chapter 4: the place about to blow

435 69 41
                                    

-jangan lupa vote dan komen nya, buat komen yang beruntung akan dapat chapter privat secara gratis-  🧡

Sebuah kaca adalah benda yang tepat untuk menggambarkan seorang Mark dan Papa Sehun. Dua orang itu bak pinang dibelah dua, dari segi wajah juga sikap. Mark dikenal paling pendiam, angkuh, pemarah dan punya kesabaran setipis tisu. Mark juga satu-satunya orang yang berani melawan Papa nya jika mereka terlibat dalam pertengkaran. Tapi dibalik sikap pemarah dan dinginnya Mark, setidaknya punya Mama yang paham dengan hatinya.

"Minggir"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minggir"

Jaemin yang tengah memandikan burung nya di teras depan mendengkus kesal. Abang nya itu pulang-pulang sudah membuat kesal saja. 
"Jalan segede ini kenapa gue suruh minggir sih, Bang mending lo_"

"Udah ya Jaemin minggir aja" ucap Jeno menarik tubuh saudara kembarnya agar memberi jalan Mark yang baru pulang dari kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah ya Jaemin minggir aja" ucap Jeno menarik tubuh saudara kembarnya agar memberi jalan Mark yang baru pulang dari kampus.

Wajah Mark merah dan tak ada senyum sedikitpun dari sana. Jeno yakin jika Jaemin atau dirinya membuat Mark tak nyaman akan muncul pertengkaran dan masalah lebih besar. Tak ada salahnya bagi ia dan Jaemin mengalah karena yang dihadapi sekarang adalah Mark si fotocopy-an Papa.

Makan malam bahkan Mark tak turun. Mark memang punya prinsip untuk menjauh dari orang-orang setiap kali dirinya marah agar tidak menganggu suasana. Tapi sayangnya Mark lupa jika Papa nya tidak suka jika ada satu anggota keluarga yang tidak hadir di makan malam bersama.

Melihat Sejeong yang tengah menyisihkan makanan untuk Mark karena putra sulungnya tidak turun membuat Sehun kesal. Harusnya Mark tidak merepotkan Ibunya seperti ini.
"Mas panggil Mark dulu"

"Waduh, waduh, waduh! Meledak nih rumah. Jaemin ambil kamera dulu" ujar Jaemin bersiap mengambil kamera nya untuk mengabadikan fenomena kemarahan Papa nya.
Baginya ini sangat menguntungkan untuk bisnis kotor nya dengan Tante Momo.

Jeno awalnya mau mencegah tapi sia-sia saja menasehati Jaemin yang seperti kepala batu.
"Masih aja kamu Jaemin. Kalau Papa tau bisa diusir kamu"

Family First [SeSe+Jeno, Jaemin,Mark] [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang