chapter 9: Si paling kuat

504 72 25
                                    

-sekali lagi aku ingatkan untuk vote dan komen, bagi yang baca tanpa komen atau vote silakan pergi, saya nggak punya tempat buat orang yang nggak bisa menghargai orang lain-
🧡💙

Operasi yang Jeno jalani berjalan dengan baik. Pemuda itu kini dipindahkan ke ruang rawat dan menunggu sadar. Disampingnya sudah ada Jaemin dan Mama yang memegang erat tangan Jeno. Ingin menjadi orang pertama yang dilihat Jeno saat sadar. Mark juga disana duduk di sofa mengawasi mereka bertiga.

Mama Sejeong sudah tak sepanik tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mama Sejeong sudah tak sepanik tadi. Meski terkadang Sejeong menangis, merasa bersyukur sekaligus sedih karena masih saja ada orang jahat yang melakukan hal kejam ini pada putra baik hatinya.

Di tempat itu yang tak terlihat adalah Sehun. Sehun pergi entah kemana bahkan tak mendengar penjelasan dokter setelah Jeno keluar dari ruang operasi. Sehun sedang sibuk dengan pikirannya.
Sehun sibuk menghubungi mantan rekan kerja nya dimiliter dulu. Meminta bantuan untuk melacak atm yang ia berikan ke Jeno, agar Sehun bisa tau dimana keberadaan orang-orang jahat yang sudah melukai putra nya.

Tanpa kenal takut, Sehun datang ke permukiman kumuh itu. Menemui tiga preman yang sudah menghajar putranya hingga sakit seperti sekarang. Sehun akan memberi pelajaran mereka dan membalas atas kesakitan Jeno.

Di pos ronda tempat orang-orang itu tidur. Sehun bisa melihat dompet dan ransel milik putranya disana. Tak ingin membuat waktu, Sehun mengambil teko ditengah pos dan menyiram mereka, membuat orang-orang itu bangun.

"Kurang ajar, lo mau ngajak ribut kita?!"

"Siapa yang nendang anak saya? Kaki siapa?" tanya Sehun. Harus ada kaki yang ia buat patah malam ini. Harus ada orang yang ia buat cacat sebagai pelajaran.

Salah satu pria dengan tatap ular di dada itu balik berteriak pada Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu pria dengan tatap ular di dada itu balik berteriak pada Sehun. Tanpa takut pria itu menarik kerah baju Sehun kemudian tertawa remeh, menyadari jika ada banyak kemiripan antara Sehun dan anak yang tadi ia aniaya.
"Gue kenapa! Oh jadi anak sok jagoan itu anak lo? Pantes aja sama-sama kurang ajar"

Sehun memejamkan matanya. Ia tak boleh kehilangan kontrol emosinya dan membunuh mereka. Ia hidup di dunia yang memiliki hukum dan aturan jadi Sehun tak boleh hilang sabar, hanya saja Sehun ingin bermain sedikit.

Family First [SeSe+Jeno, Jaemin,Mark] [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang