Cassandra memandang wajah Axel dengan tatapan skeptis. Ia seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja pria itu ceritakan.
Pasalnya dari ingatan yang Cassandra dapat, Axel itu tipikal pria yang gemar mengencani banyak wanita.
Dan jika tidak salah, Axel itu tidak mencintai Cassandra sama sekali. Tapi kenapa dari cerita yang pria itu ucapkan semuanya bertolak belakang?
Apakah ada sesuatu yang tidak ia dan 'Cassandra asli' ketahui?
Entahlah, yang pasti saat ini ia hanya tak ingin terlalu percaya begitu saja kepada Axel, meskipun saat ini pria itu berstatus sebagai kekasih nya juga.
"Astaga, kau sampai berniat mengakhiri hidupmu sendiri Nak ketika tahu Axel berbuat seperti itu?" Marianne mendekat ke arah Cassandra, lalu menatap wajah cantik itu dengan tatapan bersalah.
"Maafkan aku karena tidak bisa mendidik Axel." Marianne menundukkan wajahnya membuat Cassandra yang melihatnya jadi tak enak hati.
"I-ini bukan salah tante, berhenti menyalahkan diri sendiri." Cassandra mencoba menghibur wanita paruh baya itu.
"Aku merasa gagal menjadi seorang ibu." Marianne yang biasanya berapi – api kini tampak layu saat mengetahui sepenggal kisah dari putra sulungnya.
Ia tak akan menyangka bahwa anak nya itu akan berbuat sedemikian rupa pada Cassandra yang merupakan kekasihnya.
"Tidak, kau adalah ibu terbaik bagi kami. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, ini salahku, Mom." Axel yang mendengar ibunya terus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang tidak ia perbuat, mencoba menyangkal dengan perasaan kalut ketika melihat sang ibu tak seperti biasanya.
Ia tidak terbiasa melihat sang ibu menampilkan raut seperti itu, seperti bukan Marianne saja.
"Baguslah kalau kau sadar, ini kan memang salahmu. Aku hanya pura – pura saja tadi."
Oke, Marianne sudah kembali seperti dirinya yang sebelumnya.
"Haha, kasihan sekali. Lagipula, kau itu tidak pantas mabuk – mabukan seperti itu, kau kan payah." Seru David dengan terus memegangi perutnya yang kram karena tertawa terlalu lama.
Suasana yang tadi haru, tiba – tiba saja berubah drastis ketika Axel melemparkan bantal sofa tepat ke wajah David.
"Rasakan kau. Bocah sepertimu lebih baik diam."
"Aku sudah 19 tahun, asal kau tahu." David menatap kakak nya congkak saat memberitahu berapa umurnya saat ini.
"Ya, terserah kau saja. Lagipula aku tak peduli berapa umurmu." balas Axel santai.
"Cih, sombong sekali."
Sementara itu, Marianne dan Cassandra yang melihat perdebatan kakak beradik itu hanya menggeleng kan kepalanya singkat, lalu mereka memilih untuk beranjak ke dapur untuk membuat sesuatu yang dapat mereka makan. Karena kebetulan, sejak sidang dadakan yang Marianne buat, mereka belum memakan apapun.
🦋🦋🦋
"Jacob, kapan jadwal keberangkatan kita ke Las Vegas?" tanya Catarina pada Jacob yang sedang menonton berita di televisi.
"Satu minggu lagi." Jawab Jacob. "Memangnya kenapa? Ada masalah?"
Catarina menggeleng." Tidak, hanya saja aku khawatir pada Cassandra. Kita belum lama ini pulang dari California, tapi harus melakukan perjalanan lagi ke Las Vegas." Catarina mengungkapkan hal yang mengganjal perasaanya sejak tadi.
"Cassandra sudah besar, dia pasti akan mengerti. Apa yang kita lakukan ini juga untuk kebaikan nya sendiri, untuk masa depannya juga. Lagipula, kita bisa menitipkan anak kita di rumah Damian jika kau masih tetap mengkhawatirkan nya." usul Jacob
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life (On Going)
Teen FictionWARNING!!! 17+ ⚠️NO PLAGIAT⚠️ [Murni hasil pemikiran sendiri] Prily Brisiana tidak menyangka jiwanya akan terlempar ribuan kilometer ke raga seorang gadis bernama Cassandra Grisella.Gadis yang tergila gila kepada seorang pria bernama Axelion Addison...