Satu minggu sudah berlalu dan Jungkook masih juga belum mendapatkan petunjuk kemana perginya Taehyung. Namun yang menjadi masalah utama Jungkook saat ini bukanlah tentang hilangnya Taehyung, tapi tentang sesuatu yang lain, yang bahkan tak pernah terlintas dalam benak Jungkook.
"Apalagi yang kau harapkan dari omega tak tahu diri itu." Seokjin menyesap anggur, duduk dengan menyilangkan kakinya. Ia tampak sangat cantik dan anggun dengan dress warna navy yang ia kenakan. Jungkook mengerutkan alisnya memindai kesempurnaan yang ada pada Ibunya. Kenapa omega sesempurna itu memiliki hati yang sangat jahat.
"Tentu saja sedang memikirkan bagaimana cara Ibu akan mempertanggung jawabkan ucapan Ibu."
Seokjin menatap kesal pada puteranya. "Apa aku harus membeberkan aib Ayahmu Hah!!"
"Dia bukan Ayahku." Sahut Jungkook cepat dan sukses memancing emosi Seokjin.
"Jeon Jungkook!! Terlepas siapapun Ayah biologismu, itu tetap tidak akan menampik siapa kamu sebenarnya. Kamu adalah satu-satunya pewaris dari keluarga Jeon! Dan itulah tujuan Taehyung mendekatimu!"
Jungkook tahu jika Ibunya begitu sangat membenci Taehyung. Sesama omega tapi saling mencaci dan merendahkan. Tapi Jungkook tak pernah terpikir jika alasan sebenarnya bukanlah itu.
"Kenapa harus aku Ibu...?" Tanya Jungkook lirih. Alpha itu tampak tak memiliki tenaga sama sekali. Ia seperti sedang diombang ambing oleh kebenaran dan kepalsuan secara bersamaan.
Seokjin meletakkan gelas anggurnya, berdiri dan berjalan menghampiri puteranya yang duduk di seberangnya. Meskipun puteranya itu selalu membangkan, tapi Jungkook tetaplah puteranya.
"Karena pembalasan dendam yang sempurna adalah jika melihat lawannya hancur." Ucap Seokjin lembut sambil mengelus kepala Jungkook.
Jungkook menegadah, menatap Ibunya yang berdiri di depannya. Menatap dengan mata berkantung. Genap satu minggu setelah kepergian Taehyung, genap pula Jungkook tak memejamkan matanya barang satu detik pun.
"Kalian yang jahat, kenapa harus aku yang jadi pembalasan..." Jungkook mengedipkan matanya untuk menghalau airmatanya agar tak luruh. Belum saatnya untuk menangis, dan belum waktunya untuk meragukan Taehyung.
Seokjin tersenyum lembut namun ada getir pada ulasan bibirnya. Puteranya yang seorang alpha tampak begitu sangat rapuh sekali hanya karena cinta.
"Taehyung tahu kamu adalah satu-satunya yang dimiliki oleh keluarga Jeon, menghancurkan mu sama saja menghancurkan seluruh keluarga Jeon."
"Tapi Taehyung sedang hamil anakku Ibu..." Teringat dengan janin dalam perut Taehyung, Jungkook tak dapat lagi menahan airmatanya.
"Dan pada akhirnya Taehyung akan tetap jadi pemenangnya karena dia punya pewaria dari keluarga Jeon."
Jungkook terdiam lama dan pada akhirnya ia tak memiliki kata untuk menyanggah atau menyangkal apapun yang dikatakan oleh Ibunya. Taehyung hanya ingin balas dendam, karena penyebab kematian ke dua orangtuanya disebabkan oleh Jeon Namjoon.
Namjoon adalah rekan bisnis dari Ayah Taehyung. Sama-sama perintis dari bawah. Tapi ketika sudah sama-sama sukses, Namjoon yang tamak tega untuk menipu sahabatnya sendiri hanya karena tergiur keuntungan yang lebih besar jika dirinya dapat menjalankan proyek nya sendiri.
Ayah Taehyung menjadi depresi. Baginya ini bukan hanya tentang finansial, tapi juga tentang kepercayaannya yang sudah dihancurkan. Dunia seakan runtuh dan gairah hidup pun hilang.
Ke dua orangtua Taehyung memutuskan untuk melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggelamkan mobil yang mereka tumpangi di aliran sungai yang memiliki arus deras dan juga kedalaman yang sangat curam. Bahkan aksi nekat mereka tidak tanggung-tanggung. Taehyung yang masih balita pun ikut turut dibawa serta.