chapter 3: sebaik Jeno

613 87 16
                                    

-please vote and comment 💚-

Pagi ini adalah hari minggu, Mark sibuk main basket sementara Jaemin ikut Paman Kai lomba burung dan Jeno memilih diam membantu Mama yang membuat resep roti baru. Jeno suka masak dan Jeno senang bantu Mama.

"Mama kenapa cemberut? Dimarahin Papa atau Jaemin buat ulah di sekolah lagi?"

"Mama kenapa cemberut? Dimarahin Papa atau Jaemin buat ulah di sekolah lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa kamu kayaknya nggak sayang deh sama Mama, Jen. Mama kan cuma mau Papa bilang 'I Love You' nggak dikabulin. Mama pikir-pikir udah 20 tahun nikah tapi Papa nggak pernah tuh bilang sayang..." lirih Sejeong. Sedih rasanya kalau Sehun nggak pernah bales ungkapan sayang nya.
Sebenernya Sejeong ingin denger Sehun bilang sayang seperti pria yang lain, Sejeong juga mau protes sama suaminya itu tapi nggak berani.

"Coba deh nanti Jeno bilang ke Papa. Mama senyum dulu dong. Ayo coba mana senyumnya, Mah?"

Bukan hal baru jika Papa Sehun dikenal sebagai cowok dingin. Si kulkas tiga pintu itu tak pernah mengekpresikan emosinya kecuali saat beliau marah. Mungkin bawaan karena Papa dulu seorang perwira yang setiap hari berlatih menjadi orang yang lebih kuat secara fisik dan mentalnya. Tapi Jeno juga paham kalau Mama nya wanita yang sensitif, Mama Sejeong selalu positif thinking tapi kalau tentang Papa, Mama paling nggak bisa. Mama itu terlalu bucin ke Papa.

"Pa.."

"Papa sibuk, kalau nggak penting jangan ngomong" ucap Papa Sehun, masih fokus melihat laptop nya. Pria itu sedang membuat rincian reservasi pelanggan.

Itulah Papa yang sebenarnya. Kadang Jeno suka kesel kalau Papa sudah sibuk seperti ini. Jeno juga bingung hal penting dan nggak penting itu seperti apa? Apa kalau urusan keluarga itu nggak penting buat Papa nya? Papa emang manusia yang tak mudah dipahami. Heran juga Jeno kenapa dulu Mama sama Papa nikah padahal sifat mereka berlawanan.

"Mama lagi sedih, Pa..."

"Kenapa lagi Mama mu?"

"Papa ada kerjaan. Papa pusing. Tolong keluar dulu, Papa mau telfon" Sehun memotong ucapan Jeno. Pria itu baru saja menerima telfon dari salah satu pelanggan yang hendak menyewa gedung nya untuk acara pernikahan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family First [SeSe+Jeno, Jaemin,Mark] [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang