31. KEMARAHAN FLORA

20 3 0
                                    

"Cinta paling setia adalah cinta pertama
Tapi terkadang cinta pertama tak berakhir bahagia."

~Afgan Natha Thuasandera~

BAB 31. KEMARAHAN FLORA

Lelaki tampan dengan wajah baby face itu terbangun dari tidur lelap nya tatkala mendengar suara bising yang tercipta dari alarm jam.

Dengan terkantuk-kantuk cowo itu mematikan alarm lalu terduduk terdiam sebentar merasakan kepalanya yang terasa sakit. Setelah cukup lama Afgan melihat ke arah jam, mata nya membelalak ketika menyadari jam sudah pukul 07:00.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah samping dimana Flora tertidur dengan lelah dengan keadaan berselimut hanya menampakkan lengan dan badan belakang saja. Bukan hanya itu yang menjadi perhatian nya, leher putih mulus Flora yang telanjang itu terlihat beberapa kemerahan seperti bekas, ciuman.

Karena terkejut Afgan teriak tak percaya apa yang dilihatnya, terlebih lagi dirinya yang tidak memakai sehelai benang apapun dan tubuhnya yang terasa lengket. Lelaki itu belum ingat apapun, tapi yang pasti dirinya sudah melakukan sesuatu dengan Flora.

"Gue, berhubungan semalam?" gumamnya.

"Anjing, kenapa bisa gini sih?" heran Afgan. Tak merasa nyaman dnegan tubuhnya, ia pun memutuskan untuk mandi.

Setelah memakai baju biasa pintu di ketuk seseorang, Afgan berjalan santai sembari membenarkan baju nya yang masih tidak rapi.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sosok Jessi di sana.

"Kirain belum bangun. Itu sarapan nya udah siap, udah telat lho ini." kata Jessi.

"Iya Kak, nanti aku kesana sama Flora." alibi Afgan.

Jessi mengangguk lalu melenggang pergi dari hadapan Afgan.

Cowo itu menutup pintu dengan lega bersandar sebentar untuk menetralkan degup jantung nya yang berdebar tak karuan. Rencana nya Afgan tidak akan sekolah karena telat, Flora juga belum bangun. Sementara di rumah sebentar lagi tidak ada orang, jadi aman.

Afgan melirik ke arah Flora yang masih tidur tenang. Dirinya tidak tahu dampak mabuk sebesar ini, tujuan nya ke bar semalam adalah untuk pelampiasan dari luka nya, tapi bukan nya lega malah menimbulkan masalah baru.

Lelaki yang tinggi nya mencapai 180 cm itu duduk di kursi kamar mengingat apa yang terjadi semalam. Terdiam lama ia pun ingat semua nya dan semalam ia sedikit sadar ada yang memasukan obat perangsang di minuman nya.

"Bangsat! siapa yang masukin obat sialan itu?" kesal nya.

"Akan gue cari manusia bajingan yang bikin gue gini."  oceh Afgan lagi.

"Flora marah nggak ya?"

~~★~~

Jam sudah menunjukkan pukul 11:52, Flora membuka mata setelah lama tertidur, hal yang Flora rasakan saat terbangun adalah bagian bawah nya yang terasa sangat sakit.

"Akhh, sakit, perih." keluh Flora memejam kan mata sangking sakit nya. Flora bangun perlahan karena intim nya yang masih terasa sakit.

Mengingat kejadian semalam membuat nya menangis tersedu-sedu. Sekarang dirinya sudah tidak perawan, walaupun sudah nikah dan tidak dosa Flora tetap sedih.

"Huwaaa, gue udah nggak perawan, hiks..."

Ditengah Flora menangis pintu terbuka membuat Flora langsung menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuhnya yang tersisa hanya kepala, sedangkan matanya masih berair dan hidung yang memerah.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang