Hari Aqiqah Shafaluna pun tiba. Mereka sudah berkumpul di rumah Shafa dan juga Danish untuk sama-sama mendoakan Shafaluna agar menjadi anak yang solehah, taat pada agama dan orangtuanya serta orang-orang disekitarnya.
Sesuai rencana, acara tersebut dihadiri oleh keluarga inti, tetangga dekat mereka, kerabat dekat, dan juga anak-anak yatim piatu dari panti asuhan di daerah tempat tinggal mereka. melihat senyum dan tawa anak-anak itu membuat Danish dan Shafa ikut merasakan kebahagiaannya.
Mereka juga mengundang ustadz yang akan memberikan tausiyah serta mendoakan putri kecil mereka. Acara tersebut memang hanya sederhana namun sungguh berkesan. Mereka bersyukur bisa mengadakan acara aqiqah itu dengan lancar. Senang rasanya melihat orang di sekitar juga ikut merasakan kebahagiaan mereka.
Danish menggendong putrinya yang akan dipotong rambutnya oleh pak ustadz dan juga keluarganya disana. pertama pak Ustadz memotong sedikit rambut Shafaluna dan mengusapkan air serta mendoakan putrinya itu. kemudian dilanjutkan oleh pak Ahmad dan juga yang lainnya. mereka memotong rambut Shafaluna sembari melantunkan shalawat nabi. Mereka mendoakan agar kelahiran Shafaluna bisa mendapat berkah dan syafaat dari Allah dan Rasul-Nya.
Ketika sedang dipotong rambutnya Shafaluna malah tertidur pulas. Dia memang bisa tidur nyenyak walaupun suasana sedang ramai. Mereka pun bersyukur akan hal itu, karena Luna tidak rewel sama sekali.
Setelah acara potong rambut, mereka pun makan bersama dan diakhiri dengan doa bersama serta pembagian goodie bagi anak-anak yatim. Senyum merekah di wajah mereka, usai menerima bingkisan itu mereka tak lupa bersalaman dengan Danish dan Shafa serta mengucapkan terimakasih kepada mereka. sungguh akhlak mulia yang sudah sepatutnya diterapkan sejak kecil.Shafa berharap putrinya bisa menjadi anak yang sholehah seperti mereka.
Acara pun selesai. mereka bisa bernapas lega sekarang. mereka bersyukur acara aqiqah putri mereka berjalan dengan lancar. Disana masih ada keluarga dan teman-teman Shafa. Mas Seto, Kak Tifa dan juga Bian yang membantu membereskan rumah mereka. sedangkan para nenek dan kakek itu sudah sibuk bermain dengan Shafaluna.
"Makasih ya Kak Tifa, Mas Seto dan Mas Bian sudah bantu-bantu aku disini. makasih sudah datang." Ujar Shafa dengan tulusnya.
"Sama-sama Shaf. jangan sungkan deh sama kita, kan kita udah kayak keluarga." ujar Tifa dengan senyum tulusnya.
"Iya, santai Shaf. Kalo soal makan-makan kita selalu hadir." Ujar Seto masih tetap dengan candaan sembrononya. Hal itupun membuat mereka tergelak.
"Gimana, nikmat kan jadi orangtua?" tanya Tifa dengan senyum menggodanya.
"Alhamdulillah, nikmat banget kak. Kita kalo malem jaga gantian jadi masih bisa lah istirahat." Jelas Shafa.
"Wah enak banget sih kamu Shaf, ada yang bantuin jaga. Beruntung suami kamu supportif mau bantu. Banyak loh yang suaminya Cuma TIDUR, mau anaknya nangis sekeras apapun ga peduli." Ujarnya sembari menekan pada kata 'Tidur'. Matanya juga melirik kearah seseorang yang sudah jelas adalah suami Tifa sendiri. Seto hanya bisa tertawa tak merasa berdosa.
"Yang, kan capek pulang kerja." cicitnya di dekat sang istri.
"Iya si paling capek kerja. Dia gak tau aja ya Shaf, kita seharian ngerawat bayi juga gak ada istirahatnya. Mau kencing atau BAB aja harus secepat kilat, kalau gak ya bayinya dibawa. Mau makan gendong bayi, mau ini itu ga bisa bebas. Dikira kita Cuma rebahan doang apa yak." Ujar Tifa mulai tersulut emosi.
"Yang udah Yang, di rumah orang ini. kalau mau berantem entar aja di rumah." Bisik Seto merasa tak enak. Tapi yang lainnya menertawakan Seto yang nampak ketakutan itu. sebenarnya Seto bukan merasa tak enak, tapi takut ketahuan kalau dia memang lemah di hadapan sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (END ✅️)
RomanceKecelakaan yang awalnya menjadi petaka bagi kehidupan Shafanina ternyata juga menjadi awal kehidupan bahagianya. Kecelakaan motor yang dialaminya itu menyebabkan ia tak bisa berjalan selama sebulan. Selama sebulan itu juga lelaki yang menabrak dirin...