26. PROBLEM

21 1 0
                                    

"Aku rindu saat keluarga ku masih utuh,
ingin rasanya kembali di masa itu untuk menikmati
keadaan indah nan bahagia."

~Flora Syaqila Alexandr~

BAB 26. PROBLEM

Sore hari adalah waktu senggang bagi Afgan, tidak ingin melakukan aktivitas apapun, memilih untuk duduk di balkon kamar merenungi apa yang akhir akhir ini terjadi.

Flashback on

Istirahat kedua mulai dijalani oleh semua murid GHENTARA SCHOOL. Lagi lagi Afgan sangat malas ke kantin, cowo itu tidak ingin makan, tidak nafsu.

Namun, teman teman nya sangat cerewet jika ia tidak makan, mengingat setelah sarapan Afgan tak makan apa apa.

"Gue beliin dah kalau lo males ke kantin." ujar Zio.

"Ngga usah, gue ngga napsu."

"Napsu nya sama perempuan lo mah bukan sama makanan." celetuk Mahesa membuat mereka tertawa terkecuali Afgan.

"Ngga, bangsat." sarkas Afgan.

"Jadi lo napsu nya sama lelaki? anjir ngeri gue, jangan gitu, Gan." ucap Mahesa lagi membuat tawa mereka semakin kuat.

"Mau gue buat bonyok muka lo?!" sentak Afgan. Seketika Mahesa terdiam merinding dengan ucapan Afgan.

Mereka pun terdiam tak tertawa lagi.

"Lo ada masalah?" tanya Farhan.

Afgan terdiam, menatap kosong ke arah depan. "Katanya takdir yang tuhan berikan itu indah, tapi kenapa gue engga?"

Semua terdiam tidak ada yang bercanda lagi. Mereka mengerti apa yang di maksud oleh Afgan. "Lo lagi dimasa masa yang sulit, bukan karna takdir lo ngga indah." jawab Reza.

"Mencoba menerima takdir yang ngga sesuai sama kemauan kita memang ngga mudah. Melepas apa yang kita punya, lalu menerima dengan paksa orang baru yang ngga kita mau adalah hal yang sangat menyakitkan. Tapi apa yang tuhan kasih, kita ngga bisa nawar, sama aja kita ngga tau diri kalau gitu. Coba lo pelan pelan menerima kehadiran nya, memahami sikap nya dan disitu lo akan menemukan apa yang lo suka dari dia." ucap Farhan.

"Anggap dia seseorang yang istimewa, anggap dia perempuan yang menjadi bagian dari diri lo, anggap dia perempuan sebagai penguat lo." lanjut Farhan.

"Gue yakin lo bisa menerima Flora sebagai teman hidup lo, berusaha untuk melupakan orang lama dan fokus sama orang baru." timpal Reza.

"Lo bisa lewatin ini." kata Renzo.

Flashback off

Perkataan teman teman nya benar, ia harus menerima takdir, menerima orang baru yang kini menjadi istri nya, menjadi tanggung jawabnya seumur hidup. Mulai saat ini, Afgan harus berusaha mencintai Flora, menyayangi gadis itu dengan sangat.

Sangat sulit memang, akan tetapi jika tidak diusahakan bagaimana ia akan bisa melupakan Lyora dan menerima Flora?

Afgan pun tak yakin, bahkan ia mengakui bahwa ia tidak akan bisa namun, karena orang di sekitarnya begitu mendukung ia menjadi sedikit yakin.

Cowo itu mengusap wajah nya hal ini sungguh memusingkan bagi Afgan.

"Afgan, antar gue beli bahan dapur." ucap Flora membuyar kan lamunan Afgan. Flora disuruh oleh Jessi untuk membeli bahan bahan yang habis di dapur.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang