Sore ini Rony kembali ke rumah sakit. kebetulan pas dia lewat salah satu store ia melihat ada topi bayi lucu berwarna pink. Dia langsung teringat Anggis. Dia membelinya langsung mengantarkan ke rumah sakit.
Anggis terlihat cantik dengan topi barunya. Walaupun tubuh mungilnya masih mengenakan alat medis. Rony tetap optimis bahwa anaknya akan segera sehat dan tumbuh seperti anak anak seumuran nya.
Ruangan Anggis bersebrangan dengan ruangan Salma. Saat ia ingin pulang. Ia melihat tubuh Salma tergeletak lemas di depan pintu ruangannya. Rony langsung menghampiri tubuh Salma.
"Salmaaa..." Sedikit teriak khawatir dan mengambil Kapala Salma kemudian meletakkannya di pangkuan Rony.
"Hey Salma kamu kenapa sal.. hey Salma... Kamu denger aku sal.. sadar sal.. "Rony terus berubah menyadarkan Salma. Dengan cara menepuk pipi mulus salma
Karena tidak ada respon Roni langsung mengangkat tubuh salma langsung menuju UGD yang ada di rumah Sakit itu.
Kini Salma sedang di tangani pihak medis. Rony menunggu di luar ruangan. Dia sangat gelisah kuatir terjadi apa apa sama Salma.
Ia tidak tega melihat wajah ceria salma berubah menjadi pucat. Rony terus terbayang saat dia menyentuh pipi Salma dan bisa menatap wajah cantiknya. Walaupun pucat tapi Salma masih tetap cantik.
Rony terus teringat semasa SMA dia sangat mencintai sahabatnya itu. Tapi dia juga menyesali mengapa dia tidak bisa mengungkapkan secara langsung kepada Salma.
Ditambah lagi sekarang Salma telah menjadi istri orang. Walaupun tidak Sling cinta tapi tetap saja rony tidak bisa melakukan apa apa.
Kalo dulu ia mengungkapkan perasaanya pasti ceritanya tidak seperti ini.
Rumit memang.
Tapi Rony tidak bisa membohongi dirinya. Perasaan cinta semasa SMA itu kembali ada setelah ia bertemu lagi dengan Salma. Bahkan semakin tergebu gebu(menggebu gebu Ron..)
Rony terus menyalahkan dirinya sendiri. Sampai dokter UGD keluar selesai memeriksa Salma.
"Gimana dok keadaan Salma?"
"Alhamdulillah Bu Salma tidak kenapa-kenapa pak. Wajar jika kehamilan di trimester pertama sering merasakan mual dan pusing. Yang penting tetap di jaga nutrisinya ya pak. Saya permisi. " Urai dokter
Bagai tersambar petir di siang bolong. Rony terduduk lemas. Dia tidak salah dengar? Salma hamil? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.
Padahal Salma bilang bahwa suaminya tidak mau menyentuhnya sama sekali. Apa Salma bohong.
Rony melangkahkan kakinya kedalam ruangan. Dia melihat Salma yang telah terduduk dan diatas ranjang UGD itu.
Mata Salma sudah merah dan berair.
Salma menyadari ada laki laki yang berjalan kearahnya."Sal.. "ucap Rony lirih.
Belum sampat melanjutkan kalimatnya Salma mendekap pinggang Rony dan menyembunyikan tangisan di perut Rony. Rony yang mulanya berdiri di sebelah Salma dia langsung menunduk dan duduk disebelah Salma. Dan membalas pelukan salma dengan erat.Sepertinya dokter sudah menyampaikan kepada Salma soal kehamilannya.
Tangis Salma pecah dalam pelukan Rony.
Rony juga bisa merasakan emosi Salma. Dia membiarkan Salma melepaskan bebannya dalam pelukannya. Rony tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya memeluk dan sesekali mengelus punggung Salma dengan lembut.Setelah cukup lama mereka berpelukan Salma melepaskan pelukannya pelan pelan. Rony menatap Salma tidak tega. Dia mengusap airmata Salma menggunakan kedua ibu jarinya di masing masing pipi Salma.
"Selamat ya sal. Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu. Aku yakin pasti kamu akan siap menjadi ibu. Udah ya nangisnya. Nanti bayinya didalam ikut sedih. "ucap Rony yang mengira Salma menangis karena belum siap menjadi ibu.
Padahal yang sebenarnya Salma menangisi mengapa dia harus hamil. Disaat dia belum mencintai suaminya. Dan begitu pun sebaliknya Diman belum bisa menerima Salma.
