Twenty Five

715 214 15
                                    

Reinald menghampiri Raka yang sudah tiba duluan di bar tempat mereka biasa hang out.

Menunjuk rokok yang sedang diisap Raka, Reinald berkata. "Gue minta...."

Tanpa banyak bicara, Raka menyerahkan bungkus rokok beserta pematiknya ke Reinald yang bergegas mengeluarkan satu batang, menyalakan, dan mengisapnya perlahan.

"Gue perlu panggil yang lain?" tanya Raka.

Reinald menggeleng sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya. "Puput selingkuh, Ka...."

"Oooo...kayyy... loe nge-gap-in?"

Lagi-lagi Reinald menggeleng. "Nope... dia yang cerita sendiri. Dia bilang ketemu Eza si Singapore, ngobrol... Eza cium dia dan dia bales cium."

"Mereka balikan?" tanya Raka hati-hati.

Reinald tersenyum sinis. "Gak tau!"

"Alright...alright...." ucap Raka sambil menepuk-nepuk bahu Reinald menabahkan.

"Kok dia bisa sejahat itu ke gue, Ka? Walau tadi dia nangis-nangis minta maaf dan coba ngeyakinin gue kalau itu cuma sekali dan dia langsung sadar kalau status dia itu masih pacarnya gue! One kiss my ass!!"

"Ya udah... loe sabar ya... gapapa. Nanti loe bisa cari cewek lain lagi. Gue kenalin kalo perlu... temen gue banyak yang jomblo noh! Tapi yang selucuPutri kaga ada sih!" Tenang, Rei... ntar bisa bergerilya aja kita!! Pasti bisa nemu yang lebih oke kok!

Reinald tertawa hampa. Meminum gin and tonic yang tadi dipesan Raka dalam sekali tenggak dan nyaris memecahkan gelas saat dia membantingnya ke meja. "Taik!! Taik!! Taik!! Gue masih sayang banget sama dia! Anjing!!!"

—————————

Enam bulan sudah berlalu sejak perpisahannya dengan Putri. Reinald meminta Raka untuk merahasiakan alasannya ke teman-teman mereka. Dia bahkan hanya mengatakan kalau mereka berselisih dan sudah tidak sepaham lagi ke keluarganya yang kecewa berat saat Reinald mengumumkan kalau dia dan Putri sudah putus. Rena dan ibunya bahkan berulang kali menyatakan kalau harusnya Reinald berusaha lebih keras lagi karena baru kali ini mereka merasa cocok dengan pacarnya, tidak seperti hubungan-hubungan Reinald yang lalu.

Reinald hendak berbelok ke arah lift, namun langkahnya terhenti karena melihat Putri dan teman-teman kantornya sedang mengantri, tampak asyik berceloteh satu sama lain.

"Gue capek sama loe, Yon! Sumpah capek!! Typo anjir!! Mana typo loe jelek banget! 'Illfeel free to discuss' di group insurance. Illfeel sama siapa loe, Yonnnnn!" omel Putri yang sedang mengecek ponselnya sementara rekan di sebelahnya yang juga mengecek ponsel mendadak tertawa kencang.

"Ahh bangsat! Gue delete dulu!" Yang ditegur Putri tampaknya buru-buru memperbaiki ketikannya.

Putri mengecek group chat sekali lagi dan tawa dia meledak. "Fell free banget, Yonnnn!!! Sekarang sapa lagi yang terjun bebas????!! Astaga nyerah! Gue nyerah!!!"

Deon terlihat makin panik.

"Dah sini hp loe!" Putri merebut ponsel Deon, mengetik ulang kata-katanya, setelah selesai baru dia menyerahkan kembali ke Deon. "Jari loe bentuknya jempol kaki semua sih!!" celanya.

"Sa ae tutup panci!" balas Deon.

"Bukannya makasih loe dandang sayur!!" sambung Putri.

"Mami-Papi berantem mulu perasaan dari tadi!" potong Deta yang masih tertawa dari tadi.

"Papi-mami dari Hongkong!!" balas Deon.

Tawa Deta semakin kencang. "Itu Mbak Put... yang pas family gathering kemaren itu loh... yang mbak Put dititipin Pak Deon sama istrinya."

Putri tersadar. "Eh iya, anjirrr... ada kamu ya, Det?! Bini loe tuh, Yon... ketemu gue pas gue lagi antri omelette trus pake acara bilang... 'Mbak Putri... titip Deon ya... tolong jagain!' Gue sampe nge-freeze, Anjir! Ngapa laki orang dititipin ke gueee?? Apakah gue harus dipanggil binmud mulai dari sekarang? Bini muda?? Loe panggil gue Bunda ya, Yon!!"

Tawa Deon membahana. "Gobloggg!!! Ogah amat!! Lucu terus loe, Put! Traumanya apa???"

"Batal nikah dua kali! Ni gue kudu batal tiga kali apa ya biar bisa dapet jam dinding?" seru Putri seenaknya.

"Mbak Putri astagaaaaa... buahahaha...." Deta makin terpingkal-pingkal.

"Cari pacar dulu kaliii! Udah maen minta nikah aja loe!" ledek Deon.

"Gue kudu ikut komunitas apa ya biar bisa ketemu calon baru? Capek anjir ketemunya loe lagi loe lagi di kantor!" gerutu Putri.

"Komunitas orang fals gimana, Put?" Deon makin merajalela.

Putri menatap Deon sinis. "Mang bangkek loe ye... proposal event loe kaga mau gue review ampe besok!"

"Lahh curang amat!" seru Deon tak terima.

"Bodo!!!"

"Elah ambekan. Sok Incess loe!!"

"Nama gue emang Putri, Syaul!!!"

Reinald tersenyum-senyum sendiri mendengarkan percakapan mereka sampai akhirnya antrian lift menipis. Putri dan rekan-rekannya bergegas masuk. Reinald memilih menunggu antrian berikutnya walau Putri tampak agak terkejut saat melihat dia. Tak dia sangka, Putri tersenyum amat manis ke arahnya, melambaikan tangan sejenak tepat sebelum pintu lift menutup.

Menghembuskan napas pelan, Reinald bertanya-tanya dalam hati. Ternyata sudah enam bulan mereka tak bertemu walau mereka bekerja di dalam gedung yang sama.

Putri masih sama cantiknya seperti yang selalu dia ingat. Tawanya masih serenyah biasanya. Dia masih pandai melucu dan terutama senyumnya... senyum yang selalu dia rindukan masih semanis madu.

Reinald memaki dalam hati. 'Damn!!' Dia pikir dia sudah berhasil melupakan Putri. Dia sudah melewati fase menyakiti diri sendiri di dua bulan pertama sejak perpisahan mereka sampai dia tersadar kalau dia tidak bisa terus-menerus menghancurkan diri karena orang-orang terkasihnya masih membutuhkan dia untuk tetap berdiri kokoh.

Reinald menyibukkan diri sebagai pelariannya. Mengubur diri dalam pekerjaan dan juga menjadi gitaris nyaris tiap malam agar ketika dia kembali ke rumah, dia bisa tidur lelap karena terlalu lelah.

Dia merasa kalau dia akhirnya sudah menerima kenyataan kalau dia dan Putri tidak bisa bersama. Suatu saat nanti dia akan menemukan orang lain yang mencintai dia sama besarnya seperti yang dia rasakan.

Reinald siap menyongsong hidup baru.

Akan tetapi, pada kenyataannya, satu senyum saja dari Putri berhasil meluluhlantakkan tekadnya. Karena seluruh jiwanya seakan berteriak. 'I'm still fuckin' love you, Beb!

———————————

Luv,
NengUtie

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang