MSC - 1.B. Iringan Malam.

10 1 2
                                    

Depan Kamar Joko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Depan Kamar Joko.

**********

Setelah berhasil melewati suatu godaan, yaitu pertandingan sepak bola yang seru. Akhirnya sampai juga di depan pintu kamar kos sendiri.

Mengambil kunci kamar dari saku kanan celana. Tanganku berhasil menyelusup ke dalam, lalu merasakan sensasi sebuah benda terbuat dari besi. Berhasil kugapai dengan baik. Ketika hendak memasukkan benda itu ke lubang kunci pintu kamar. Tidak ada angin maupun rintikan hujan. Seorang telah menepuk bahu kananku dari belakang.

Penasaran siapakah orang itu?

Otomatis sorot mataku langsung menuju orang tersebut, lalu menanggalkan kunci di kantong kembali.

Objek dalam retina mata menunjukkan wanita berusia sekitar 30 tahunan. Oh! Bukan penghuni kos, melainkan penjaga Rumah Cempakasari. Penampilannya benar-benar fit dan bersahaja seperti kebanyakan penduduk kota ini.

"Joko!"

"Eh, Mbak Wiwik!" seruku ibarat suara balon yang pecah.

Sungguh kagetlah diriku bukan kepayang. Ternyata Mbak Wiwik sendiri yang muncul. Kukira anak-anak penghuni kos hendak melakukan prank lanjutan. Tak sengaja kedua mata ini berhasil mencerna pakaian beliau.

Sedikit menghela napas untuk memberikan waktu berpikir melintasi ruang-ruang benak.

Apakah beliau memakai pakaian cukup sedap dilihat kali ini?

"Anjay! Mbak Wiwik memakai daster warna putih kombinasi pink dengan motif polka dots. Bener kata anak-anak. Kadang gue berpikir bahwa beliau ini suka berpakaian nyaman, tetapi bentuk tubuhnya benar-benar tidak bisa disembunyikan," kataku dalam awan pikiran secara perlahan.

"Walaupun beliau sudah bertelur dua biji anak. Namun, bentuk raganya benar-benar seperti anak 30 tahunan. Apakah beliau sempet berolahraga rutin atau minum jamu pelangsing nih?" tanyaku kepada hati dengan gembira.

"Kalau dibandingkan dengan Bu Lenna. Baik cara berpakaian maupun body-nya sungguhlah berbeda jauh. Ah! Membayangkan hal aneh-aneh kembali ini. Sadar woy!" seruku dalam batin terdalam.

Hanya kekaguman yang dapat kuutarakan dalam hati.

Mata ini sangat sensibel terhadap bentuk raga Mbak Wiwik. Pikiran nakalku segera memerintahkan kedua mata untuk terus memelototi beliau.

Sadar atas perbuatan yang "normal" dari seorang penghuni. Beliau berbicara dengan nada menggoda, "Lagi mikirin apaan nih?"

Aku menjawab tergagap-gagap, "Mikirin kegiatan kampus. Nggak yang aneh-aneh kok! Eheehe."

Mbak Wiwik menampakkan senyum simpulnya. Sementara itu, tangan kiriku menggaruk rambut sendiri. Berusaha untuk menghilangkan segala kecurigaan yang menyebar dengan bertingkah konyol.

Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang