08. AYAH ADALAH PAHLAWAN

28 2 0
                                    

BAB 08. AYAH ADALAH PAHLAWAN

Hari ini adalah hari kamis, hari dimana seluruh Pasukan Paskibra berlatih, terlebih lagi bulan depan akan ada perlombaan yang akan mereka ikuti. Pasukan paskibra berlatih bersungguh sungguh untuk mendapatkan juara dan mengharumkan nama sekolah.

Menerjang teriknya matahari yang sangat menyorot tengah lapangan seakan matahari itu tepat di bawah lapangan tempat mereka berlatih. Sudah di serang dengan mata pelajaran, setelah itu di terjang kembali dengan matahari. sungguh sangat melelahkan. namun lelah yang menghasilkan.

Rasa rasa latihan kali ini sangat terasa panjang, setelah berlatih mereka yang kelelahan pun beristirahat duduk terkepar di rerumputan dan dengan sebotol air dingin yang sudah disiapkan.

setelah pulang dari sekolah, Flora tak langsung pulang karna cewe itu akan pergi bersama Afgan. sebenarnya ini bukan rencana Afgan, melainkan Evan yang menyuruh nya untuk menghabiskan sore ini bersama Flora. Dengan alasan agar semakin dekat.

Afgan mengendarai motor dan Flora yang duduk di jok belakang nya. Rencana nya mereka akan pergi ke pantai, namun di tengah perjalanan Flora meminta Afgan untuk memberhentikan motornya di tepi pedagang boneka lotso.

"jangan lama lama, gue mau istirahat." ujar Afgan ketika Flora sudah turun dari motor. Tanpa menjawab Flora segera menghampiri pedagang tersebut.

Saat Afgan sedang melihat sekitar, pandangan nya tertuju pada wanita yang tak lain itu adalah mama nya. Sang mama sedang di pemakaman yang ada di sebrang.

Tak mempedulikan Flora, Afgan pun memilih untuk mengikuti sang mama dengan berlari,tak lupa ia melihat sekitar agar tidak tertabrak motor ataupun mobil.

Ternyata Flora melihat Afgan berlari ke pemakaman, setelah membayar Flora berjalan menuju pemakaman mengikuti arah Afgan pergi. Flora pun sampai di depan pemakaman.

Namun, saat ia berjalan masuk ke pemakaman tak sengaja gadis itu melihat Keisha yang sedang duduk menaburi bunga di makam seseorang. Melihat Keisha menangis, jadi mengurung kan niatnya untuk mengikuti Afgan.

Flora memilih untuk mendekati Keisha saja, seperti nya Keisha sangat sedih, terlihat dari matanya yang sembab dan wajah nya yang di banjiri air mata. Flora sampai tepat di belakang Keisha,Flora dapat melihat punggung Keisha bergetar karna menangis.

Tanpa memanggil Keisha, Flora berjongkok dan langsung merangkul punggung bergetar itu dengan tangan kiri nya, sedangkan tangan kanan nya memegang boneka yang sudah ia beli tadi. Flora mengelus punggung Keisha dengan tulus. Keisha terkejut saat melihat sahabat nya yang kini tengah berjongkok di sampingnya.

Dengan cepat Keisha menghapus air matanya, dan berdehem singkat untuk menetralkan suaranya yang sedikit serak karna menangis.

"lo kenapa bisa ada disini?." itu pertanyaan pertama yang keisha lontarkan kepada Flora. Flora pun tersenyum dan menjawab. "gue nggak sengaja liat lo."

Keisha hanya mengangguk sebagai balasan, mereka beralih melihat makam yang ada di depan nya. Flora yakin pasti itu makam ayah Keisha.

"Ayah lo udah tenang di sana, pasti beliau bahagia di sisi surga indah milik Allah." ucap Flora, mencoba untuk membuat Keisha tidak bersedih lagi. Flora tidak mengetahui apa penyebab Kematian Ayah Keisha. Keisha sengaja tak menceritakan sebab ia sangat sakit jika harus menceritakan kematian sang Ayah.

Keisha tersenyum manis, senyum ini ia tunjukan untuk Ayah nya, agar Ayah nya tahu bahwa gadis cantik nya ini bahagia, namun tak sebahagia saat Ayah hebat nya ada.

"Ayah aku ikhlas kalau Ayah harus kembali ke Allah, tapi Keisha masih sering rindu ayah, Keisha rindu ayah setiap hari nya." air mata keisha menetes kembali, Flora menaruh boneka yang di baluti plastik dengan lembut mengusap air mata sahabat nya.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang