36. CERAI?

18 2 0
                                    

"Aku tidak peduli dengan siapapun saat
aku jatuh cinta padamu. Yang aku lakukan hanya melangit kan namamu dan merayu sang maha cinta
agar kamu menjadi milik ku."

~Flora Syaqila Alexandr~

BAB 36. CERAI?

Flora sengaja tidak tidur setelah terbangun jam  tiga pagi tadi, alasan nya agar mata yang bengkak nya bisa mengempes tidak membesar lagi. Menangis berjam jam membuat mata nya membesar.

Gadis dengan seragam putih abu abu itu duduk di sofa memandang sunrise yang begitu indah matanya. Selain bersujud di terakhir raka'at sholat, matahari tenggelam dan matahari terbit membuat nya tenang. 

Flora suka alam yang begitu indah. Laut, langit, ihujan, bintang, dan bulan. Semua itu membuat nya tenang. Mata kosong itu, lagi lagi mengeluarkan bulir bening, menggambarkan bagaimana sakitnya Flora saat ini. 

Gadis itu memikirkan bagaimana keadaan Afgan sekarang? sedang apa lelaki itu di balik kurungan jeruji besi. Membayangkan hal itu membuat Flora sakit sendiri.

Ditengah lamunan nya, pintu kamar Flora diketuk seseorang, membuat Flora harus membuka pintu itu dengan malas-malasan.

Ceklek.

"Sarapan dulu yuk, Ra." ajak Jessi tepat saat Flora membuka pintu.

Flora dengan tatapan sendu itu menolak. "Nggak lapar."

"Jangan gitu dong, Kila. Kamu nggak makan cuma karena cowo brengsek kaya Afgan?" Marcell  tiba tiba datang, melihat Flora dengan mata membesar.

Flora melotot marah ke arah Marcell.  "Afgan bukan cowo brengsek! dia difitnah!"

Marcell menghela nafas lelah menghadapi Flora yang masih denial. "Kamu itu jangan dibutakan cinta, pulang sekolah kita langsung ke pengadilan urus surat cerai kamu."

Cewe itu terkejut, jantung nya berdetak kencang. "Nggak! aku nggak mau!" tolak Flora cepat.

Marcell melumat bibir bawah nya, berusaha menetralkan emosinya yang meluap-luap. "Kila, Afgan itu nggak baik buat kamu—"

"Sebelum nya Abang bilang Afgan yang terbaik untuk aku! Nggak bisa gitu dong, Bang." sela Flora. 

Jessi mengelus lengan Marcell berniat menangkan. "Biarin Flora dengan keputusan nya, mas."

Kaki Flora masih bergetar, mata nya yang sudah membesar itu kini berkaca kaca kembali. Disaat hubungan nya dan Afgan lebih dari kata baik, masalah menerjang kehidupan nya, ada saja orang yang tidak menyukai kebahagiaan nya.

Terlihat lelaki didepan nya ini mengusap wajah nya kasar. Seperti nya Marcell lelah menghadapi nya yang keras kepala ini namun, Flora tidak salah kan?

"Abang cuma perlu tunggu kabar kalau Afgan nggak bersalah, sebelum sidang dimulai." ujar Flora lalu masuk kembali kedalam kamar dengan pintu yang tidak ditutup. Flora hanya ingin mengambil tas lalu pergi ke sekolah.

~~★~~

Seorang lelaki terduduk lemas dilantai tanpa alas apapun, bersandar pada dinding dengan keadaan yang sudah sangat berantakan. Afgan, cowo itu hancur karena masalah yang menimpa nya  mengharuskan dirinya terkurung di jeruji besi menjijikan.

Sungguh hina orang yang sudah memfitnah nya, Afgan tidak salah apapun disini namun, bersuara pun  percuma, bukti palsu memperkuat fitnah yang dibuat. Entah, siapa yang akan percaya jika sudah seperti ini kejadian nya. Afgan berani bersumpah bahwa dirinya tidak pernah melakukan hal kotor pada Lyora.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang