09. HUJAN DI MALAM ITU

21 2 0
                                    


BAB 09. HUJAN DI MALAM ITU

di malam hari dengan cuaca yang terlihat mendung mungkin langit akan menurunkan hujan. Setelah melaksanakan kewajiban seorang muslim yaitu sholat Maghrib, Flora yang tidak tahu ingin melakukan apa, akhirnya memilih untuk bermain bersama kedua kucing nya.

Zelita dan Darka sedang tidak ada dirumah karna ada pertemuan dengan klayen. Alhasil Flora hanya berdua dengan Rival. Saat Flora sedang memberi makan kucing yang bernama cattee berbulu kuning, namun tiba tiba wanita mendengar suara Rival.

"kak, cermin keluar!." Cermin adalah nama kucing yang berbulu putih. Dengan terkejut Flora langsung berlari ke pintu luar dan mencari kucing nya, cermin. Tak jauh ia melihat Cermin yang sedak loncat ke pagar rumah nya.

Lantas Flora berlari ke arah gerbang, Flora panik, berbahaya jika Cermin keluar, karna kucing berbulu putih itu liar jika sudah keluar. Kedua kucing yang Flora miliki sangat berharga sebab itu adalah pemberian Zelita dan Darka.

Ketika sampai di gerbang dengan sigap Flora mengambil Cermin dan mengelus nya, nafas Flora tak beraturan karna berlari, dan kaki nya yang terasa sedikit pegal. "Kamu kenapa sih keluar? bosen main di rumah terus? kalau mau keluar bareng gue nanti gue ajak jalan-jalan, bareng Cattee juga." Ucap Flora kepada kucing nya.

Flora menarik nafas lalu menghembuskan nya, melihat sekitar yang terlihat sepi, namun bukan itu yang ia perhatikan, Flora melihat Olivia bersama lelaki yang ia tahu itu adalah pacar nya, mereka berdua memasuki rumah minimalis, rumah Olivia.

Mungkin Olivia ingin memperkenalkan pacar nya ke keluarga nya, pikir Flora begitu. Suara klakson membuyarkan lamunan Flora, perempuan itu kira itu adalah suara kendaraan kedua orang tua nya, namun dugaan Flora salah, suara klakson itu ternyata milik motor sport berwarna merah.

Walaupun pengendara motor itu memakai helm full face, tetapi Flora yakin itu adalah Afgan. Motor itu berhenti tepat di depan gerbang Flora. Flora segera membuka gerbang, dugaan Flora tak salah orang itu benar Afgan. Afgan membuka helm nya dan turun dari motornya menghampiri Flora yang masih berdiri setelah gerbang terbuka lebar.

Tampak Afgan memegang paper bag yang Flora juga tidak tahu apa yang ada di dalam plastik itu. Afgan menyodorkan paper bag itu di hadapan Flora. "Dari mama, untuk lo spesial katanya." ucap Afgan, Flora tercengang, spesial katanya?.

Alis Flora terangkat, lalu ia pun menerima dan mengucapkan terimakasih. "terimakasih, ini apa?." Flora bertanya dengan Afgan yang kini menunjukkan wajah datarnya, namun tetap tampan.

"gue juga nggak tau, cek aja." jawab Afgan. membuat Flora langsung membuka paper bag itu.
Dan setelah di buka tampak seperti baju yang sudah di lapisi plastik putih bening yang dapat terlihat isi dari plastik tersebut.

"kata mama itu buatan nya sendiri." Ujar Afgan lagi, yang membuat Flora berfikir, pantas saja spesial buatan nya ternyata. Flora kembali menatap Afgan, entah mengapa jika ia menatap Afgan, menatap mata teduh milik lelaki itu membuat nya nyaman, dan tak ingin mengalihkan pandangannya.

Namun Flora merasa malu jika menatap Afgan lama ia takut jika Afgan akan risih kepada nya. Flora pun berniat untuk mempersilahkan Afgan masuk terlebih dahulu.

"Yaudah ayo masuk." kata Flora, namun Afgan menolak dengan cara halus dan beralasan. "gue langsung pulang aja, udah mau hujan soalnya." dan tepat saat Afgan mengatakan itu hujan tiba tiba datang tak deras namun hitungan detik hujan itu menjadi deras yang membuat kedua nya panik.

Dengan refleks Flora menarik tangan Afgan untuk mengajak nya masuk, mereka pun berlari menuju pintu rumah yang sedikit jauh dari gerbang. Perlahan Afgan menggenggam tangan Flora sembari berlari.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang