BAB 1 Nouveau Départ (Part 5)

61 3 0
                                    

Refleks, aku menegakkan punggungku. Hingga saat ini, aku mengabaikan fakta bahwa ini hanya pernikahan bisnis, tetapi bagaimanapun juga aku tetap harus mendengarkan ketentuan mengenai rencana untuk anak-anakku nanti. Selain itu, kata-kata Kwon Yido entah bagaimana memiliki kemampuan untuk membuat orang-orang fokus padanya.

"Ada dua syarat dariku."

Mata yang tenang dengan santai melihat ke sekeliling, pada semua orang yang ada di meja. Melewati wajah-wajah penuh harap dan bahkan ke arahku, yang duduk tepat di sebelahnya. Kedua matanya yang bertemu dengan mataku dalam jarak dekat terlihat berbeda, tampak lembut.

"Pertama, Jeong Sejin akan datang dan tinggal di rumahku mulai besok."

Apa dia ingin aku menjawabnya? Aku menganggukkan kepala tanda mengerti. Itu adalah momen yang sangat singkat, tetapi senyum puas tersungging di bibir Kwon Yido. Dia dengan cepat menghapus ekspresinya dan kali ini berbicara kepada ayahku.

"Kedua."

Sekarang adalah saat ketika masa depan yang dibicarakan Minjae disebutkan. Hidup dengan kaki terbuka lebar untuk bajingan alpha yang bahkan tidak kukenal. Alasan memintaku untuk langsung tinggal dirumahnya setelah ini mungkin untuk mempermudah kami memiliki anak.

"Jeong Sejin akan berhenti dari posisi sebagai General Manager Grup Haeshin."

"..."

Untuk sesaat, aku tidak bisa memahami kata-kata Kwon Yido. 'Itu saja' kalimat selanjutnya yang Ia ucapkan pun sama membingungkannya. Kwon Yido mengatakannya dengan ramah saat kami menatapnya dengan bingung.

"Jika ada dari Anda yang keberatan, saya akan mendengarkannya."

"... Kwon Yido-ssi, itu ..."

Merasa malu, aku sejenak meraih lengan Kwon Yido. Itu adalah tindakan yang sepele, tetapi tidak hanya Kwon Yido, tetapi bahkan aku yang memegang tangannya ikut terkejut. Tidak peduli seberapa sering aku memegang tangannya selama upacara pertunangan, itu bukanlah hubungan di mana aku bisa menyentuhnya seperti ini.

"Maaf..."

"Kau tidak perlu minta maaf, jadi biarkan aku mendengarkanmu."

Kwon Yido dengan tegas memotong permintaan maaf yang akan kuucapkan. Dia bahkan dengan canggung mengangkat tanganku kembali ke genggamannya. Menatap mataku dengan lembut, dia mengerutkan alisnya.

"Apa Kau tidak puas dengan persyaratannya?"

Itu adalah ekspresi yang tak pernah kubayangkan akan kulihat di wajahnya. Aku tak tahu mengapa dia menatapku seperti ini, tetapi hanya ada satu hal yang bisa ku katakan.

"Tentang merencanakan seorang anak... Kupikir Anda akan membicarakannya."

Aku tahu bagaimana seharusnya membicarakan apa yang ingin kudapatkan dari pernikahan ini. Misalnya, berapa banyak anak yang ingin dimiliki, bagaimana menangani hak asuh anak, dan hal-hal seperti itu. Jika mereka memilih Omega yang tidak membuahkan hasil, paling tidak kegunaanku disini hanya akan bertahan selama 2 tahun.

"Yah..."

Namun, Kwon Yido menyipitkan matanya dan ragu-ragu. Dia menepuk punggung tanganku dan bahkan menaikan sudut bibirnya.

"Kita bisa membicarakan hal itu nanti."

"... Kita?"

Aku terdiam dengan mulut yang masih ternganga. Bukan karena dia mengatakan bahwa diskusi hanya akan terjadi diantara kami berdua, tetapi bagaimana cara dia mengatakannya mengandung nada bercanda.

"Di sini ada anak-anak, jadi tidak pantas membicarakan hal itu di depan seluruh keluarga."

Apakah itu pertanda bahwa aku perlu memahami masalah ini lebih baik? Atau itu hanya lelucon yang tidak kumengerti?

Beyond The Memories (TRANS INDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang