48. Daddy's girl

695 17 0
                                    

"Yaampun, anakku jadi botak." Ujar Danish sembari tertawa geli melihat putrinya sudah tidak berambut lagi.

Pasca aqiqah kemarin memang bayi dianjurkan untuk memotong seluruh rambutnya sampai botak. Hal itu juga baik untuk si bayi karena nanti akan tumbuh rambut yang baru dan biasanya lebih lebat.

Padahal rambut Luna juga belum begitu lebat. Tapi tak apa, pasti akan tumbuh kembali. Shafa selalu mengakalinya dengan memakaikan putrinya kupluk atau hijab yang lucu jika bepergian ke luar untuk kontrol atau untuk sekedar menghirup udara segar ke luar.

"Gapapa papa nanti tumbuh lagi." ujar Shafa mencoba mewakili isi hati putrinya itu. Dia sedang memakaikan minyak telon ke badan Luna karena putrinya baru saja selesai mandi.

Sudah jadi kebiasaan kalau Luna selesai mandi, Danish selalu datang untuk menguyel-uyelnya karena wangi bayi yang begitu menenangkan. Kemudian biasanya Danish mengajak Luna jalan-jalan ke luar untuk menghirup udara pagi. sedangkan Shafa bisa menyiapkan sarapan.

Mereka begitu menikmati peran mereka menjadi orangtua. mereka saling menjaga, saling mengerti satu sama lain dan saling membantu. Kehadiran putri mereka tentu saja membuat hubungan keduanya semakin harmonis.

Memang tidaklah mudah pada awalnya, tapi beruntungnya mereka bisa melewati setiap hari, minggu, bulan dan tahunnya dengan senyuman. Kesulitan tentu ada tapi mereka selalu punya cara untuk menyelesaikannya.

Waktu-waktu sedih itu pasti ada saja, tapi jika dilewati dengan rasa sabar dan ikhlas pasti semua itu tidak akan terasa berat. pernah waktu itu Shafaluna sakit demam, tentu saja sebagai orangtua baru mereka merasa panik. apalagi Shafa yang sampai menangis melihat keadaan sang putri yang waktu itu masih enam bulan. Suasana hati Shafa sedang kalut, tapi untungnya Danish bisa menjadi penenang. Dia berusaha tidak panik dan mencari solusinya. Dia pun membawa putri mereka ke rumah sakit. akhirnya Luna harus dirawat disana selama tiga hari.

Danish juga merasakan sedih, tapi sebagai seorang suami dia harus bisa menjadi penenang. Dia menenangkan sang istri yang pasti lebih sedih karena naluri seorang ibu pasti sangat kuat. jika keduanya panik dan terpuruk sedih maka tidak akan ada yang bisa menemukan solusinya.

Banyak pelajaran yang bisa mereka ambil ketika menjadi orangtua. kehadiran Shafaluna mengajarkan banyak hal berarti bagi mereka. Mengajarkan tentang bagaimana kesabaran, keikhlasan dan ketulusan hati yang sebenarnya.

Jika ada yang mengatakan waktu berlalu begitu cepat ketika merawat bayi, itu adalah pernyataan yang tepat. Entah kenapa bayi tumbuh besar begitu cepat. Yang awalnya hanya sekecil itu kini sudah tumbuh besar, bahkan sudah bisa mengoceh. Bayi yang awalnya hanya bisa menangis, tidur, menyusu, tapi sekarang sudah bisa mengoceh dan bermain ini itu.

Shafa yang selalu bersama dengan putrinya dua puluh empat jam pun ikut terharu melihat putrinya yang kini sudah bisa memanggil namanya. Sudah pandai mengoceh dan sudah bisa berlarian kesana kemari. Usianya kini sudah dua puluh tiga bulan atau hampir genap dua tahun.

"Ma..Ma. Ma..ma." oceh gadis kecil itu membuat Shafa begitu gemas melihatnya.

Luna selalu memanggil Mama atau papanya ketika dia bosan bermain sendirian. biasanya ketika Shafa memasak atau membereskan rumah, dia meletakkan bayinya di tempat bermain dan membiarkannya bermain sendirian disana. biasanya Luna akan betah lama duduk disana. tapi sesekali tentu saja Shafa menengoknya untuk mengajak bermain.

"Iya sayang. Bentar ya lagi buatin mamam buat Luna." Ujar Shafa dengan nada lembutnya.

"Mamam? Yeyy." Gumam bayi kecil itu dengan girangnya.

Shafaluna bersyukur karena putrinya senang sekali dengan makanan. dia tak pernah menolak makanan apapun yang telah dimasakkan oleh Shafa. Itulah sebabnya Luna memiliki pipi chubby dan juga paha roti sobek. Sungguh menggemaskan.

Married by Accident (END ✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang