"Ehhh.... Kriwil kok nongol pagi-pagi juga??" sapa Ujang di balik pianonya.
"Kan mau gangguin pacar... boleh donggg... boleh...." balas Putri sambil berjalan ke arah Reinald.
"Selama gak ikutan nyanyi ya gapapa, kok Wil...." goda Dani si bassis.
Putri langsung berbalik arah dan mencubiti Dani sampai dia berteriak memohon ampun.
"Fahri! Geser!! Gue mo nyanyi aja! Ayok kalian siap-siap! Lagu Paramore- The Only Exception!!" seru Putri berapi-api membuat semua orang tak terkecuali Reinald mengeluh kencang.
"Rei!! Rei!! Bawa pulang si Kriwil, Rei!! Loe punya misi penting menjauhkan mic dari dia biar dunia selamat!!" seru Satria.
"Gue serahkan nasib dunia di tangan loe, Reiiii!! Berjuanglah!!!" jerit Fahri.
"Beb, aku ajarin main gitar aja gimana, beb?? Gak usah nyanyi ya.... Oke, beb?? Pleaseeee...." bujuk Reinald yang hanya menghasilkan tatapan dan cubitan maut untuk mereka semua.
Putri cemberut. "Pada jahat-jahat semua sama akuuuu....."
Yang lain langsung sepakat memberi sign hati lewat jari dan tangan mereka untuk Putri. "Sayangg sama Kriwil!!" seru Ujang dan Satria.
"Ka!! Raka!! Kasih minum, Ka! Ada yang lagi ngambek, nihhh!! Coklat mau, Wil?? Mau??" bujuk Dani.
"Mauuuu... yang hazelnut ya! Ditraktir Dani! Asyikkkk!! Dani! Mau pisang goreng juga! Laper!" ucap Putri ceria.
"Heuuuuhh malah aji mumpung!" gerutu Dani. "Dah lah sana pesen sendiri selama gak nyanyi gue rela deh!"
"Berengsek!!" balas Putri sambil mencubit Dani sekali lagi sebelum beranjak ke arah dapur.
Pintu kafe terbuka membuat semua mata menoleh ke arah sana dan setelah melihat yang datang, semua bersorak heboh.
"Dek Renaaaa...."
"Renaaaa...."
"Halo Renaaaa...."
"Kok Rena Sayang tumben dateng???"
Reinald sampai ternganga memperhatikan tingkah norak teman-temannya.
Rena mengindahkan mereka semua. Berjalan lurus ke arah Reinald. "Mas...." sapa Rena.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Reinald.
"Mau kasih design menu baru sekalian bahas langsung aja. Soalnya internet di rumah lagi jelek banget, mas."
"Dari kapan? Bentar... mas kirim laporan."
"Pas mas berangkat. Aku udah lapor, kok. Katanya sore baru bisa kirim teknisi," jawab Rena.
Putri ikut bergabung menyapa Rena setelah menaruh cokelat panasnya di meja.
"Ehhh, Mbak Putri...." sapa Rena saat melihat Putri mendekat.
"Wahhh... lama gak ketemu, Ren...."
"Iya... mbak Putri kenapa gak main ke rumah lagi?"
"Lagi banyak kerjaan, Ren. Minggu lalu baru outing kantor. Capek bener...." jawab Putri.
"Nemenin mas main?" tanya Rena lagi.
Putri menggeleng. "Gak juga... aku ada perlu lain. Mau ketemu temen di sini soalnya dia bisanya pagi."
"Aku ke dapur ya... nemuin mas Raka." Rena berpamitan disambut dengan sapaan-sapaan norak lain dari sekitarnya.
"Dah Rena...."
"Ati-ati ya, Rena...."
"Kalau ada perlu apa-apa bilang sama 'A Ujang ya...."
"Rena kok cakep terus, traumanya apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceKetemu masa lalu yang sudah di flush jauh-jauh itu memang ibarat membuka pandora box atau makan sekotak coklat ala Forrest Gump. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Seperti yang dialami Putri saat dia bertemu kembali dengan cin...