Hai, bolehkah aku minta untuk tekankan tanda bintang di pojok kiri bawah dan komentar kalian? Aku butuh apresiasi dan semangat untuk terus menulis☺️
Terima kasih 💋
SORRY FOR TYPO 🤍
•••"Darka!" teriakan melengking tinggi dan tegas dari mulut ibundanya membuat Nathan menoleh cepat.
Wanita dewasa dengan tatapan tajam dan wajah cantik yang selalu Nathan kagumi dan sayangi itu terlihat sangat marah, dia melangkah menghentakkan heelsnya dengan cukup keras saat berjalan cepat menuju titik Darka berdiri.
Kepala Nathan berpaling ke kiri dengan tiba-tiba manakala telapak tangan ibundanya mendarat kasar dan tiba-tiba di pipi kanannya.
"Mom—"
"Aku rasa aku tidak pernah melahirkan putra yang berani membentak wanita, apalagi sahabatnya," sela Caira.
Muak sekali mendengar kalimat itu. Dia sudah dewasa, memangnya kenapa jika dia tidak lagi menganggap Alme sebagai sahabat? Lagipula dia sudah memberi peringatan kepada Alme untuk tidak mengatakan hal-hal tak pantas pada Grina.
Hanya lirikan sinis yang Nathan tunjukan pada Alme yang berdiri di sebelahnya dengan memasang wajah korban yang tersakiti oleh tokoh antagonis.
"Look at me, Nathan Xion Vecchio," titah Caira penuh tuntutan dan tak memberi ruang untuk penolakan.
"Yes, Mom."
Caira memeluk Alme dan mengusap kepalanya guna menenangkan gadis cantik itu. Lalu, dia menatap putra tunggalnya dengan tatapan penuh amarah.
"Apa susahnya meluangkan waktu untuk Alme sebentar saja? Lagipula kau tahu bahwa kau dan Alme akan menikah."
Cibiran dari mulut Darka terdengar samar, dia menatap ibunya dengan tatapan teduh, penuh harap, dan memohon.
"Mom, bukannya aku tidak mau mengikuti mu. Hanya saja, aku tidak mencintai Alme, dia hanya teman bagiku, tidak lebih," ungkap Darka dengan suara rendah nan lembut.
Amarahnya menggebu di relung hati. Namun, ibundanya tetaplah orang yang harus dia hormati, tidak pantas untuk membentak seorang ibu, walaupun disaat-saat tertentu ibu juga sering membentak kita.
Jika saja amarah sudah tidak terbendung dan tidak sengaja melepaskannya, pasti akan ada rasa bersalah dan tak nyaman di hati setelah melakukannya.
Membentak ibu ataupun ayah itu perbuatan tak pantas, jika tidak ada rasa bersalah di hati seorang anak setelah melakukan hal itu.
Mungkin saja anak itu sudah tidak ada rasa hormat pada kedua orang tuanya atau mungkin juga kedua orang tuanya adalah faktor hilangnya rasa hormat itu.
Orang tua itu juga manusia yang letaknya salah, penuh dosa, tak luput dari ketidaksengajaan. Namun, percayalah seburuk-buruknya mereka, mereka tetap orang tua yang patut untuk dihormati oleh seorang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grina, I'm Obsessed With You
Romance"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu. Tidak ini bukan bercanda atau...