21. MENYEMBUHKAN LUKA

21 1 0
                                    

"Aku menjalani hari hari dengan luka yang masih
berdarah, akan tetapi orang orang di sekitar ku
terus menguatkan dan menyembuhkan luka ku
meski,  susah untuk menyembuhkan luka yang terlanjur parah."

~Flora syaqila Alexandr~

BAB 21. MENYEMBUHKAN LUKA

Seorang lelaki paruh baya duduk bersandar di sofa panjang dengan santai nya, kedua tangan nya ia buka lebar. Pria itu menikmati berita di TV yang sekarang sedang ia tonton.

Berita itu adalah kecelakaan mobil di jalan tol yang terjadi pada sepasang suami istri, Zelita Alexandr dan Darka Alexandr. Sudut bibir pria itu tersenyum miring seakan berita itu adalah suatu keberhasilan yang membuat nya bahagia.

"Misi pertama sudah dilaksanakan dengan lancar, kehancuran sudah di mulai, tunggu kehancuran selanjut nya, Keluarga Alexandr." ucap Pria itu, senyum licik selalu terpancar di wajahnya.

"Keluarga Alexandr tidak berhak bahagia."

~~★~~

Pagi ini harusnya Afgan dan Flora pergi sekolah namun, Flora yang mendadak demam tinggi membuat nya libur sekolah lagi dan lagi.

Tubuh Flora menggigil, bibir nya bergetar karna dingin yang teramat. Di samping Flora sudah tidak ada Afgan, cowo itu sedang mengambil sarapan untuk Flora.

Tak lama pintu kamar terbuka menampilkan Afgan yang membawa bubur dan teh hangat untuk Flora. Cowo itu mendekat setelah sampai Afgan duduk di kasur menaruh bubur dan teh hangat itu di nakas.

Afgan membangun kan Flora terlebih dahulu, AC di kamar pun sudah di matikan namun, walaupun tidak memakai AC, Flora tetap kedinginan.

Ia tak tega melihat Flora dalam keadaan terpuruk, Flora berbaring lemah dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hanya wajahnya lah yang terlihat, Cewe itu terus memanggil Bunda dan Ayah nya.

"B-bunda  A-ayah." lirih Flora dengan mata yang terpejam. Afgan menatap Flora sendu, ada perasaan sedih saat melihat Flora seperti ini, ia turut merasakan apa yang Flora rasakan, sakit yang teramat.

"Flora, makan dulu." ucapnya mengelus puncak kepala Flora. Perlahan cewe itu membuka mata.

"Makan, gue suapin." ucap nya lagi. Afgan duduk bersila di atas kasur sembari memegang bubur.

"Mau sama Bunda." kata nya dengan suara yang parau. Afgan terkejut mendengar nya, ia tidak tahu ingin menjawab apa, mulutnya kelu untuk sekedar berbicara.

"Flora harus ikhlas ya? Bunda udah pergi ngga akan bisa kembali, nanti kalau mau sama Bunda pasti ada waktu nya." balas nya. Saat Flora sedang berada di titik terlemah dan mengeluh soal Ayah dan Bunda nya, Afgan selalu punya cara untuk memotivasi Flora, dan juga selalu berbicara dengan nada yang lembut.

Flora masih setengah sadar, ia pun tidak berniat untuk bangun. "Kapan?" tanya Flora polos.

Afgan tersenyum. "Hanya Allah yang tahu."

"Sekarang makan dulu, oke?" Flora akhirnya mengangguk, cewe itu membuka selimut dan mulai bangun dengan perlahan. Afgan membenarkan bantal untuk jadi penyandar bahu Flora.

~~★~~

"Flora, sayang ku, cantik ku, perempuan kuat ku, kamu sabar ya sayang." seru Olivia memeluk Flora dengan kencang, teman teman Flora datang kembali sore ini setelah pulang sekolah.

Saat ini mereka sedang di gazebo karna di ruang tamu sedang ramai orang berkunjung untuk berbelasungkawa. Sesakit apapun luka yang Flora terima, ia tidak lupa untuk tersenyum.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang