MSC - 7.B. Anomali Jalanan Malam.

3 1 0
                                    

Jalanan Kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan Kota.

**********

Seperti yang kubilang sebelumnya. Jalanan kota sudah menunjukkan suasana kurang bersahabat. Malam semakin larut saja. Gedung-gedung mulai beristirahat dengan tenang. Cahaya bulan semakin bersinar. Bintang-bintang di cakrawala semakin berkumpul satu sama lainnya.

Tidak berpikiran untuk pergi ke rumah teman ataupun toilet umum. Ingin segera pulang saja rasanya.

"Pantes saja anjir! Rasanya ini sudah tengah malam. Bisa-bisanya berlagak jantan pergi ke IndoApril tadi?" tanyaku kepada aspal yang menempel di bawah.

Sejauh jalanan yang sudah kulewati. Jarang kutemui orang-orang berseliweran. Tetap saja masih berjalan dengan cepat. Juga siaga satu bagi kedua daun telinga. Terdengar bunyi langkah kaki seseorang di belakang. Detakan suara itu sungguh menggangguku.

Apakah harus menengok ke belakang?

Memberanikan diri untuk melihat ke belakang. Terlihat seseorang dengan memakai jaket hoodie berjalan dengan santainya. Kurasa pergerakannya benar-benar mencurigakan. Bayangkan! Sempat kulihat kedua tangannya masuk ke dalam saku samping jaket hoodie.

Tudungnya memberikan kesan misterius. Terus pergerakan kedua kakinya lambat laun semakin cepat saja.

Pandanganku kembali ke depan, lalu berkata, "Ini orang macam tidak beres. Intuisi gue bilang ada sesuatu yang mengancam. Suasana sepi begini dengan segelintir orang berpapasan. Gue harus melakukan sesuatu."

Merasakan adanya bahaya mengancam jiwa sendiri. Cairan merah dalam tubuh mengalir lebih cepat dari biasanya. Keringat dalam kulit tiba-tiba mulai berbondong-bondong keluar.

Tanpa berpikiran kedua kali langsung tancap gas.

Mempercepat langkah kaki dan berusaha untuk menghindari situasi berbahaya. Mencoba untuk mengintip ke belakang. Terlihat sosok itu berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Fix sudah! Diriku akan menjadi incaran orang itu.

Dari jalan cepat menjadi berlari. Hentakkan langkah kaki orang itu semakin keras terdengar juga. Wah, situasinya semakin berbahaya. Tidak mungkin diriku kembali ke IndoApril. Karena orang itu tepat di belakangku.

"Gue bakalan diapain ini? Jangan sampai tertangkap dulu. Minimal gunain akal kek!" seruku sambil berlari.

Berlari dengan kencang menyelusuri jalanan kota yang masam. Sampai terlihat sebuah cela gang kecil. Tanpa berpikir panjang aku langsung belok ke kiri menuju gang kecil tersebut. Dengan harapan untuk mengelabui sosok hoodie tersebut ataupun meminta pertolongan kepada penduduk sekitar.

Aku rasa keputusanku tepat untuk mengecohnya. Lagi pula, membawa uang begitu banyak malam ini. Kalau sampai tertangkap. Bisa-bisa semua uangku akan lenyap diambilnya. Tidak normal bagi orang biasa yang mengejar seseorang kalau bukanlah niat jahat.

Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang