalu. Masih dengan pembahasan yang sama yaitu meminta Taehyung untuk mengakhiri semua rencananya.

Di sini Taehyung seperti tidak diberikan pilihan selain harus mengakui jika dirinya memang ingin membalas dendam atas kehancuran ke dua orangtuanya.

"Tidak ada keuntungan yang akan aku dapatkan jika aku mengikuti permainanmu." Taehyung tersenyum angkuh menatap kosong pada hamparan rumput di belakang mansion Jonathan.

Seokjin masih nampak tenang, ia tahu jika omega yang berada di sebelahnya adalah omega yang angkuh, sama seperti dirinya. Mungkin akan tampak lemah lembut seperti pada kebayakan omega lainnya, tapi tidak untuk kegigihan dalam mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya.

"Tapi sayangnya... Jungkook sudah tidak menginginkanmu lagi." Kata Seokjin sembari menyelipkan rambut Taehyung yang sudah sedikit memanjang dan lalu menyelipkannya dibelakang telinganya.

Taehyung menoleh kesamping dan tersenyum cantik menatap Ibu mertuanya yang mempunyai perawakan peri tapi berhati iblis.

"Jika Jungkook yang mengatakannya langsung, maka aku akan percaya."

Senyum Seokjin memudar. Omega bernama Taehyung cukup untuk menaikkan tensinya.

"Baiklah jika itu kemauanmu... akan aku kabulkan." Kata Seokjin dengan angkuh dan lalu berdiri.

Kini hanya tinggal Taehyung yang duduk sendiri di taman belakang mansion. Jonathan dan Seokjin memang tak menyakitinya secara fisik tapi mereka sudah sukses menyakiti Taehyung secara mental secara pelan-pelan. Mereka sudah memisahkan seorang omega yang tengah mengandung dari alphanya. Di mana di saat rentan seperti sekarang ini Taehyung membutuhkan lebih banyak kehadiran alphanya.

Dan untuk keskian hari yang sudah Taehyung lewati, hanya ada senyum angkuh di siang hari untuk menunjukkan kesombongannya pada Jonathan dan Seokjin, lalu malamnya hanya akan ada tangis yang Taehyung tunjukkan sebagai luapan rasa rindunya pada alphanya.




.
.

Belakangan ini Eunha mulai gencar mendekati Jungkook lagi. Tujuannya tentu selain untuk mendapatkan hati Jungkook, Eunha juga ingin mengawasi pergerakan Jungkook. Bahkan beberapa kali Jungkook terlihat pergi makan di restaurant bersama dengan Eunha dengan alasan membicarakan bisnis.

Tak ada alasan bagi Jungkook untuk menolak ajakan Eunha. Terus berdiam meratapi kehilangan omeganya, tak akan membuat semesta menurunkan keajaibannya tiba-tiba dengan mengembalikan Taehyung pada pelukan alphanya.

Bohong jika Eunha tak tak panik ketika mengetahui jika mobil yang ia gunakan untuk menenggelamkan Taehyung ditemukan, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Taehyung di sana. Bahkan pemberitaan jelas mengatakan jika ada orang yang kemungkinan merusak pintu dari luar dan menyelamatkan Taehyung.

Eunha hampir gila hanya memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan semakin membuat dirinya hancur.

"Jungkook... apa kau sudah dapat kabar terbaru lagi dari Taehyung?" Tanya Eunha tanpa basa-basi. Ia benar-benar sudah tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Belum ada, tapi aku yakin jika Taehyung sekarang dalam keadaan baik-baik saja." Kata Jungkook santai sambil memainkan bolpen di tangannya.

"Bagaimana kau bisa yakin akan hal itu Jungkook.... sedangkan kau sendiri belum mendapatkan kabar terbaru darinya." Eunha mengulum jemari di tangannya. Dadanya terus bergemuruh. Harusnya ia memastikan jika Taehyung benar-benar mati. Nyalinya membunuh ternyata masih perlu diasah. Eunha terlalu takut dengan resiko, hingga ia pun memutuskan untuk membuat kematian Taehyung seolah seperti kecelakaan saja.

Jungkook mendongak dan menatap Eunha dengan ulasan senyum miringnya. "Insting alphaku mengatakan seperti itu, dan berhenti untuk mencari infomasi tentang Taehyung, jika kau tak mau aku jadikan tersangka."

Tubu Eunha seketika terhenyak oleh ucapan Jungkook. Mata Eunha berkedut, menyiratkan ketidakterimaan atau lebih tepatnya ketakutan. "Omong kosong apa yang sedang kamu ucapkan Jungkook..."

Jungkook kembali memeriksa berkas yang dibawa oleh Eunha tanpa memperdulikan bagaimana omega di depannya itu sedang menatapnya dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.

Jungkook juga bukan alpha sembrono yang akan menjadikan orang-orang yang berpotensi bahaya pada Taehyung untuk dijadikannya tersangka. Jungkook hanya ingin mengikuti alurnya saja. Di mana Eunha yang selalu penasaran, dan di mana Ibunya yang selalu membujuknya untuk berpisah dengan Taehyung, bahkan ketika Taehyung saja tidak ada.

Ada yang berencana membunuh Taehyung dan itu tentu sudah tak terbantahkan lagi. Dua pengawal beta dan satu maid omega tewas di rumahnya. Dan cincin pernikahannya ditemukan di dasaran sungai terjepit di antara pojokan jok mobil, seolah Taehyung ingin memberikan petunjuk.

"Taehyung belum meninggal Eunha... Dan sekarang ia sedang berada di suatu tempat." Ucap Jungkook lirih sembari tersenyum smirk. Membuat tubuh Eunha semakin bergidik ngeri.

"Aku ikut senang mendengarnya Jungkook..."

Eunha adalah pembohong yang buruk. Jungkook dapat melihat dengan jelas jejak garis ketakutan dalam wajah Eunha. Tapi belum saatnya untuk mendesak Eunha, Jungkook yakin Eunha tak tahu menahu tentang keberadaan Taehyung saat ini. Jadi tetap menyimpan amarah, adalah pilihan yang terbaik untuk Jungkook saat ini.

 Jadi tetap menyimpan amarah, adalah pilihan yang terbaik untuk Jungkook saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang