Suara gemerisik angin tak membuat senyum dari seorang omega yang tengah terduduk menikmati hamparan bunga di taman samping rumahnya memudar. Alphanya berjanji akan selalu pulang lebih awal agar dirinya tak kesepian. Dan Taehyung tak punya alasan untuk meragukan apa yang selalu diucapkan atau dijanjikan oleh alphanya. Seorang alpha selalu menepati janjinya, begitu juga dengan alpha Junmyeon.
Rumah seorang alpha seperti Jungkook, tidak mungkin jika tidak ada penjagaan. Jungkook menempatkan 2 beta untuk berjaga di depan dan 1 omega untuk menemani Taehyung di rumah dan juga untuk membantunya jika Taehyung membutuhkan sesuatu. Tapi bagaimanapun jadinya jika ke 3 orang yang ditugaskan oleh Jungkook kini mati tergeletak dengan sangat mengenaskan.
Eunha tertawa begitu sangat puas di dalam mobil dan menunggu Ayahnya menyelesaikan bagiannya.
Junmyeon adalah seorang alpha dengan kekuatan yang setara dengan Jungkook. Pheromone yang ia release cukup untuk dapat melumpuhkan para beta yang menjaga di depan.
Ia berjalan dengan begitu sangat santai menyusuri tiap sudut ruangan rumah yang sekarang Jungkook tempati bersama dengan omeganya, Taehyung.
'Alpha bodoh'
Kata itu memang terdengar sangat pantas untuk diberikan pada Jungkook. Harusnya, ia membawa Taehyung ke tempat yang tidak diketahui oleh orang-orang yang menginginkan kehancuran rumah tangganya. Bukannya malah membawa ke tempat yang siapapun bahkan bisa mengaksesnya dengan bebas.
Senyum jahat terpatri di wajah tampan Junmyeon. Junmyeon adalah teman seperjuangan Namjoon ketika tengah merintis bisnis. Sukses bersama dan menuai keberhasilan yang setara. Hanya napsu syahwat yang bisa menggelaplan sisi waras seorang alpha Junmyeon.
Taehyung berdiri dari duduknya ketika ia merasakan sensasi dingin yang tiba-tiba hadir di tengah hangatnya terik matahari. Seperti ada yang tengah menusuk punggungnya dengan tatapan yang dingin, kini hazle Taehyung bersiborak dengan pemilik warna netra biru.
Senyum waspada Taehyung ulas di tengah langkahnya yang mulai termundur teratur. Tentu Taehyung tahu siapa tamu tak diundang yang sedang berdiri di hadapannya dengan senyuk smirknya.
"Bisakah kita percepat saja semuanya, sebelum Jungkook pulang." Tangan Junmyeon terjulur hendak menyentak tangan Taehyung yang sudah lebih cepat menghindar, dan lalu berkelok menghindari kontak fisik yang terlalu dekat.
Sampai detik ini Taehyung masih mencoba untuk tetap tenang. Panik tak akan menyelesaikan masalahnya, dan juga tak akan menyelamatkan dirinya dari bahaya Ayah Eunha.
"Tapi aku ingin menunggu Jungkook." Ucap Taehyung dengan tatapannya yang terus memendar. Bohong jika dirinya saat ini tidak gelisah. Sewaktu-waktu alpha Junmyeon itu bisa saja me release pheromone jahatnya untuk melumpuhkannya.
"Aku hanya tidak ingin menyakitimu saja. Kamu terlihat sangat manis. Aku tidak sabar ingin mencicipi tubuhmu." Junmyeon menjilat bibirnya sendiri, dan ketegangan semakin membuat tubuh Taehyung menjadi tremor.
Ternyata rumor yang mengatakan jika Ayah Eunha adalah maniak seks benar adanya.
Taehyung hanya perlu mengulur waktu, sebentar lagi harusnya Jungkook akan sampai di rumah.
.
.Di kantor Jungkook dibuat murka oleh salah satu karyawannya. Seperti sengaja, pegawai magang itu telah menghilangkan file penting yang seharusnya dibuat copyannya. Bukannya menjadi ganda, tapi semuanya malah lenyap.
Seharusnya yang jam kerja Jungkook hanya sampai pada jam 2 siang. Kini jam 4 sore Jungkook masih berada di kantor. Mengerjakan ulang semuanya bersama dengan beberapa karyawan yang ia pilih untuk lembur.
Larut dalam pekerjaan, Jungkook benar-benar lupa dengan Taehyung. Bahkan Jungkook belum sempat mengabari Taehyung jika hari ini dirinya akan pulang terlambat.
Jungkook meregangkan otot punggung dan lengannya, lalu meraih ponsel yang berada di atas meja kerjanya. Pertama yang Jungkook buka, bukanlah fitur untuk melakukan panggilan, melainkan fitur untuk mengecek keadaan rumahnya melalui kamera CCTV yang tersambung dengan perangkat ponselnya.
Dan dalam detik itu juga Jungkook langsung menyambar jas nya dan lalu bergegas pergi meninggalkan semua pekerjaannya yang ternyata memang sudah disalahi hanya untuk membuatnya tertahan di kantor lebih lama.
Tidak ada yang bisa dilihat Jungkook. CCTV rumahnya mati, dan jelas itu bukanlah hal yang bisa dianggap kesalahan kecil.
Panggilan pada Taehyung pun juga tidak tersambung.
Jungkook yang panik pun segera bergegas untuk pulang. Jika sampai terjadi sesuatu dengan Taehyung. Orang pertama yang akan Jungkook hancurkan adalah dirinya sendiri.
Namun segala upaya yang tengah dilakukan oleh Jungkook saat ini tentu saja sia-sia. Taehyung sudah dibawa pergi oleh Junmyeon satu jam yang lalu. Lebih dari kata telat bagi Jungkook untuk menyelamatkan Taehyung.
Mobil Jungkook sudah masuk ke perkarangan rumahnya. Tidak ada yang mencurigakan sama sekali, tapi bukan berarti tingkat ke waspadaan dari Jungkook menurun.
Mata Jungkook memendar dengan nafasnya yang terengah. Jungkook tahu jika dua penjaga yang ia pekerjakan tidak ada di sekitaran pintu gerbang rumahnya. Mereka tak pernah menyepelekan pekerjaannya, bahkan untuk mengurus hal pribadi pun, mereka selalu bergantian jaga.
Tangan Jungkook mengepal erat ketika pemandangan pertama yang ia lihat begitu membuka pintu rumahnya adalah tiga mayat yang di dudukkan di atas sofa ber jejer.
Sangat kejam dan juga rapi, sehingga Jungkook tak dapat lagi mengontrol pikiran cemasnya tentang apa yang sedang terjadi pada Taehyung saat ini.
Dengan kakinya yang semakin gametar, Jungkook memaksakan langkahnya untuk menyusuri tiap sudut ruangan rumahnya. Bau pheromone Taehyung hilang di taman bunga, tempat favorite Taehyung.
Entah apa yang membuat jantung Jungkook berdebar kencang, hingga nafasnya pun tercekat di tenggorokan. Sangat sesak dan perasaan bersalah mulai memenuhi kepala Jungkook.
Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia menjadi se bodoh ini.
Tak ada jejak sedikitpun yang ditinggalkan dari Taehyung ataupun dari orang yang membawa Taehyung pergi. Jelas ini bukan permainan alpha rendahan. Dan Jungkook mulai kehilangan arah hidup nya seiring dengan tangisannya yang pecah.
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Di dalam sebuah rumah yang cukup luas namun tercium bau lembab jamur inilah Taehyung berada. Dengan tangan kaki serta tubuh yang terikat. Matanya masih nampak sayu setelah sebelumnya dirinya mabuk oleh pheromone dari Junmyoen.
Taehyung membuka matanya sesaat. Tersadar dan panik. Rasa khawatir lebih besar karena janin dalam perutnya tertekan oleh tali yang melilit tubuhnya. Matanya memendar ke segala arah.
Kosong dan gelap. Taehyung hanya dapat mendengar sayup suara beberapa orang di depan yang entah membicarakan apa. Airmatanya menetes memikirkan kondisi janin dalam perutnya.
"Jungkook... Alphaku.. Jungkook tolong aku... " Lirih Taehyung dengan derai airmatanya. Taehyung rasanya butuh bantuan dewi bulan agar suaranya mampu sampai pada rungu Alphanya.
Tak lama pun pintu terbuka dengan kasar. Nampak seseorang berjalan dengan santai dengan bunyi sepatunya yang memekakkan telinga Taehyung. Berjalan dengan tembakau di sela jarinya. Senyum smirk tercipta di wajah sadisnya.
"Sudah bangun... Queen??"