Kepala Minjae mendongak mendengar pujian ringan itu. Ia menutup sudut mulutnya dengan satu tangan dan berdeham ringan. Melihat telinganya yang memerah itu, sama sekali tidak membuat perasaanku membaik.
"...... Pakaian apa itu? Aku belum pernah melihatnya."
Dia mengamati setelan yang kupakai dengan mata yang tajam, jelas langsung menyadari jika setelan ini bukan milikku, seperti kebiasaannya. Itu adalah sebuah bakat, jika bakat seperti itu memang ada.
"Ini juga bukan setelan siap pakai ......."
Setidaknya, itulah yang kupikirkan saat aku memakainya. Setelan merah marun dengan pola sprite ringan itu bukan setelan siap pakai, karena setiap bagiannya disesuaikan dengan bentuk tubuhku. Panjangnya terasa pas ditubuhku, dan bagian pinggangnya tidak terlalu besar.
"Aku mendapatkannya sebagai hadiah."
"Hadiah? Dari siapa ......."
Minjae yang bertanya dengan cemberut, menutup mulutnya dengan ekspresi muka kesal. Dia pasti dengan cepat bisa menduga siapa yang memberiku setelan ini. Aku mengangkat bahu, tidak mau repot-repot membenarkannya.
Minjae tidak naik ke kamarnya, tetapi mengikutiku ke ruang tamu. Ketika aku memintanya untuk mencuci tangan terlebih dahulu, ia mengamuk dan berkata bahwa dia bukan anak kecil lagi. Aku setengah mengejeknya, tapi walaupun sambil menggerutu dia tetap pergi ke kamar mandi, seperti anak yang penurut.
"......."
"......."
Tidak mengherankan, tidak ada percakapan di antara kami meskipun kami berada di ruangan yang sama. Aku tidak ingin menanyakan kabarnya, tetapi aku tidak punya energi untuk memikirkan topik yang lain.
"Jeong Sejin."
Minjae sepertinya tidak tahan dengan keheningan yang ada. Dia menyilangkan kakinya dan mengajukan pertanyaan dengan nada ragu-ragu.
"...... Apa dia baik padamu?"
Oh, ini adalah topik yang buruk.
"Kwon Yido juga memiliki kepribadian yang buruk. Aku yakin kau sudah mendengarnya."
"Mmm......."
Aku bergumam pelan dan sedikit mengernyit. Minjae benar, aku sudah tidak asing lagi dengan rumor tentang Kwon Yido. Tapi, Kwon Yido yang asli, terkesan sangat berbeda dengan rumor yang beredar.
"Dia tidak memaki-makimu, kan?"
"Dia bersikap baik padaku. Dia juga memanggilku dengan panggilan hormat."
"...... Orang seperti dia, bertingkah hormat?"
Mata Minjae membelalak tak percaya. Dia terkejut bahwa pria itu memperlakukanku dengan hormat, sampai-sampai membiarkan kata-kata "Baik" tidak terdengar di telinganya.
"Kami juga menggunakan panggilan hormat saat di upacara pertunangan."
"Itu karena ada orang dewasa di sana."
Aku tidak tahu orang dewasa mana yang dimaksud Minjae, tapi kurasa bukan itu alasannya. Jika sejak awal dia memperlakukan ayah dengan hormat layaknya orang dewasa, dia tidak akan berbicara seperti itu kepada ayah.
"Sungguh dia memperlakukanku dengan baik. Dia juga sangat menyenangkan untuk diajak bicara."
"Dasar gila."
Kwon Yido selalu mengatakan bahwa aku bersikap baik padanya, tapi sebenarnya dialah yang selalu bersikap baik padaku. Dia memperlakukanku dengan hormat dan membuatku berada diposisi yang setara dengannya. Kecuali sikapnya yang sesekali suka memerintah, kurasa itu sudah menjadi sifat khasnya. Sebagai seseorang yang selalu berada di puncak, akan lebih aneh lagi jika dia tidak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Memories (TRANS INDO)
FantasyJudul : At the End of That Memory/ Beyond The Memories/ 그 기억의 끝에 [BL] Author : 오늘봄 Diterjemahkan Oleh : Edmund Diore Volume : 5 Vol. + 1 Vol. Side Story Tahun : 2022 Novel Status : 「END」 Translated Novel Status : Ongoing (※ Berisi konten yang bersi...