Dua Puluh Delapan

2.3K 83 4
                                    

Jangan lupa vote & komen ya beb
( ˘ ³˘)

Malam itu Catarina sedang gelisah dalam duduknya. Dia tak bisa memejamkan matanya sama sekali, ada begitu banyak hal yang mengganjal dan terus berkecamuk dalam benak wanita paruh baya itu.

Terhitung satu bulan sejak menghilangnya Cassandra, dan selama itu pula Catarina menghabiskan waktunya untuk mengupayakan berbagai macam cara agar dapat menemukan keberadaan putrinya. Namun, dari sekian banyaknya usaha yang ia dan Jacob lakukan, belum ada satupun yang menemukan titik terang. Dan hal itulah yang membuat emosi Catarina akhir-akhir ini menjadi tidak stabil.

Tak jarang Jacob mendapati Catarina tengah melamun seorang diri, dan bahkan tak jarang pula wanita paruh baya itu menangis dalam diam seperti saat ini.

"Putri kita akan baik-baik saja, honey." bisik Jacob, seraya menarik tubuh bergetar Catarina ke dalam dekapannya.

"Kau selalu mengatakan itu Jacob, tapi kau sama sekali tak dapat menemukan keberadaan Cassandra. A-aku ingin Cassandra pulang, aku sangat merindukannya." balas Catarina dengan berbisik lirih.

Jacob yang mendengarnya pun merasa tercubit. Dia yang paling tahu, sebesar apa kasih sayang Catarina pada putri mereka. Bahkan jika diibaratkan, Catarina mampu menukar dirinya dengan sesisi dunia demi kebahagiaan Cassandra.

"Apakah Cassandra baik-baik saja?" tanya Catarina dengan suara yang nyaris tak terdengar sama sekali.

"Tentu saja, Axel dan yang lainnya sedang berusaha untuk mencari Cassandra. Mereka akan membawa putri kita kembali." ucap Jacob dengan mengeratkan rengkuhannya. Bahkan pria paruh baya itu mengusap surai coklat Catarina secara perlahan.

"Aku ingin pergi ke Chicago." ujar Catarina, setelah sekian lama mereka berada dalam situasi yang teramat hening.

"Axel sudah mengatakan untuk kita tetap tinggal disini, honey."

"Tapi aku ingin kesana, Jacob. Aku ingin memastikan jika Cassandra ada disana." kali ini Catarina menatap Jacob dengan tatapan penuh permohonan.

Jacob yang melihatnya pun sontak menghela nafas pasrah, "Baiklah, lusa kita pergi ke Chicago." dan setelah mengatakan itu, sebuah kecupan hangat mendarat tepat di atas kepala Catarina.

🦋🦋🦋

Di lain tempat, di sebuah penginapan yang ada di Michigan sana, terlihat Austin yang tengah berkutat dengan laptop di pangkuannya. Dia sedang mencoba kembali melacak sinyal di ponsel Cassandra. Dan hal itu sudah ia lakukan sejak tiga jam yang lalu, namun dalam kurun waktu selama itu, ia sama sekali belum mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Istirahat dulu, kau sudah cukup bekerja keras hari ini." seru Arthur dengan menepuk pelan pundak pria itu.

"Kita jauh-jauh dari New York ke Chicago bukan istirahat, Arthur. Cassandra harus segera ditemukan jika tidak ingin hal-hal buruk terjadi pada gadis itu." jawab Austin yang masih fokus menatap layar laptop di hadapannya.

"Ya, aku tahu. Tapi kau bahkan belum tidur sejak kemarin. Setidaknya istirahatkan dirimu terlebih dulu. Jade akan membantu kita untuk melacak lokasi Cassandra." peringat Arthur.

Austin terdiam sejenak, seolah sedang mempertimbangkan satu dan lain hal. "Hm, baiklah. Lalu dimana Axel dan Arsen sekarang? Aku tak melihat mereka lagi semenjak kita tiba dari bandara."

"Mereka sedang pergi ke tempat Jade, nanti kita akan menyusul setelah kau beristirahat." setelah mengatakan itu, Arthur membuat gestur mengusir Austin dari hadapannya. "Beristirahatlah, aku akan memberitahumu jika Axel memberikan kita kabar."

Another Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang