"Makan Lun, hari ini gue yang traktir", ucap Namira sambil meletakan dua mangkok bakso didepan Luna.
"Wah, traktir dalam rangka apa ini Mir?"
"Perasaan kamu enggak ulang tahun."
"Ini traktir untuk perayaan dua minggu lo jadi babunya kak Daksa", selesai mengatakan itu, Namira tertawa kencang.
Sedangkan Luna berdecak. Ia baru sadar sudah dua minggu ia menjadi babunya Daksa. Tiap hari membawakan tas Daksa, berangkat ke sekolah bareng Daksa, bahkan tak jarang ia juga pulang bareng Daksa.
Bahkan Daksa sudah membelikan helm khusus untuk Luna. Tak salah lagi, helm pink kemarin itu, Daksa beli khusus untuk Luna, atas rekomendasi dari Dito.
"Silahkan keluarkan keluh kesahnya bu", Namira memegang tumblr minum Luna, seolah itu adalah microphone.
"Capek, takut juga sama kak Daksa."
"Tapi demi kak Reyza, akan ku jalanin", Luna berucap dengan semangat.
"Demi osis kali", Namira memutar bola matanya.
"Sirik aja kamu."
Baru saja akan memakan bakso yang sudah ia racik itu, Luna mendapat notif pesan.
Setelah mengecek ponselnya, air muka Luna berubah masam.
"Napa lo? Kesambet kuah bakso?"
Luna tidak menjawab, ia hanya menunjukan sebuah room chat, yang ternyata dari Daksa.
Didalam room chat itu, Daksa menyuruhnya untuk membelikan cowok itu air mineral. Padahal Daksa sekarang sedang berada di 'warmi' yang dimana juga menjual air mineral.
Lagi-lagi Luna dibuat pasrah atas tingkah kakak kelasnya ini.
"Yaudah, aku ke kak Daksa dulu yah."
"Ok, semangat sahabat aing", Namira tersenyum mengejek.
[ D A K S A ]
Luna sampai di 'warmi' dengan nafas yang tersenggal. Ia kemudian menatap manusia menyebalkan didepannya itu dengan raut kesal.
Namun dengan cepat ia ganti raut mukanya ketika Daksa menatap kearahnya sebentar.
"Beliin gue minum di kantin", ucap Daksa lalu kemudian kembali fokus pada ponselnya, ia sedang bermain game bersama ketiga temannya yang lain.
"Tapi kan disini juga ada air mineral kak."
"Gue maunya air mineral yang di kantin, bukan disini."
Luna menghela nafas pasrah, mau melawan tapi enggak mungkin.
Luna kemudian menadahkan tangannya, meminta uang pada Daksa.
"Sat, kasihin ke Luna duit gue", ucap Daksa masih fokus pada game.
Satya yang tidak ikut bermain game itu, memberikan selembar uang berwarna merah pada Luna.
"Kembalian buat lo."
Luna mengembangkan senyumnya, ini lah alasan mengapa dia mau-mau aja kalau disuruh-suruh Daksa. Yah selain karena takut sama Daksa sih, juga karena tugas osis sialan itu.
Alasan lainnya juga ini, setelah menyuruh-nyuruh Luna, Daksa pasti akan memberikan Luna entah itu jajan, ataupun uang kembalian seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA
Teen FictionRaden Daksa Wardhana. Mendengar namanya saja sudah bisa membuat warga SMA Bhumika bergidik ngeri. Berandalan terkenal seantero sekolah, yang sayangnya sangat tampan. Daksa. Satu nama yang amat dihindari oleh siswa-siswi SMA Bhumika, termasuk Lun...