Queen

362 49 3
                                    

Nggak tahu tiba-tiba pengen nulis NC 🤧🤧 Kalian yang sedang menjalani ibadah puasa sudah pada buka kan😘😘

.
.
.
.


Cahaya senja telah memeluk langit, menebarkan keelokan yang singkat dan meninggalkan uraian manis pada dua orang yang tengah saling memandang dalam penuh damba.

Jemarinya bergerak slomo, memeta tiap lekuk garis sempurna pada wajah seorang alpha. Berteman dengan seruan angin yang mengoyak tirai, Taehyung memulai cumbuannya.

Lembut bibirnya ia jatuhkan di setiap halus kulit milik Jungkook. Basah lidahnya ia sapukan di tiap lekuk tubuh Jungkook. Hingga suara erangan dan geraman menjadi deruan utama yang terus memonopoli ungkapan rasa Jungkook.

Jungkook terdiam ditengah debar yang terus menghantam gairahnya. Jungkook bergeming diantara ribuan kupu-kupu yang menggelitik saraf sensitive nya. Dan Jungkook memejam, ketika semua letupan telah memecahkan euphorianya.

Imannya tengah diuji, dan libidonya sedang diajari bersabar. Jungkook membiarkan jamahan yang dilakukan omeganya mengaburkan napsunya.

Jungkook terus menahan nafasnya ketika rasa berdenyut yang memberikan sensasi kenikmatan menghantaminya tanpa ampun. Ini terlalu jahat, dan ini sangat menyiksanya.

Kepalanya menengadah, membiarkan ribuan bias bintang mengaburkan pandangannya. Kepalanya terlalu pening ketika kesenangannya terus dipermainkan. Lidah yang berkecipuk di atas dapat Jungkook deskripsikan jika itu tengah menggodanya.

Pun kini ia menjerit dalam batin, merasakan tubuhnya tersentak berkali-kali dengan nafasnya yang kian terdengar kasar. Taehyung mengulumnya, Taehyung menyedotnya. Kasar dan lembut ia hentakkan dalam satu tempo kocokan. Sepertinya Jungkook akan gila jika dalam 1 menit ke depan puncak tak dapat ia raih juga.

Namun 2 menit telah terlewat dan nyatanya Jungkook masih memiliki kewarasannya. Nafasnya juga berangsur stabil meski itu tak berlangsung lama.

Napsunya yang sudah kadung emosi tak dapat ditolerir dengan apapun lagi. Omeganya tengah melepaskan satu per satu tautan yang menutupi tubuhnya. Dan Jungkook menggerakkan giginya, mencoba menahan sisi liarnya agar tak mendorong Omeganya, membenturkannya di tembok dan lalu mengungkungnya. Tidak. Tidak. Tahan Jungkook. Ini terlalu manis. Dan Jungkook tak mau berakhir cepat.

Taehyung bergerak, berjalan ke arah Jungkook. Senyuman menggoda dan tatapan nakal ia suguhkan. Taehyung tak akan menahannya lagi. Lima bulan lebih ia lewati dengan terbujur kaku di atas ranjang bak orang koma. Sesakit itukah kehamilan seorang omega pria. Persetan. Taehyung tak perduli lagi sekarang.

Bibirnya kini bertemu, bercumbu dengan sangat mesra. Saling memeta tiap gerak yang meninggalkan candu dari setiap kecapan yang selalu terasa manis.

Manik Taehyung memejam erat, meresapi tiap sentuhan yang ditinggalkan tangan Jungkook di atas kulit tubuhnya. Punggung yang semula tegak, kini pun menjadi melengkung gelisah.

Taehyung menginginkan inti Jungkook berada di dalam intinya saat ini juga, dan Jungkook menginginkan letupannya melebur bersama gairah Taehyung sekarang juga. Jadi tak ada alasan lagi untuk mereka menunda puncak permainannya.

Ranjang yang terguncang pertanda jika tubuh Taehyung sudah berada di dalam kungkungan Jungkook. Dan suara derit yang semakin lama semakin berisik, menegaskan jika Jungkook sudah menguasai tubuh omeganya.

Detik demi detik terlewat sudah dengan begitu sangat romantis dan erotis. Dua gairah yang sama dipertemukan pada satu napsu syahwat. Taehyung terus merintih ditengah sanjuangannya akan kenikmatan yang ia dapatkan dari setiap hentakkan yang Jungkook lakukan.

Mulutnya terus bergumam, antara meminta lebih keras dan lebih cepat. Ini benar-benar sudah berada di luar batas kewajaran. Rasanya Taehyung ingin menjerit ketika titik manisnya terus dihantam Jungkook.

"Jungkook... Eunghhh." Mulutnya ia bungkam, hanya agar tak berteriak mengumandangkan rasa puasnya. Itu... tampak memalukan meski ia berada di bawah kuasa alphanya sendiri.

Tubuh Taehyung terus terhentak dengan ke dua lututnya yang di tekuk dan ia sandarkan pada dada Jungkook. Rintihannya yang memilukan semakin menyiratkan bagaimana dirinya yang tengah dilanda rasa frustasi. Jungkook terus menghentakkan penisnya di dalam lubang holenya, dan dalam waktu yang bersamaan, Jungkook juga mengucok penis Taehyung.

Semuanya sudah tak tertahan. Tubuh Taehyung terus bergetar seiring dengan hentakkan dan kocokan Jungkook. Puncak pun Taehyung dapatkan dan semburan aperma mengotori tangan Jungkook.

Jungkook mengeluarkan penisnya dari dalam lubang anal Taehyung. Membiarkan omeganya merasakan kekosongan di tengah sisa-sisa gelenyar yang masih menggerakkan rangsangan pada tubuh Taehyung. Taehyung masih mengejan usai pelepasannya. Bahkan suara rintihanannya pun masih sayup-sayup terdengar.

Jungkook bergerak naik ke atas tubuh Taehyung. Tanpa menindihnya Jungkook sudah berjongkok di atas tubuh Taehyung, memposisikan penisnya tepat di depan mulut Taehyung.

"Kulum, dan selesaikan pr mu."

Bahkan Taehyung tak perlu membuka matanya terlebih dahulu, tapi dengan mudah kini ia sudah memasukkan hampir seluruh penis Jungkook ke dalam mulutnya. Taehyung mengulumnya, mengocoknya di dalam rongga-rongga mulutnya, dan Jungkook menggerakkan halus pinggulnya, turut mendorong penisnya. Rasanya ketika ujung penisnya mengenai pangkal tenggorokan Taehyung, itu sangat errrrrr

Semua mata sudah menggelap, tertutup kabut napsu yang telah mengaburkan kewarasan. Senja yang singkat telah berakhir dan malam yang panjang perlahan merayap datang menyambut gairah yang dileburkan dalam romantisnya birahi.

Jungkook memejamkan matanya, membiarkan geramannya memecahkan keheningan kamarnya. Puncaknya datang dan kepuasannya sudah tersambut ditengah sengal sedak nafas Taehyung yang kewalahan mengimbangi hentakkan penisnya di dalam mulutnya.

Cairan sperma mengotori sekitaran mulut Taehyung. Dengan senyum puas yang terukir pada wajah tampan Jungkook, ia menyekanya hingga bersih dan lalu melumat sekilas bibir ranum Taehyung sebelum ia membangunkan Taehyung, dan memerintahnya untuk memimpin ronde selanjutnya.

Desahan dan erangan kembali saling bersahut dan bersambut seiring tubuh Taehyung yang memantul naik turun memompa penis Jungkook. Rasanya penuh dan sesak, dan Taehyung telah melepaskan semua egonya kali ini. Ia menjerit dalam desahannya, ia berteriak dalam nikmat bercintanya.

Peluh telah bercucuran. Diperas oleh napsu dan dipacu oleh gairah. Taehyung tak hanya menghentak penis Jungkook, tapi juga menggeseknya. Taehyung terus bergerak ke depan dan ke belakang. Menggerus penis Jungkook dalam lubang analnya yang sudah becek secara alami karena cairan yang ia produksi ketika sudah terangsang. Dan Jungkook hanya bisa semakin merapatkan matanya sembari terus meracaukan kata nikmat.

Mereka bahagia di ujung puncak yang sudah mendekati garis. Jungkook meraih penis Taehyung dan lalu mengocoknya dengan tempo teratur.

"Aku akan sampai Jungkook.... akhhh~" Dada Taehyung membusung, merasakan bagaimana penuhnya lubang analnya. Dan merasakan bagaimana nikmatnya detik-detik puncaknya yang akan datang sebentar lagi. Tapi meski begitu gerakannya tak melambat sedikitpun, justru Taehyung malah semakin bersemangat.

"Kita keluarkan bersama sayang..." Ucapan Jungkook terdengar seperti mantra. Di mana setelah ia mengucapkan itu, dalam hitungan ke tiga Taehyung mendapati orgasme nya dan tentunya bersama dengan Jungkook.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang