Kota Cokrompek.
Azumi Bakery.
**********
Setelah 20 menit berjalan menyelusuri trotoar di samping jalan raya. Sampailah kami di Azumi Bakery. Salah satu destinasi pencinta kuliner lokalan berbentuk roti. Sekalian kujelaskan saja kepada beliau yang berdiri di sampingku.
"Mbak, Azumi Bakery merupakan toko roti dan kue yang beroperasi skala lokal. Enak dan renyah kualitas rotinya. Menerima pesanan kue tart dan sebagainya."
"Wah! Kamu sampai hafal sampai bagian kue tart-nya juga. Pasti sering ke sini, yah?"
Perempuan itu mendekatkan wajahnya ke arahku. Tatapan kami hanya berjarak 8 cm. Jantungku mulai memompa kembali dengan cepatnya. Lama kelamaan tidak bisa dikontrol lagi. Cukup membuat pribadi ini kaget kepayang akan kecantikannya walaupun tertutup tabir kacamata hitam.
Mencoba menghindari kontak mata beliau, lalu diikuti perkataan yang terbata-bata. "Anuu Mbak! Kedekatan nih! Saya tegang!"
Jantungnya yang tegang. Bukan hal lainnya loh!
Mengerti atas kesalahannya ataupun permintaan dariku. Beliau segera menjauhkan kepalanya dan kemudian menghadap ke rak roti-roti berkumpul. Napasku kembali normal, kemudian tangan kanan ini menyentuh dada sendiri. Sekedar memberikan rasa lega kepada tubuh.
"Banyak sekali variasi roti yang lezat dan menggiurkan lidah saya nih!" kata perempuan itu.
Terlihat beliau menjilat bibirnya sendiri. Membayangkan kelezatan roti-roti yang siap untuk dijemput. Aku pun harus mengambil inisiatif untuk berbicara.
"Karena saya sering memesan aneka roti-roti di tempat ini. Mau merekomendasikan roti yang cocok buat Mbaknya."
Sarung tangan kanan beliau menempel di pipi kanannya. "Oh! Baguslah."
Seperti kebiasaan lumrah kala berbelanja di tempat ini. Segeralah menuju rak yang berisi keranjang kosong. Mengambil satu biji, kemudian menuju ke suatu nampan yang di mana roti Croissant berkumpul.
Tidak tinggal diam, perempuan itu segera menyusulku.
"Dijamin yang ini enak, Mbak! Rasanya benar-benar gurih dan agak asin. Cocok jika dimakan langsung, apalagi ditambah dengan secangkir teh hangat."
Wanita tersebut hanya mengangguk kecil. Seperti mendapatkan sinyal persetujuan. Akhirnya, tangan ini mengambil dua roti dan memasukkannya kedalam keranjang.
Tangan ini menunjuk freezer tempat kue-kue khusus bersemayam. "Mungkin Mbaknya ingin sebuah cheese cake yang lezat? Itu ada di freezer."
"Gak usah! Itu aja sudah cukup. Segera ke kasir, yuk!"
"Oke Mbak," kataku.
Pergi ke meja kasir untuk melakukan pembayaran. Berbincang-bincang ringan dengan kasirnya sendiri terlebih dahulu. Menghitung semua bahan belanjaan via komputer. Diketahui bahwa total semuanya adalah Rp20.000,00.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)
Ficção AdolescenteKarya ini bersifat spin-off. Terdapat delapan cerita (mini story) yang dikemas dalam sudut pandang karakter lain, lalu dibalut dengan bumbu kehidupan dan komedi yang hakiki. Tentu saja mengulik kisah-kisah lain yang tidak diceritakan dalam Setia - S...