🔞
🐺🐮
"jadi kalo kedepannya kamu masih gak bisa bayar uang kontrakan, saya gak akan segan-segan buat ngusir kamu dari sini. ngerti?!"
Jeongwoo hanya bisa mengangguk lesu, menunduk ketika ibu pemilik kontrakan akhirnya kembali ke rumahnya.
Uang. Lagi-lagi uang yang menjadi masalah anak yatim piatu seperti Jeongwoo. Ia sudah menunggak uang kontrakan selama dua bulan, karena gajinya sebagai seorang kasir supermarket terus dipotong tanpa alasan dan tentu terasa sangat kurang untuk kehidupan sehari-hari.
"cari uang dimana lagi ya.." gumam Jeongwoo, menidurkan kepalanya dimeja kelas. Ia tidak mendengarkan pelajaran pak Hanbin siang itu, kepalanya dipenuhi kebingungan bagaimana cara ia bisa menambah pendapatan tanpa mengganggu waktu sekolah.
"lo kenapa gak jadi pendamping sabeom taekwondo aja, woo? lo kan udah sabuk merah, seinget gue pendamping kan juga digaji" tanya Doyoung saat istirahat tiba.
"belom ada lowongan. kemaren pulang sekolah gue ama Jeongwoo keliling-keliling dojang sekitar sini sampe malem, penuh semua" malah Haruto yang baru saja datang dan langsung menyambar pertanyaan Doyoung.
"emang gak bisa buka kelas les sendiri buat anak-anak sd? pinjem aja halaman belakang sekolah hari sabtu minggu pagi, nanti gue yang coba umumin ke temen-temen papa"
"gak bisa, harus ada ijin"
"ooh gitu, sayang banget ya"
Jeongwoo makin lemas, menaikkan kacamatanya yang turun di hidung. Tidak hanya tunggakan kontrakan, tetapi juga tunggakan dari sekolah yang jauh lebih besar sungguh mengganggunya.
"totalnya 23.000 won, pak" ucap Jeongwoo, seperti biasa sore itu kembali ke pekerjaan part time nya sebagai kasir.
"kamu kok pake seragam, anak sekolah ya?" tanya sang pelanggan, menyerahkan kartu debit.
Jeongwoo mengangguk, tersenyum tipis. "iya pak, saya masih sekolah. kelas 3"
"ah, maaf ya saya kira kamu udah umur 25 karena badanmu lumayan tegap. sayang banget kalo badan sekekar ini gak jadi model, nak. kalo gitu perkenalkan, saya Park Jihoon. kamu?"
"saya Park Jeongwoo"
"ini kartu nama saya. jadi kalo kamu tertarik ngelamar disini, datang saja ya"
Jihoon menulis nama Jeongwoo dibalik kartu nama, lalu menyerahkannya. Jeongwoo sedikit heran, berterimakasih sambil menerima secarik kartu nama tersebut.
"saya ini agak sedikit selektif, karena itu saya sendiri yang langsung turun ke jalan dan menyeleksi calon-calon model. sengaja kartu nama ini ditandai dengan nama orang yang saya beri agar tidak disalahgunakan atau sembarangan berpindah tangan. jadi diharapkan dengan senang hati, kamu bisa menerima tawaran pekerjaan ini kapan-kapan. selamat sore"
"uhm, ya, sore pak."
Jihoon melenggang keluar supermarket membawa kantong belanjaannya dan segera masuk kedalam mobil. Jeongwoo sendiri melamun, menatap kartu nama itu ditangan. Ia baru saja ditawari untuk menjadi model, ini bukan mimpi kan?

YOU ARE READING
Vehement [WooHwan]
FanfikceWooHwan Oneshot. 🔞 Jeongwoo, Dom Junghwan, Sub bakwanseember, 2024.