MSC - 3.A. Bincang Kawan.

2 1 0
                                    

Selasa, 14 November 20YY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selasa, 14 November 20YY.

Malam Hari.

Kota Cokrompek.

Tongkrongan Cak Husein.

**********

Sepasang manusia bernama Bayu Putra Fahturohman dan Mahmud Rizi Patakola duduk lesehan di suatu tempat. Menikmati suasana malam rindang nan sejuk di Kota Cokrompek. Kedua kawan dekat ini memilih untuk bertemu di Tongkrongan Cak Husein.

Adapun persamaan mereka ialah sama-sama menyukai kopi berjenis Americano.

Tongkrongan Cak Husein merupakan tempat tongkrongan dengan sajian kopi dan jajanan tradisional. Menjadi favorit masyarakat di Kota Cokrompek untuk melepaskan penat selain tempat minum-minum berfaedah di Kota Cokrompek.

"Kau udah pesen kopinya!" kataku sambil menyelisiknya.

"Udah Bosque. Sekalian sama sepiring kentang goreng juga. Wahai Tuanku Bayu Putra Fahturohman."

Aku menjawab dengan lantang, "Biasa aja manggilnya njir! Ana bukan sultan maupun tuanku."

Seketika situasi mendadak menjadi manis. Kami tertawa terbahak-bahak karena candaan konyolnya Rizi. Seperti biasanya, janjian menghabiskan malam di Tongkrongan Cak Husein setelah menjalani penatnya kehidupan sekolah.

Pelajaran sekolah memanglah terasa monoton. Aku yakin murid lainnya bergegas memanjakan diri setelah belajar seharian. Bedanya kami memilih berkumpul di tongkrongan ini.

Tiba-tiba terlihat seorang pelayan membawa sebuah nampan yang memuat dua gelas kopi Americano dan sepiring penuh kentang goreng.

"Ini pesanannya. Ada yang kurang?" tanya pelayan itu, melirik ke wajah Rizi.

"Sementara ini dulu, Mbak!" seru Rizi.

Pelayan itu mengangguk-angguk, lalu menaruh pesanan kami di atas meja. Ia segera pergi setelahnya. Melihat minuman dan makanan ringan lezat yang tersaji. Air liurku tertelan tidak sengaja untuk segera menjajalnya.

Sebelum mengucapkan kata lebih lanjut. Menyeruput kopi yang masih panas dulu.

Sllrrrrppppp ... Muuaaahh ...

"Anjir! Nikmat bener suaranya, cuy?" tanya Rizi.

"Emang lidah ana sudah kering. Perlu yang panas-panas dulu," kataku dengan posisi tangan kanan memegang cangkir.

Tangan kanan Rizi mengambil sebuah kentang goreng, lalu menggigitnya dengan lahap.

Jikalau diberikan kesempatan untuk menjelaskan. Kami adalah sepasang teman baik yang suka bercerita. Hanya saja dibedakan dinding kepribadian. Aku adalah orang yang santai, sedangkan Rizi suka bercerita panjang lebar.

Kadang-kadang cerita kawanku satu ini terasa konyol. Akan tetapi, enak aja penyampaiannya. Topiknya pun beragam ruah. Pernah sekali Rizi bercanda tentang Miss SMA dengan popularitasnya. Terus anak satu ini pernah membahas betapa pintarnya Harun Kusmanto di kelas 12-C IPS.

Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang