DAKSA | TUJUH

14 8 0
                                    

"Wah anjir lo."

"Sumpah?"

"Super duper mega GWS deh lo Lun."

Luna dan Namira ditugaskan untuk mengembalikan buku paket, yang digunakan untuk pelajaran tadi ke perpus.

Sekarang kedua siswi itu sedang berjalan menuju perpustakaan. Sedari tadi Luna menceritakan tentang ia yang melihat Daksa yang sedang membully salah satu siswa, sampai ia dan Daksa yang dihukum barengan kemarin pada Namira.

"Berdo'a aja, supaya kak Daksa tiba-tiba insomnia."

"Insomnia apaan dah?"

"Itu yang lupa ingatan."

"Itu mah amnesia Mir", Luna menabok lengan temannya itu.

"Sejak kapan, namanya berubah?"

"Enggak ada yang berubah, kamunya aja yang o'on."

"Wah udah berani ngatain gue lo yak."

Namira bersiap menggulung lengan bajunya, tapi seketika terhenti. Melihat beberapa siswa di perpustakaan itu menatap kearah mereka.

"Hehe, peace."

Selesai menata kembali buku-buku paket tadi, Luna dan Namira ingin segera menuju kantin. Maklum saja sekarang itu sudah jam istirahat.

Tapi langkah keduanya terhenti karena mereka melihat Reyza, ketua osis mereka.

Reyza berjalan menghampiri dua anggota osisnya itu. Cowok itu tersenyum, menyapa keduanya.

"Gimana Vano, Mir? Aman?"

"Aman banget kak, kan udah dibilang kalau tuh anak emang lempeng-lempeng aja."

"Ok, berarti aman yah."

"Luna, gimana? Udah ngomong sama kak Daksa?"

"Belom kak, hehe", Luna tertawa canggung.

"Enggak apa-apa, nanti gue temanin ke kelasnya kak Daksa yah?"

Luna yang mendengar tawaran menggiurkan itu, berbinar. Dengan semangat mengangguk.

"Ok, gue duluan yah."

[ D A K S A ]

Luna dan Reyza, berjalan berdampingan menuju kelas Daksa. Kelas XII IPS 5. Sejujurnya Luna masih takut untuk bertemu dengan Daksa, tapi mau bagaimana lagi, namanya tugas harus segera dilaksanakan. Untung saja ada Reyza, ketua osis yang menemaninya kali ini.  

"Lo udah pernah ngomong ke kak Daksa sebelum ini?"

"Belum kak."

Luna menunduk, malu juga sebenarnya. Teman-teman yang lain sudah berhasil membujuk siswa-siswi yang akan menjadi model banner, hanya dia yang belum.

"Enggak apa-apa, biar gue bantuin."

"Maaf udah ngasih lo tugas yang berat yah."

"Eh, enggak apa-apa kak, ini kan emang tugas aku."

Reyza mengangguk, lalu mengetuk pelan pintu yang diatasnya ada palang bertuliskan kelas Daksa, XII IPS 5.

Saat ini jam istirahat kedua, jadi sepertinya didalam kelas, tidak terlalu ramai. Biasanya siswa-siswi SMA Bhumika menggunakan waktu istirahat kedua ini untuk beribadah, atau juga ada yang ke kantin lagi.

DAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang