Tiga Puluh Lima

924 69 7
                                    

Selamat membaca🫦

DOR!!!

Setelah amunisi itu dilepaskan, suasana tiba-tiba saja berubah hening dalam sekejap.

Namun tak lama setelah itu, terdengar suara teriakan seorang pria, disusul dengan kegaduhan lain yang membuat Deren membuka kedua kelopak matanya secara perlahan.

Beberapa meter dari tempat ia diikat, Deren melihat seorang pria berbaju hitam tengah memegangi lengan kanannya yang bersimbah darah. Lalu tak jauh dari tempat pria itu merintih kesakitan, Deren juga dapat melihat Evander yang tengah berontak ketika beberapa anggota kepolisian berusaha untuk mengamankan pria paruh baya itu.

Namun sayangnya, Evander berhasil menghindar dari sergapan pihak kepolisian dan melarikan diri melalui pintu bagian belakang.

Sheriff George yang melihat itupun memerintahkan beberapa anggota nya untuk mengejar Evander. Sementara ia dan beberapa anggota yang masih tersisa, mencoba untuk mengamankan beberapa pria berbaju hitam yang turut memberontak, ketika pihak kepolisian mencoba untuk menangkap mereka.

"Letakkan senjata kalian dan jangan bergerak sedikit pun dari tempat ini." Ucap Sheriff George lantang.

Namun hal itu tak berhasil membuat situasi menjadi kondusif. Malah, salah satu diantara mereka ada yang mencoba untuk menyerang Liam, salah seorang anggota kepolisian, menggunakan sebuah balok kayu ketika pria itu sedang lengah.

Hal itu berhasil digagalkan, ketika Liam berbalik dan menangkis balok kayu itu menggunakan kakinya, membuat benda itu terlempar beberapa meter ke arah belakang.

Pria berbaju hitam itu merasa kesal ketika tak berhasil melukai Liam. Maka sebagai gantinya, dia kembali menyerang Liam menggunakan pukulan tak beraturan dan terkesan serampangan.

"Teknik berkelahi macam apa itu?" Ejek Liam ketika tak ada satupun dari pukulan pria itu yang mengenai tubuhnya.

Pria berbaju hitam yang mempunyai luka melintang di dekat matanya itu, tampak emosi saat mendengar apa yang baru saja Liam katakan. "Tutup mulutmu. Setidaknya aku tidak terus menghindar seperti seorang pengecut." Balas pria itu dengan gigi yang bergemelatuk.

Liam mendengus, sebelum akhirnya dia melayangkan sebuah pukulan telak yang mendarat tepat di rahang pria malang itu.

"Merepotkan." Seru Liam, saat melihat pria berbaju hitam itu tumbang hanya dengan satu pukulan.

Dan tanpa membuang waktu lagi, Liam segera menyeret pria itu ke arah sekumpulan pria berbaju hitam yang sudah berhasil diamankan oleh beberapa anggota kepolisian yang lain.

Totalnya ada tujuh tersangka yang telah berhasil mereka amankan, dua diantaranya yang sedang tak sadarkan diri, sedangkan sisanya sedang meringis kesakitan.

"Sebelum pergi, periksa area di sekitar rumah kayu ini, jangan sampai ada satu tempat pun yang terlewat." Titah Sheriff George kepada anak buahnya.

"Baik, Mr. George."

Bukan tanpa alasan Sheriff George meminta timnya untuk menyisir seluruh area di rumah kayu itu. Karena menurut pengakuan salah satu tersangka, ada sebelas orang yang menjadi kaki tangan Evander selama mereka diperintahkan untuk menjaga rumah kayu ini. Dan pria itu juga mengatakan, ada salah seorang wanita yang turut andil dalam kasus penculikan Cassandra. Yang kemungkinan besar, wanita itu ikut melarikan diri bersama Evander dan empat anak buahnya yang tersisa.

Sementara para anggota kepolisian melakukan penyisiran, Detektif Max baru saja selesai membantu Deren melepaskan ikatan di kedua tangan dan kaki pria itu. Lalu beralih ke arah Cassandra yang tengah memejamkan matanya dengan damai. Gadis itu bahkan seolah tak terganggu oleh suara-suara gaduh yang timbul di sekitarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang