24. BIARKAN GUE MATI!

41 2 0
                                    

"Apakah bersamamu adalah suatu
kesalahan besar? jika iya, aku akan melepasmu,
aku tidak akan egois untuk mempertahankan mu."

~Flora Syaqila Alexandr~

BAB 24. BIARKAN GUE MATI

"Bun, Yah. Aku rapuh tanpa kalian, kalian pergi dengan membawa dunia ku yang cerah di penuhi kebahagiaan, yang tersisa sekarang hanya dunia yang penuh dengan kegelapan dan kesedihan. Jika boleh, aku ingin ikut kalian aja, dunia terlalu kejam tanpa kehadiran kalian." Flora menangis penuh sesak, nafas tak beraturan, dan punggung yang bergetar.

Tak peduli dengan orang orang yang memperhatikan nya, ia menundukkan kepala, mata nya tertutup oleh rambut panjangnya, tapi itu tak cukup untuk menutupi tangisnya. Beruntung karna laut mendukung nya mengeluarkan tangis, ombak cukup besar bertabrakan dengan bebatuan yang menimbulkan suara kencang menyembunyikan suara tangis Flora.

Afgan maju ketika melihat punggung Flora bergetar, tapi cowo itu tak menghampiri Flora, Afgan takut jika dirinya akan menganggu.

Namun, cowo itu curiga dengan orang berpakaian serba hitam, wajah tertutup dengan topi dan kain yang tidak bisa mendeteksi siapa orang itu.

Afgan terus memperhatikan orang itu yang mendekati Flora, tapi Flora tak menyadari. Afgan mengikuti pria itu, Afgan tak bisa berpikir positif karna pria itu merentangkan tangan nya hendak mendorong Flora ke laut.

Afgan dengan sigap menarik pria berpakaian tertutup itu dengan sangat kuat sampai tersungkur agak jauh. "SIAPA LO?" tanya Afgan dengan nada tinggi. Namun, bukan nya menjawab pria itu dengan secepat mungkin langsung berdiri dan berlari dengan sangat cepat.

Cowo itu tak menahan karna kalah cepat, ia pun membiarkan pria itu pergi.

Flora yang mendengar suara itu langsung menghapus air mata nya dan menengok ke belakang. Dengan wajah yang geram ia menghampiri Afgan.

"Ngapain lo ikutin gue sih! gue mau sendiri kenapa sesusah itu hah?!" ucap Flora di depan Afgan.

"Lo kalau mau sendiri, di rumah kalau ngga di kamar, jangan di luar. Lo tau tadi ada orang jahat yang mau dorong lo ke laut. Kalau aja gue telat lo udah jatuh ke laut lepas itu!" ujar Afgan terlanjur geram dengan sikap Flora yang egois ini.

"Kenapa? kenapa lo ngga biarin gue jatuh dan dorong sama orang itu?!" sarkas Flora membuat Afgan mengerutkan keningnya tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Flora.

"Lo mau mati? mati di tangan orang bukan mati di tangan tuhan? gue ngga habis pikir sama jalan otak lo!"

"Bukan nya memang semua itu udah takdir ya? mau mati bagaimana pun itu udah takdir, dan barusan lo udah ubah takdir gue, lo tau? takdir paling baik adalah gue mati apapun caranya asal bukan bunuh diri, agar gue ketemu Bunda dan Ayah di akhirat."

Afgan tak bisa berkata kata lagi, yah, cewe ini sudah hampir menyerah. Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang, langit mendung dengan tetes demi tetes air hujan turun.

Emosi Flora lagi lagi naik membuat nya ingin memukul Afgan sekarang juga. Ia maju memukul dada Afgan dengan kuat melampiaskan emosi nya disana.

"Lo jahat! harusnya lo biarin gue bahagia sama Bunda dan Ayah di akhirat kenapa lo mencegah, KENAPA! DUNIA INI TERUS MENYIKSA GUE, SEAKAN AKAN NGGA MEMBIARKAN GUE UNTUK BAHAGIA SETELAH KEPERGIAN AYAH DAN BUNDA." Flora berteriak di bawah hujan yang kian deras dan ombak yang kian membesar.

Alih alih menghindari pukulan Flora, Afgan malah memeluk tubuh Flora dengan erat membuat Flora kesusahan untuk memukul Afgan lagi. Air hujan sudah membasahi kedua manusia ini, hanya ada mereka di sini, orang orang sudah meneduh ada juga yang sedang bermain hujan.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang