"Eits ada jagoan."
"Mau kemana suhu?"
Daksa dan antek-anteknya menahan langkah siswa dilorong belakang kelas sepuluh ini. Sadam, nama siswa itu. Merupakan salah satu anggota 'Prabu' juga. Oh lebih tepatnya mantan anggota. Cowok itu berkhianat.
Masih tentang tawuran kemarin, strategi yang telah dipersiapkan dengan matang oleh Daksa, begitu mudah dibaca oleh pihak lawan.
Daksa yang merasa aneh, menyelidiki masalah ini. Perlu diingat, jabatannya menjadi panglima tempur 'Prabu' bukan cuman omon-omon. Strategi yang ia buat selalu membawa kemenangan untuk 'Prabu' baru tawuran kemarin, ia kalah.
Sebenarnya bukan kalah juga, kedua belah pihak berakhir di kantor polisi. Sebenarnya 'Prabu' bisa saja menang dengan cepat, mengingat strategi yang digunakan Daksa sangat mempan pada lawan mereka.
Tapi karena adanya pengkhianat ini, jadilah tawuran yang seharusnya selesai dengan kemenangan cepat oleh 'Prabu' menjadi sangat lama, hingga pihak kepolisian datang.
"Ikut gue cok", Daksa menyeret kerah baju Sadam dengan tak berperasaan.
Menuju halaman belakang sekolah yang jarang, bahkan tak pernah ada yang kesana. Itu semua gara-gara mitos adanya hantu penunggu pohon mangga disana.
Tak tahu saja, mitos itu yang buat Rajif dan Awan. Dibantu Satya, karena yang paling dipercaya masalah dunia perhantuan yah Satya.
Hal itu mereka lakukan untuk mengamankan pohon mangga yang buahnya sangat manis itu. Tak seperti pohon mangga di Bhumika yang lain, yang rasanya kecut.
Bruk
Sadam jatuh begitu saja, ketika Daksa mendorong badannya.
"Sebenarnya lo bakalan dijadiin samsak bergilir di 'Warmi' nanti, tapi anggap aja ini spoiler dari gue", Daksa tersenyum miring.
Bukan rahasia umum dikalangan anak-anak 'Prabu' kalau ada yang berkhianat, maka cara mengadilinya dengan mengeluarkan orang tersebut dari 'Prabu' dengan cara yang tidak terhormat. Tapi sebelum mereka dikeluarkan, semua anggota 'Prabu' akan memukul orang tersebut satu persatu secara bergilir. Memang sedikit kejam.
Bugh
"Itu buat pengkhianat 'Prabu'."
Bugh
"Itu buat lo yang udah ngotorin strategi gue."
"Da...Daksa, maafin gue", ucap Sadam. Baru beberapa pukulan saja ia sudah tumbang.
Jangan ragukan kemampuan beladiri cowok ini, pemegan sabuk hitam karate. Belum lagi setiap sekali seminggu ia latihan boxing.
Bugh
"Masih ada muka lo, sekolah disini."
Bugh
"Mati lo anjing."
"Yah, kok nggak berdiri sih, nggak seru ah."
"Boss patahin aja kakinya, dia kagak ngehargain lo, masa boss berdiri, dia duduk", keluh Awan dengan nada yang dibuat sedih.
"Matiin sekalian Sa, biar jadi hantu penunggu disini", Satya yang biasanya diam, kini angkat bicara.
Baru saja ingin kembali memukul Sadam, ekor matanya menangkap ada pergerakan.
"Bawa dia ke 'Warmi' ", titah Daksa pada keempat temannya.
"Diam disana, atau kaki lo gue patahin."
[ D A K S A ]
Luna diam dengan tubuh gemetar. Matanya sudah terpejam erat. Demi apapun dia sangat takut sekarang. Kalau seperti ini, mending dia tahan saja pipisnya tadi. Ngompol pun nggak masalah lah, daripada harus menghadapi monster berwujud manusia seperti Daksa ini.
Daksa, sudah sepenuhnya menghadap pada siswi yang bersiap untuk berlari itu. Sudut bibirnya terangkat begitu melihat badan cewek itu gemetar.
"Kak ampun kak, aku nggak bakalan lapor ke siapa-siapa."
Luna dengan tidak tahu malunya bersimpuh sambil memeluk sebelah kaki Daksa.
"Sumpah kak, aku nggak sengaja tadi."
"Tadi aku kebelet pipis, terus enggak sengaja lihat."
"Aku nggak ngapa-ngapain kok kak."
"Aku janji, enggak bakalan bilang ke siapa-siapa."
"Kalau aku langgar janji aku, aku rela diculik hantu penunggu pohon mangga itu", Luna sudah menangis sekarang.
Saat-saat seperti ini, ternyata manusia lebih menakutkan dari hantu.
Sedangkan Daksa, menatap geli cewek dibawah kakinya ini. Ia ingat sekarang, cewek ini kan yang mengatainya setan waktu itu. Dulu saja tidak ada takut-takutnya, sekarang kok lihat Daksa udah kayak liat hantu.
"Ekhem", Daksa berdehem.
Mendengar deheman Daksa, Luna semakin erat memeluk kaki Daksa, dan suara tangisannya semakin kencang.
"Kak, ja-jangan bunuh aku kak, a-aku masih banyak dosa", Luna sesegukan.
"Menarik."

KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA
Teen FictionRaden Daksa Wardhana. Mendengar namanya saja sudah bisa membuat warga SMA Bhumika bergidik ngeri. Berandalan terkenal seantero sekolah, yang sayangnya sangat tampan. Daksa. Satu nama yang amat dihindari oleh siswa-siswi SMA Bhumika, termasuk Lun...