Siang itu kafetaria terlihat penuh dengan sekumpulan mahasiswa yang sedang menyantap makan siang mereka. Begitupun dengan Cassandra dan Gabriella, mereka sedang menghabiskan steaknya dengan tenang, dan sesekali tampak mengobrol ringan diselingi tawa yang tumpang tindih dengan beberapa suara mahasiswa yang lain.
"Jadi untuk sementara waktu, kau tinggal di rumah pamanmu?" tanya Gabriella setelah Cassandra menyelesaikan ceritanya.
"Hm, begitulah." Cassandra menjawab sembari memotong steak di piring nya menjadi beberapa bagian.
Gabriella mengangguk paham. "Kapan kau memiliki waktu? Aku ingin mengajakmu untuk mengerjakan proposal bisnis yang ditugaskan Mrs. Claire."
"Astaga, aku lupa!" Cassandra menepuk keningnya saat mengingat ada tugas yang harus secepatnya dia kerjakan. "Maafkan aku, Gabriella. Aku benar - benar lupa, jika Mrs. Claire memberikan kita tugas."
Sementara itu Gabriella tersenyum simpul saat melihat tingkah laku Cassandra. "Tidak apa - apa, lagipula masih ada waktu satu minggu lagi sampai proposalnya dikumpulkan."
"Kalau begitu, bagaimana jika setelah mata kuliah Mr. Steven selesai, kita mulai mengerjakan?"
"Ide bagus." Gabriella menjentikkan jarinya. "tapi sebelum itu, kita harus memikirkan bisnis apa yang akan kita kelola, lalu kita juga harus menentukan lokasi di sebelah mana yang sekiranya strategis, dan kita juga perlu merincikan beberapa anggaran untuk barang apa saja yang kita perlukan. Aku rasa, itu akan memakan waktu yang cukup lama. Jadi bagaimana jika kita mengerjakannya di rumahku saja? Kau tidak keberatan kan, Cassandra?"
"Tentu saja, tidak." jawab Cassandra "Tapi apakah tidak apa - apa, jika aku pergi ke rumahmu?"
"Haha, memangnya kenapa? Ibuku pasti akan senang, jika tahu aku membawa seorang teman untuk bermain di rumahku."
"Kita akan mengerjakan tugas, Gabriella. Bukan untuk bermain." peringat Cassandra sembari tersenyum kecil.
"Haha, sama saja. Intinya ibuku pasti akan senang."
Cassandra mengernyitkan keningnya heran, tak mengerti apa yang baru saja Gabriella katakan. "Kenapa ibu mu senang?"
"Karena selama ini aku tidak pernah membawa seorang teman ke rumahku." saat mengatakannya, suara Gabriella tiba - tiba saja berubah lirih.
"Mm, kenapa?" tanya Cassandra penasaran.
"Karena selama aku berkuliah di Griham's University, tak ada satu orang pun yang mau berteman dengan ku, Cassandra. Kau orang pertama yang menjadi temanku." dan saat mengatakan hal itu, entah mengapa suara Gabriella kembali berubah menjadi ceria. Seolah suara lirih yang tadi dia ucapkan, meluap begitu saja entah kemana.
"Oh, ya? Kalau begitu, kita sama. Kau juga teman pertamaku selama aku berkuliah disini."
Karena seperti yang kalian ketahui, selama Cassandra berkuliah di Griham's University, tak ada satu hari pun yang gadis itu lewatkan untuk selalu mengikuti kemanapun Axel pergi. Bahkan tak jarang Cassandra mengganggu keseharian Axel hingga dia sendiri tak memiliki waktu untuk sekedar bercengkerama dengan teman - teman satu angkatannya yang lain.
Bahkan karena tingkah lakunya yang bisa dibilang 'aneh' itu, orang - orang jadi enggan untuk mendekatinya. Cassandra seolah memberi sekat yang sangat tinggi bagi agar orang - orang yang berusaha untuk mendekati dirinya.
Maka dari itu, tak heran jika selama ini Cassandra tak mempunyai satu orang pun teman wanita yang bisa dia ajak bercerita seperti saat ini. Karena sejak awal tak ada yang mau berteman dengannya, perkara dia yang tak pernah membiarkan siapapun masuk dan mengetahui tentang kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life (On Going)
Teen FictionWARNING!!! 17+ ⚠️NO PLAGIAT⚠️ [Murni hasil pemikiran sendiri] Prily Brisiana tidak menyangka jiwanya akan terlempar ribuan kilometer ke raga seorang gadis bernama Cassandra Grisella.Gadis yang tergila gila kepada seorang pria bernama Axelion Addison...