MSC - 8.C. Happy Ending?

2 1 0
                                    

Sore Hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore Hari.

Rumah Keluarga Sudharumitha.

Ruang Tamu.

**********

Kami berhasil sampai tujuan tanpa kendala apa pun. Sekarang ini mobilku sudah terparkir di depan rumah Lethisia. Kesan pertama yang terpikirkan adalah rasa kagum bukan main.

Jikalau dilihat secara sekilas. Rumah Lethisia tampak cukup besar dan bertingkat dua lantai. Tempat ini juga dilengkapi dengan sebuah pos satpam. Ditambah dengan pintu garasi yang tertutup rapat.

Bayangkan! Rumahnya mentereng, mempunyai mobil, terus ada pos satpam. Pasti keluarganya berasal dari golongan berada.

Kembali ke keadaan sekarang. Sudah masuk ke dalam ruang tamu. Badan ini telah duduk di sofa nyaman berwarna merah begitu pun dengan Lethisia. Untuk gitarnya ditaruh samping sofa.

Aku berhadapan langsung seorang wanita dewasa. Beliau ini memiliki body aduhai dilengkapi kacamata yang hinggap di wajahnya. Bola matanya berwarna biru indah. Dilengkapi dengan bumper depan yang mencolok. Bentuk rambut bobcut hitam mirip seperti Lethisia.

Kulitnya mulus putih elok tanpa bekas cacat sedikit pun. Andai kata seekor nyamuk hinggap di kulit beliau. Pasti nyamuknya akan tergelincir bebas ke bawah.

"Makasih loh sudah mau mampir ke gubuk sederhana ini. Perkenalkan, nama saya adalah Lenna Kirby Sudharumitha. Jangan panggil Kakak Lenna, tetapi Tante Lenna saja gapapa," kata Tante Lenna dengan suara merdu nan halus.

Aku berkata dengan intonasi gugup, "Sayaaaa Andiii Taufan Indranowooo, Tante. Baru saja meniti karier sebagai guru newbie di dunia pendidikan. Datang kemari karena ingin membantu salah satu siswi saya. Jadi, begitulah ceritanya Tante."

Sepasang mataku masih saja memperhatikan beliau dengan cermat.

Bila dirincikan lebih saksama. Tante Lenna memakai v neckline dress berwarna cobalt dilengkapi sebuah ikat pinggang. Sedikit terlihat arloji elegan melingkar di pergelangan tangannya. Ditambah sepasang stocking hitam yang sebagian menutupi kakinya.

Terlalu fokus memperhatikan gaya busana Tante Lenna. Sampai akhirnya sebuah suara merdu hinggap di telinga.

"Kamu ngelihatin apaan hayo?"

Seketika Lethisia menoleh untuk mengecek kondisi wajah ini.

"Annuuuu! Tante cantik sekali dan mohon maaf banget. Agak nice body. Ini menurut pendapat pribadi sendiri," kataku sambil memperagakan bentuk raga beliau dengan tangan.

Beliau cekikikan sejenak, lalu berkata, "Makasih loh dipuji bahenol. Yah! Bisa berbentuk begini karena rutin jogging. Saya suka cowok yang jujur begini."

"Maaammaaa udah menggodanya. Syasya ajak Mas Andi buat konten selanjutnya. Pasti asyik kalau ada iringan petikan gitar."

"Hah! Kupanggil dengan nama Syasya sajalah ketika di rumah ini. Terus dia mau bikin konten apaan?" tanyaku dalam hati.

Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang