Twenty eight

709 219 25
                                    

Kafenya sedang dibersihkan saat Raka muncul dari dapur menghampiri teman-teman band-nya yang sedang berkumpul sambil merokok. Dia memegang gawai di tangan sementara telinganya terpasang Airpods, sibuk menjelaskan ke lawan bicaranya.

"Loe kalau mau cari jam sepi ya pagi-pagi aja mendingan," ucap Raka yang sekarang duduk di sebelah Reinald, berhadapan dengan Fahri sementara yang lain bermain kartu di meja sebelah. Raka mengambil bungkus rokok yang tergeletak di depannya lalu menyalakan sebatang sambil menaruh gawainya di atas meja.

"Eh, tiket loe yang hari ke berapa?" tanya Raka lagi yang tampaknya langsung dijawab, namun jawabannya membuat Raka muntab. "Ya kalo loe belom dapet tiket ngapain nanya-nanya ke gue, Dudul!!"

Di sela-sela umpatannya, Raka menyadari kalau baterai airpods-nya habis dan akhirnya dia menyalakan speakernya.

"Ntar ada yang cariin tiketnya! Wong dia kok yang ngajak. Gue dulu mana mau ikut-ikutan event begitu. Event beauty fest baru deh gapapa!" Suara Putri terdengar dari speakernya.

"Cowok?" tanya Raka.

"Mau tauuu aja... kepo banget sih loe!" balas Putri.

"Ya kan nanya doangggg!" ucap Raka sambil melirik sekilas ke arah Reinald yang hanya memandang kosong ke depan sambil menghembuskan asap rokoknya walau Raka yakin dia memasang telinga tajam-tajam mendengarkan semua ucapan Putri.

"Cowok," ucap Putri tiba-tiba. Raka lihat tangan Reinald agak mengepal sedikit saat mendengar ucapan Putri.

"Sama pacarnya tapi... gue jadi nyamuk mereka. Sepupu gue yang ngajak. Itikad jeleknya sih kayaknya mau nyuruh gue yang bayarin makan. Mang bajigur tuh anak! Pacaran tapi gak mau modal!" Penjelasan tambahan dari Putri membuat Reinald menghembuskan napas lega.

"Eh, Ka! Kalau ke sana gue gak usah cosplay-cosplay-an gapapa kan? Gak aneh kan?"

"Ya gak usah kalau gak mau...."

"Eh, katanya wibu bau bawang... gue kudu pake masker apa gimana? Loe wibu kan?? Masalahnya loe hari-hari bau bawang, Ka! Semua wibu setipe sama loe gak?"

"Bangsyatttt!! Gue masak seharian ya!! Bau rempah, Bjirrrrr!!" Raka misuh-misuh tidak terima sementara yang lain diam-diam mengikik menahan tawa.

"Buahahaha... Ya kan nanya doang, Ka... elah pake ngambek segala... maap dehhh...." balas Putri.

Raka masih melanjutkan kata-kata makiannya sementara Putri mendengarkan sambil tertawa.

Terdengar suara orang lain memanggil namanya.

"Put!!"

"Eh, bentar, Ka!" Putri meminta Raka menunggu sejenak.

Deon menghampiri Putri ke kubikelnya. "Proposal event yang di Medan hari Jumat, loe yang minta tanda tangan ya. Gue besok rapat sampe sore. Revisi budget-nya baru kelar barusan."

"Kenapa jadi gueeee???" gerutu Putri.

"Ya kan loe Binti-nya si babeh...." balas Deon.

"Binti apaan, Pak?" tanya Deta penasaran.

"Bini ke-tiga!" jawab Deon sambil tertawa kecil.

"Elahhh, salah loe! Gue Binep! Bini ke-empat! Yang lain seminggu dapet jatah dua hari, gue malah dikasih jatah sehari doang!" seru Putri.

"Ya loe pake lah jatah harian loe minggu ini buat minta tanda tangan. Mepet banget ini waktunyaaaa...." bujuk Deon lagi.

"Udah gue pake kemaren buat tanda tangan laporan agent. Abis jatah gue...."

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang