MSC - 4.B. Semangkuk Mi Goreng.

3 1 0
                                    

Pasti dapat dibayangkan tingkat keseruan mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasti dapat dibayangkan tingkat keseruan mereka berdua. Sudah memasuki tahap mengolok-olok lawan. Sayangnya, diriku tidak hadir ketika pertandingan berlangsung.

Info yang menarik pada siang hari ini.

"Saya mau cerita lagi, Nak Bambang. Untungnya mereka berdua dilerai oleh dua siswa. Satunya mencoba untuk memisahkan Miss SMA. Satunya lagi menenangkan siswi yang ditarget itu."

Momen yang pas untuk bertanya siapakah siswi satunya itu?

Penasaran juga sosok yang berani melawan si Feby. Memang kadang-kadang perkataan Miss SMA seperti cabai pedas. Bisa kuketahui karena satu kelas dengannya.

"Emangnya yang satunya siapa, Bu?"

Ah! Kan, beliau tidak mengetahui namanya. Konyol nan super sekali mulutku keceplosan.

"Saya tidak tahu namanya, tetapi anaknya masih makan di sini, tuh!"

Beliau menunjuk jarinya ke anak yang ditarget itu. Satu sosok siswi SMA telah terekam dari pupil mata ini.

Menggosok-gosok kedua mata dengan tangan seakan-akan tidak percaya yang kulihat barusan. Alangkah terkejutnya bahwa orang itu adalah teman sekelasku sendiri.

Seorang Kania Lesmana Purwanti Febriyanto berani menantang Feby Erlandia Nahdiwibowo. Anak terpintar di kelas 12-A IPA vs Miss SMA. Aduh! Kok bisa kulewatkan begitu saja big match mereka berdua?

Sayang sekali!

"Kebetulan saya membawakan semangkuk mi goreng pengganti untuk anak itu. Sama dengan kepunyaan Nak Bambang sekarang ini."

"Waduh! Pasti enak dong masakannya, Bu?" godaku.

"Wuuiihhhh! Nggak kalah sama restoran atau kedai makan lainnya. Dijamin makyoes markotop!"

Ibu Penjual Mi mengacungkan jempolnya kepadaku. Tandanya enak nih!

Terlihat Nia menyantap mi goreng pengganti. Gaya makannya seperti anak kecil dalam masa pertumbuhan, yaitu makan dengan lahapnya. Dari cara makannya saja dapat kusimpulkan bahwa mi goreng ini pastilah enak.

"Gini Bu! Itu anak adalah teman sekelas saya. Namanya Kania Lesmana Purwanti Febriyanto atau disebut Nia sajalah. Dia sering mendapatkan nilai tinggi ketika ujian berlangsung. Digadang sebagai murid terpintar di kelas 12-A IPA."

"Anaknya itu emang penyendiri dan lone wolf. Hampir tidak terlihat memiliki teman. Boleh jadi standar pertemanan Nia terlalu tinggi atau anak lainnya tidak bisa sejajar dengannya. Kita kaum remahan dan mendapatkan nilai pas-pasan bukan apa-apa dimata Nia, Bu."

"Cuman remahan konyol yang terlalu sulit bersaing perihal nilai mata pelajaran sekolah."

Beliau mengangguk ketika diriku bercerita panjang lebar tentang Nia. Mungkin saja menyadari kehebatan dari siswi yang kuceritakan. Kemudian, mulut beliau terbuka lebar untuk berbicara.

Setia - Seberapa Niat Cintamu? (Mini Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang