Jonathan membawa Taehyung ke rumah sakit. Denyut nadinya sangat lemah, dan dokter yang ia panggil ke rumah untuk menangani Taehyung menyatakan tidak sanggup, atau lebih tepatnya tidak mau mengambil resiko. Dan semuanya menjadi semakin membuat Jonathan kesal karena Seokjin tak dapat dihubungi.
"Sialll... kemana kamu Seokjin?!" Jonathan berteriak di lorong rumah sakit sambil meremas ponselnya. Ini sudah pamggilan yang tak terhitung kalinya dan Seokjin masih juga belum menerima panggilannya, bahkan membalas pesannya saja tidak.
Marah dan khawatir meliputi Jonathan, Seokjin tak pernah seperti itu. Memang benar jika Jonathan bukanlah prioritas omega Seokjin, Seokjin lebih mencintai saudaranya, alpha Namjoon, dan Jonathan pun juga sadar akan hal itu. Tapi tak pernah satu kalipun Jonathan merasa dibaikan oleh Seokjin seperti sekarang ini.
Ini bukan diabaikan, tapi Jonathan yakin jika ada sesuatu yang menimpa Seokjin.
Namun Jonathan harus menyimpan kemarahannya saat ini. Seorang perawat memanggilnya, katanya dokter ingin berbicara pada wali pasien. Gugup tentu saja. Jonathan bukanlah wali dari Taehyung. Bagaimana nanti jika dokter melemparkan banyak pertanyaan kritis.
"Apakah anda alpha dari omega Taehyung?" Tanya pria paruh baya yang memakai jaz putih.
"Bukan, aku adalah ayah mertuanya." Ucap Jonathan sedikit gugup. Ini adalah fakta, tapi justru tak pernah terlintas sedikitpun jika ia akan mengucapkan hal itu.
"Lalu di mana dia, apakah dia sedang dalam perjalanan ke sini? Omeganya sangat membutuhkannya sekarang juga atau Ibu dan bayi tidak akan ada yang selamat."
Jonathan menahan senyum getirnya. Tentu bukan itu yang ia harapkan dengan Seokjin. Memang ia tak mengharapkan Taehyung. Tapi untuk bayinya, Jonathan dan Seokjin amat terangat sangat menginginkannya. Bayi itu adalah calon pewaris tunggal dari seluruh kekayaan Ayahnya dan juga kakeknya.
"Humm.. Dia akan sampai sebentar lagi dok..." Bohong Jonathan. Ia sudah kehabisan kata-kata. Satu-satunya yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana cara menghubungi Seokjin dan menyelesaikan semua masalah ini.
Taehyung ditemukan oleh asisten rumah tangga yang memang sengaja diperintahkan oleh Jonathan untuk memeriksa keadaan Taehyung. Dan setelah asisten itu masuk, Taehyung ditemukan dalam keadaan sudah pingsan di dalam bathup. Bagus, masih untung belum mati. Jonathan yang baru saja memejamkan matanya beberapa saat itupun akhirnya benar-benar kehilangan jam tidurnya setelah itu.
Sekarang kondisi Taehyung masih belum sadarkan diri. Di dalam paru-paru Taehyung penuh dengan air. Penyelamatan pertama yang dilakukan Jonathan dengan memanggil dokter ke rumahnya itu sudah tepat. Karena jika dalam keadaan lemah Taehyung langsung dibawa ke rumah sakit, mungkin nyawa Taehyung tak kan tertolong lagi.
Lelah bergelut dengan isi pikirannya, Jonathan yang belum berani masuk ke dalam kamar tempat Taehyung dirawat pun kini tampak kembali menghubungi Seokjin, dia duduk di salah satu kursi kafetaria yang ada di dalam rumah sakit. Wajahnya kusut dan pikirannya pun semakin semerawut.
1 panggilan kembali terabaikan, hingga panggilan ke 3 pun tersambung. Dan dalam detik itu juga, Jonathan yang sudah tak bisa membendung semua isi pikirannya langsung mengatakan semuanya apa yang terjadi dengan Taehyung saat ini.
_Jinnie sayang kau ada di mana... kenapa lama sekali tidak menjawab telponku_
Nada suara Jonathan terdengar bergetar. Kilasan balik tentang kematian ke dua orang tua Taehyung melintas kembali di dalam ingatannya. Dulu... beberapa tahun silam, ia juga tak berniat untuk membunuh ke dua orang tua Taehyung, tapi semuanya mengalir begitu saja. Sebuah pembunuhan berencana yang tampak alami sekali seperti bunuh diri. Dan Jonathan tak mau itu terulang kembali pada Taehyung.
Jonathan menarik nafasnya panjang dan terdengar begitu sangat berat. Orang disebrang telephone masih terdiam, dan kini Jonathan melanjutkan ucapannya.
_Taehyung mencoba bunuh diri dengan menenggelamkan tubuhnya ke dalam bathup. Dan sekarang dokter mengatakan jika Taehyung harus segera ditangani oleh alphanya sebelum dokter melanjutkan penanganan sesuai medis padanya_
Jonathan mengusap wajahnya sembari meneguk perlahan kopi hitam panas nya. Taehyung dalam keadaan heat dan itu pasti sangat menyiksa. Hormon dari omega yang hamil dan dipadukan dengan lonjakan hormon ketika heat, tentu ini adalah sesuatu yang sangat amat berakibat fatal jika sampai tak mendapatkan pelampiasan. Entah itu sentuhan dari alpanya, atau obat pereda heat. Dan sialnya satupun Taehyung tak mendapatkan itu.
_Kau tahu kan Jinnie.. jika Taehyung sekarang dalam keadaan heat, dan kamu melarangku untuk memberikan obat pereda heat padanya. Taehyung... Dia menyayat lengan dan kakinya, mencoba menciptakan rasa sakit yang baru untuk melawan rasa sakitnya. Dan setelah semua rasa sakit itu tak dapat ia atasi, dia mencoba untuk bunuh diri_
Suara Jonathan semakin bergetar, ia berucap dengan begitu sangat lirih, tapi Jonathan yakin jika omeganya disebrang telephone dapat mendengarkannya dengan baik, meski belum ada sahutah satu patah katapun.
_Jinnie aku takut sekali... apa yang harus aku lakukan Jinnie... aku hanya tak mau kejadian ke dua orang tua Taehyung terulang kembali_
_Sekarang di mana Taehyung dirawat?_
Setelah beberapa saat akhirnya Seokjin menyahut, suaranya nampak begitu tenang, seolah tak ada sesuatu yang mengganggunya, sangat berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Jonathan saat ini.
_Taehyung dirawat di Rs xxx Seoul_
Dan itu adalah kata terakhir Jonathan sebelum panggilannya tiba-tiba terputus. Mungkin Seokjin hanya terlihat tenang dari luarnya saja tapi sebenarnya dia sangat bingung dan takut pastinya.
Setelah menghabiskan satu cangkir kopi hitam, pikiran Jonathan sedikit fresh, terlebih setelah Seokjin menjawab telponnya. Sekarang Jonathan kembali menuju ke kamar tempat Taehyung dirawat. Kali ini ia memberanikan diri untuk masuk. Dokter sudah memberikan Taehyung suntikan untuk menekan bau pheromone nya yang manis, sehingga omega yang tengah heat ini tidak akan memancing hormon alpha manapun.
Jonathan pun juga yakin jika sebentar lagi Seokjin pasti akan segera datang ke rumah sakit. Meskipun itu tak memberikan solusi untuk Taehyung. Tapi setidaknya, Jonathan tidak gila sendiri.
Namun langkah Jonathan terlihat ragu ketika ia sudah masuk ke dalam kamar Taehyung dan mendapati lebih dari satu dokter berada di sana dan juga beberapa perawat yang nampak merapikan alat-alat medisnya. Sepertinya kondisi Taehyung down lagi.
"Berapa lagi alphanya akan sampai? Pasien benar-benar membutuhkan kehadirannya secepatnya."
Jonathan hanya diam bergeming di tempat. Dia tak tahu harus berkilah seperti apalagi. Mendatangkan Jungkook ke rumah sakit, seperti hal yang mustahil.
"Aku tidak tahu apa yang dialami pasien sebelum ini, tapi pasien mengalami ketakutan dan kecemasan yang tinggi. Dan hanya alphanya yang bisa menenangkannya, jika tidak maka____
"Jika tidak maka apa?"
Ucapan salah satu dokter terpotong oleh seseorang. Serentak semua orang yang ada di dalam kamar Taehyung pun menatap pada satu arah, tak terkecuali Jonathan.