35. TUDUHAN

28 2 0
                                    

⚠️NOTE: CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI TIDAK ADA UNSUR MENJIPLAK KARYA LAIN.⚠️

⚠️DILARANG PLAGIARISME ⚠️

Untuk readers baik hati dan tidak sombong vote dan komen nya dong😋
HAPPY READING🌷

BAB 35. TUDUHAN

Afgan dan Flora berjalan beriringan sembari menggenggam tangan satu sama lain menuju kelas Flora dan anggota inti AFORTAS yang berjalan dibelakang.

Enam anggota inti AFORTAS itu mengawal ketua nya. Hal itu membuat sebagian murid murid disana heran dengan kedua pasangan itu.

Pasalnya Lyora belum seminggu pergi dan Afgan secepat itu move on? seperti biasa, suara bisik bisik terdengar samar di telinga Flora.

"Afgan secepat itu move on? padahal Lyora baru aja meninggal." kata salah satu murid yang kebetulan ada di belakang Afgan dan Flora.

"Lo gimana sih, sebelum Lyora meninggal mereka udah asing." balas teman nya. 

"Mereka tunangan karena perjodohan, nggak mungkin Afgan langsung cinta Flora-"

Belum selesai murid perempuan itu berbicara, pembicaraan nya sudah di potong oleh Afgan.

"Mau itu perjodohan, yang nama nya jodoh dan membalikkan hati itu Tuhan, kalau gue udah cinta sama Flora atas dasar izin Allah, lo bisa apa?" Afgan bicara tepat di depan murid perempuan yang bernama 'Aria'

"Jangan pernah ikut campur atau komentar tentang perasaan gue, lo nggak ada hak untuk itu." tunjuk Afgan.

"Manusia nggak ada kerjaan yang nyari kesalahan orang." ketus Farhan.

"UDAH GUE BILANG, JANGAN PERNAH NGOMONGIN KETUA GUE!" teriak Zio membuat kedua perempuan itu tersentak bukan hanya mereka tapi semua murid murid yang sedang berbisik-bisik.

Flora yang melihat pun berniat menenangkan Afgan agar tidak melukai Aria dengan kata kata yang tak pantas.

"Afgan udah, ayo." Flora menarik tangan Afgan. Baru saja ingin melangkah namun, perkataan seseorang membuat niat mereka berhenti saat itu juga.

"Lelaki sok suci yang berlindung di balik kepintaran nya di segala bidang. Setelah mengotori anak orang, pergi gitu aja dengan alasan perjodohan, lalu membiarkan orang itu hancur dan mengakhiri hidupnya. Afgan, hidup lo sekarang udah tenang setelah Lyora meninggal?" tanya Aletta, yang sedari tadi nyerocos dengan suara kuat agar terdengar oleh semua murid-murid yang sedang lalu lalang.

Degh.

Seperti di sambar petir di siang bolong, Flora sangat terkejut mendengar nya. Apa itu maksudnya?

"Heh Aletta, lo kalau ngomong jangan sok bijak." ujar Abrian

"Udah pinter ngomong dia, Yan. Biarin aja biarin." timpal Renzo.

"Nggak bisa dibiarin kalau udah ketua yang difitnah. Gue bakal jadi orang pertama yang melindungi ketua gue dari fitnah sialan." kata Reza.

Afgan kembali membalikkan badan lalu melangkah mendekati Aletta.

"Maksud lo apa?"

Aletta tersenyum  miring menyilang kan kedua tangan nya di dada. "Lo pintar disegala bidang, nggak mungkin nggak ngerti sama ucapan gue barusan."

Vanda yang ada di samping Aletta itu langsung mendorong bahu Afgan dengan kasar. "LO HAMILIN SAHABAT GUE, BANGSAT! GARA GARA LO SAHABAT GUE BUNDIR!" teriak Vanda.

AFGAN AND FLORA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang