Makanannya tidak terlalu buruk. Tidak ada percakapan, tetapi tidak canggung, dan meskipun Aku tidak lapar, makanannya terasa pas di mulut. Menu yang disajikan tidak terlalu pedas dan cocok untuk dimakan saat perut kosong untuk sarapan atau makan siang.
Kwon Yido meninggalkan rumah setelah makan, dan sebelum meninggalkan rumah, dia memberikan berbagai instruksi kepada pegawainya. Sekilas, pesan utamanya adalah untuk menunjukkan kamarku dan tidak menggangguku.
"Anda bisa menggunakan kamar ini."
Rumah Kwon Yido adalah rumah keluarga tunggal dengan tiga lantai atas dan satu lantai dasar, dan kamar yang akan kugunakan adalah kamar terakhir di lantai dua dengan pemandangan taman yang indah. Pegawai yang berwajah muram itu membukakan pintu dan meninggalkan ruangan, mengatakan bahwa Aku dapat dengan bebas menggunakan barang-barang di dalamnya.
"... Tempat ini sangat mewah."
Itulah kesan pertama yang kurasakan. Tak hanya kamar tidur dan ruang santai yang terpisah, tetapi bahkan ada kamar mandi pribadi dan walk in closet di dalamnya. Tempat yang lebih terasa seperti rumah daripada kamar. Aku tak menyangka akan diberikan ruangan sendiri, terlebih lagi aku tidak menyangka akan disediakan ruangan semewah ini.
Perlahan Aku memasuki ruangan, melihat sekeliling. Keseluruhan interiornya berwarna pucat, memancarkan suasana yang lebih nyaman dan tenang dari pada rumahku sendiri. Setiap detail kecil, seperti tirai yang menggembung dan pot bunga yang didekorasi di sudut ruangan, menunjukkan bahwa ada banyak upaya yang dicurahkan ke dalamnya.
Apakah Aku menyukai design yang seperti ini?
Semua perabotannya sesuai dengan seleraku, sampai-sampai Aku berpikir seperti itu. Bahkan tempat tidurnya yang empuk namun padat. Apa dia memiliki selera yang bagus, atau dia hanya memilihnya secara kebetulan? Aku merasakannya sejak upacara pertunangan, dia penuh dengan kejutan.
Bahkan, ketika Aku sampai di walk in closet, kesanku tidak berubah. Selain pakaian yang digantung berderet-deret, bahkan ada jam tangan dan pin dasi dalam satu laci. Aku harap dia tidak salah membawanya. Apakah ada alasan untuk menyimpan merek-merek kelas atas di meja riasku?
"Lagi pula Aku tak akan menggunakannya..."
Itu terlalu berlebihan untuk ku yang sekarang menganggur. Tidak, sejak awal aku memang tidak tertarik dengan aksesori mahal seperti itu.
Tujuan berikutnya adalah kamar mandi dengan bathtub besar. Seperti yang kuduga, ada berbagai produk mandi yang berjejer di dalam lemari. Benda bundar itu mengeluarkan busa... Apa yang didalam botol kaca itu garam mandi?
"..."
Aku duduk di tepi bak mandi dengan linglung. Ketika Aku menyentuh pinggirannya, Aku merasakan rasa dingin yang unik dari marmer. Ketika Aku mengangkat kepala, Aku bisa melihat langit terbuka di balik jendela kaca di langit-langit.
Seperti yang dikatakan Kwon Yido, itu adalah bak mandi tempat aku ingin berendam dalam garam mandi. Cuacanya cerah, jadi hanya dengan melihat langit saja, waktu terasa begitu cepat berlalu. Tidak, sebaliknya, meskipun hujan turun, tetesan air yang memantul, mungkin akan terlihat indah.
"Seandainya saja Aku bisa melihat langit dari bak mandi."
Aku pernah mengatakan itu... tapi kepada siapa Aku mengatakannya?
Aku mengulurkan tangan dan mencoba menutupi setengah dari pemandangan biru yang kulihat. Awan yang muncul di antara jemariku perlahan-lahan mengalir ke luar jendela seperti kura-kura. Kenangan yang muncul sekilas di benakku, lenyap tanpa jejak begitu Aku berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Memories (TRANS INDO)
FantasyJudul : At the End of That Memory/ Beyond The Memories/ 그 기억의 끝에 [BL] Author : 오늘봄 Diterjemahkan Oleh : Edmund Diore Volume : 5 Vol. + 1 Vol. Side Story Tahun : 2022 Novel Status : 「END」 Translated Novel Status : Ongoing (※ Berisi konten yang bersi...