BAB 4 Raison d'etre (Part 2)

51 2 0
                                    

⋆。゚☁︎。⋆。✧ ゚。⋆

Parfum yang diberikan Kwon Yido sebagai hadiah adalah botol transparan berwarna hijau rumput dengan kelopak bunga dan manik-manik berbentuk kubik yang terbuat dari kain drop. Tutupnya terbuat dari manik-manik bundar, dan pita yang melilit ceratnya tampak seperti sayap transparan. Seperti yang diharapkan, desainnya benar-benar cantik, seperti bunga Lily of the Valley itu sendiri.

Aroma yang awalnya menyegarkan, lama kelamaan berangsur-angsur berubah menjadi aroma bunga yang ringan. Aroma yang tertinggal tidak berlebihan, menyerupai aroma melati dan mawar, seperti bath bomb yang sering kugunakan akhir-akhir ini. Setelah puas menikmati aromanya, setelah beberapa pertimbangan, aku menuangkan sebagian parfum ke dalam botol kosong yang disediakan bersama dengan parfumnya.

Dan keesokan paginya, saat Kwon Yido akan meninggalkan rumah aku berbicara dengannya.

"Tolong berikan aku tanganmu sebentar."

"Tangan?"

Bahkan saat ini, Kwon Yido tetap berpenampilan sempurna, mengenakan jas polos dan rompi dua kancing. Dasinya agak abu-abu, tetapi jika diperhatikan lebih dekat, terdapat motif logo dari mereknya yang terlihat sangat kecil.

"Kenapa tiba-tiba meminta tanganku ......."

Dia memasang ekspresi bingung diwajahnya sambil tetap mengulurkan tangannya kepadaku tanpa berkata apa-apa. Saat aku melihat tangannya yang dia ulurkan dengan telapak tangan menghadap ke atas, satu kata yang terlintas di pikiranku, tangannya tampak lebih besar dari milikku. Saat aku dengan hati-hati memegang tangannya, dia memperhatikanku dengan tenang.

" ...... Apa kau menyemprotkan parfum?"

"Ya, ini parfum yang diberikan Kwon Yido-ssi kepadaku kemarin."

Bukan di pergelangan tangan, tapi di bagian punggung tangan. Aku menyemprotkan parfum di bagian itu dan kemudian mengulurkan tanganku yang bebas kepadanya. Aku sedikit merasa bersalah untuk mengatakan hal ini, tapi cara dia mengulurkan tangannya yang lain kepadaku tampak seperti anak anjing yang sudah terlatih. Aku dengan lembut menyatukan kedua punggung tangannya dengan tanganku dan sedikit melengkungkan sudut mulutku.

"Orang-orang dengan pekerjaan kantoran mengatakan bahwa menyemprotkan parfum ke punggung tangan, bukan ke pergelangan tangan, akan membuat parfum bertahan lebih lama."

Kwon Yido menatap wajahku dengan saksama. Ekspresinya seakan berkata 'Jadi?', seolah sedang mempertanyakan maksudku. Aku memberi Kwon Yido sebotol kecil parfum dan mengangkat kepala untuk melakukan kontak mata.

"Sekarang kau akan terus memikirkanku sampai aroma ini hilang."

Aku tidak bermaksud melakukannya untuk bersikap romantis. Aku hanya ingin membuat sesuatu yang berkesan bagi Kwon Yido seperti yang dia lakukan untukku. Aku akan menunggu Kwon Yido di rumah besar ini sambil memikirkannya, dan kuharap sepanjang waktu itu dia juga akan memikirkanku.

" ..... "

Namun, seketika setelahnya pandangan Kwon Yido tampak kosong sambil mengedipkan matanya perlahan. Dia menundukan kepalanya dalam diam, menatap botol parfum yang kuletakan di tangannya, dan kemudian mengerucutkan bibirnya.

"Sepertinya .... Ini akan membuatku dalam masalah."

Masalah? Aku tidak sempat menanyakan hal itu. Ini karena kata-kata yang selanjutnya keluar seringan nafas yang menembus tepat ke telingaku.

Beyond The Memories (TRANS INDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang