"Duh nggak cukup nih uang saku dari Mama kalau buat beli burung Murai. Masa gue nggak jajan sebulan buat beli burung. Kalau minta Papa pasti udah digetok nih kepala"
Pusing sudah Jaemin memikirkan cara untuk membeli murai batu Medan yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak seperti anak muda lainnya yang suka mengoleksi sepatu, baju, motor atau barang mewah lainnya. Jaemin suka sekali memelihara burung setidaknya sudah 12 burung Jaemin pelihara di rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini Jaemin menghitung-hitung lagi uang saku dari sang Mama dan frustasi karena dirinya butuh lebih banyak uang untuk membeli burung murai incarannya sebelum Paman Kai lebih dulu membelinya.
Jaemin menoleh kearah Mark yang baru saja, keluar hendak memanasi mesin motornya. Pemuda itu menyipitkan matanya tak suka karena Jaemin melihat kearahnya dengan mata penuh harap. "Kenapa lo? Gue nggak punya duit! Jangan ngemis ke gue"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Idih! GR banget. Gue juga tau lo miskin!" sahut Jaemin tak terima. Memang Jaemin harusnya tak berharap lebih dengan kakak sulung nya itu.
Sekarang Jaemin menatap kearah Jeno yang baru saja membuka gerbang. Pemuda itu menyapa para tetangga yang kebetulan berbelanja didekat rumah mereka. Jeno memang dikenal ramah pada banyak orang.
"Pagi Bu, lagi belanja ya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.