BAB 4 Raison d'etre (Part 4) 🔞🔞

111 4 0
                                    

Peringatan : Terdapat beberapa konten dewasa pada chapter ini

⋆。゚☁︎。⋆。✧ ゚。⋆

Profesor Shim mengatakan kepadaku bahwa siklusnya akan bergerak maju secara bertahap sekitar setengah tahun. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk bersiap-siap terhadapnya, hal terbaik yang bisa ku lakukan adalah dengan tetap waspada selama seminggu atau lebih sebelum tanggal siklus heat ku seharusnya dimulai. Nyatanya yang terjadi sekarang, aku tidak hanya mengabaikan apa yang dia katakan, tapi memang benar aku bertingkah lebih santai dari sebelumnya karena aku hanya diam di rumah saja.

"Haa......"

Tapi aku tidak pernah menyangka hal itu akan datang begitu tiba-tiba. Dan ini masih sekitar satu minggu lagi dari tanggal siklus heat ku dimulai. Tentu saja, meskipun aku berhati-hati dengan mengingat kemungkinan yang bisa terjadi, keadaannya tidak akan jauh berbeda dengan sekarang.

"Ah.... Ugh......"

Aku mengerang dan menggeliat kesakitan. Saat rasa panas menjalar ke seluruh tubuhku, aku tidak tahu apakah itu keringat atau air mata yang mengalir di pelipisku. Saat aku membalikkan badan dan membenamkan wajahku di seprai, penisku yang sedang ereksi bergesekan dengan kerah jubahku.

"Hmph, uh......."

Secara naluriah aku menyentuh bagian bawahku, tapi aku masih merasa itu belum cukup. Tanganku semakin kehilangan kekuatannya, jadi masturbasi saja tidak cukup. Setelah beberapa kali melakukan gerakan naik turun yang tidak begitu berguna, aku memaksakan diri untuk ejakulasi agar setidaknya sedikit merasa lega.

"......Haa."

Aku bahkan tidak tahu jam berapa sekarang. Fakta bahwa hari tidak terlalu gelap berarti matahari setidaknya sudah terbit. Tidak lama lagi pelayan akan datang menemuiku. Jika aku tidak merespons, apakah dia akan masuk ke kamar atau menyerah begitu saja dan kembali?

Apa pun itu, itu bukanlah pilihan yang menyenangkan untuk kondisiku saat ini. Aku tidak ingin dilihat siapapun dalam kondisi seperti ini, tapi aku juga tidak ingin ditinggal sendirian di kamar. Di tengah perasaan ku yang saling bertentangan, aku melihat pintu yang tertutup rapat melalui pandanganku yang kabur.

'Aku memungut barang yang cacat...'

"......"

Aku menahan erangan melewati tenggorokanku. Untuk mencegah suara apa pun keluar, aku  meraih selimut dan menutupi tubuh ku hingga kepala. Aku merasa seperti tidak bisa bernapas, tapi entah bagaimana aku ingin bersembunyi di suatu tempat agar tidak terlihat. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi mengapa aku terus bersembunyi seperti penjahat? Selain merasakan ketidakadilan yang tiba-tiba, aku juga merasa pasrah karena tidak ada yang bisa ku lakukan saat ini. Selalu seperti ini, jadi apa gunanya menyalahkan situasinyanya sekarang?

"......Haa."

Erangan bercampur rintihan keluar melalui celah di antara bibirku. Pintu yang terlihat melalui celah selimut tertutup rapat seperti biasa. Setidaknya sampai besok. Tidak, pintu itu tidak akan terbuka sampai siklus heat ku berakhir.

'Aku akan kembali.'

Tawa keluar dari bibirku. Bukan karena aku memikirkan orang itu secara tidak sengaja, tapi karena emosi yang kurasakan saat memikirkannya, nonstalgia. Dia pernah datang menyelamatkanku di rumah kaca satu kali, dan aku sempat berharap kali ini ia juga akan datang menyelamatkanku, sungguh harapan yang tidak masuk akal.

Perlahan aku mengedipkan mataku dan menelan kesedihanku. Hasrat berlebihan itu menjadi siksaan yang lebih buruk dari rasa sakit dan menyiksaku. Dua hari... Tidak, mungkin sekitar tiga hari? Setidaknya dalam waktu itu, Kwon Yido baru akan kembali ke rumah.

Beyond The Memories (TRANS INDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang