"Kamu siapa?" tanya bu Risma sembari menatap kearah Shafanina yang duduk disamping ranjang bu Risma. Mendengar hal itu mereka semua membeku. Senyum yang awalnya terukir luntur seketika. Mereka menatap satu sama lain dengan keadaan bingung.
"Bu, ini Shafa. Dia sudah jadi menantu ibu sekarang." jelas Danish pada sang ibu.
Tiba-tiba bu Risma tersenyum. "Oh, ini toh menantu ibu. akhirnya ibu sekarang punya teman di rumah."
Danish dan Shafa pun saling tatap. Mereka tak tahu apakah ibunya itu benar-benar lupa dengan Shafa atau apa. mereka masih terdiam tak paham dengan situasinya.
"Ibu Cuma bercanda. Ibu tahu kalau ini Shafa. Ibu tahu kalau dia sudah jadi menantu ibu. ibu mendengar semuanya, tapi ibu hanya bisa menangis. Ibu tidak bisa membuka mata tadi ketika kalian melangsungkan ijab qobul." Jelasnya membuat mereka bernapas lega.
Mereka sudah berpikir yang tidak-tidak. Mereka pikir bu Risma mengalami lupa ingatan pasca koma, tetapi ternyata beliau hanya bergurau saja.
"Ibu mendengar suara kamu nak. Itu yang membuat ibu bisa semangat untuk bangun kembali. Ibu bisa melawan penyakit ini. terimakasih nak, telah membawa ibu kembali." Ujar bu Risma sembari memegang tangan menantunya itu.
"Bu, semua ini adalah pertolongan Allah dan juga semangat ibu untuk sembuh. Shafa bahkan tidak melakukan apapun." Ujar perempuan itu merendah. Dia memang tidak merasa bahwa dialah penyebab bu Risma sadar dari komanya. Semua ini semata-mata pertolongan dari Sang Maha Kuasa.
" Pokoknya ibu senang karena kamu sudah menjadi menantu ibu Shaf. sekarang kamu jadi anak ibu. kalau dia nakal sama kamu, bilang sama ibu, biar ibu yang jewer dia." ujar bu Risma sudah bisa bergurau sekarang.
Mereka lega karena keadaan bu Risma yang sudah berangsur membaik. Setelah diperiksa oleh dokter, akhirnya bu Risma bisa dipindahkan ke ruang rawat. Disana mereka bisa berkumpul dan berbincang dengan bebas. Namun tidak bisa lama-lama karena bu Risma juga harus beristirahat.
"Maaf ya bapak, ibu. kita harus bertemu ditempat seperti ini, maaf juga acara yang seharusnya sakral dan diadakan di tempat yang baik malah diadakan di rumah sakit. saya benar-benar meminta maaf." Ujar bu Risma merasa bersalah kepada besannya.
"Tidak papa bu Risma. Tidak perlu merasa bersalah. Kita semua tidak ada yang menghendaki hal ini terjadi. semua kuasa dari Allah semata. Jadi tidak perlu meminta maaf. Yang penting ibu sudah sadar kembali sekarang dan saya doakan lekas sehat kembali dan berkumpul bersama keluarga kembali." Ujar Pak Ahmad mendoakan besannya itu.
"Aamiin Ya Rabb. Terimakasih banyak ya pak, Bu. setelah saya sembuh, kita adakan acara syukuran pernikahan anak-anak kita ya pak, bu."
"Tentu saja bu Risma, pokoknya setelah ibu sembuh nanti, kita akan berkumpul bersama. nanti berkunjung juga ke kampung biar tahu suasana disana." ujar bu Salma bersemangat.
Mereka pun mengobrol dengan akrab. Walaupun mereka baru saja berjumpa. Shafa dan Danish tersenyum senang melihatnya.
"Adek, ambilin makanan di bawah. Abang udah pesenin." Perintah Danish pada adiknya itu.
"Gak mau abang. Aku mau disini sama ibu." ujar gadis itu sembari mengeratkan genggamannya pada sang ibu.
"Elah, bentar doang." Danish kembali memaksa adiknya itu.
"Yaudah, biar aku aja yang ambil." Shafa ikut bertindak dan membuat Danish langsung menolaknya.
"Eh Gak usah Shaf. kamu duduk saja. biar aku yang ambil." Ujar Danish sejurus kemudian. Alicia langsung tersenyum senang mendengarnya. dia tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (END ✅️)
RomanceKecelakaan yang awalnya menjadi petaka bagi kehidupan Shafanina ternyata juga menjadi awal kehidupan bahagianya. Kecelakaan motor yang dialaminya itu menyebabkan ia tak bisa berjalan selama sebulan. Selama sebulan itu juga lelaki yang menabrak dirin...