BAB 2 Déjà vu (Part 1)

70 5 0
                                    

Apa ada alasan untuk memandang seseorang yang baru saja kau temui dengan tatapan penuh kasih sayang?

Setelah bertemu dengan Kwon Yido, yang bisa kupikirkan hanyalah bayangannya. Sorot matanya yang putus asa, senyum tipis yang muncul di bibirnya dan feromon yang sesekali Dia sebarkan, semuanya berputar seperti kaset rusak di depan mataku.

Seperti yang kuduga tangan Kwon Yido terasa dingin, namun sikapnya yang baik hati terasa aneh bagiku. Ia bersikap seperti orang asing pada ayahku, tetapi Ia membantuku ketika Aku mengalami kesulitan. Apakah Ia seseorang yang ramah atau seseorang yang sulit didekati? Sulit untuk mengetahuinya karena ini adalah pertama kalinya kami bertemu.

Jadi, Aku terus terbayang pertanyaan-pertanyaan ini dan memikirkan kejadian hari ini sepanjang malam. Alih-alih obat tidur yang sudah habis, kenangan yang tertinggal di hatiku mengaburkan batas antara mimpi dan kenyataan. Pada akhirnya Aku tak bisa tidur, tapi bagaimanapun juga lebih baik tidak tidur sama sekali dari pada mengalami mimpi buruk.

"Mereka bilang akan mengirim mobil."

Keesokan paginya, Sekretaris Kim datang segera setelah fajar menyingsing dan memberitahuku kabar dari Kwon Yido dengan raut wajah kuyu. Melihat kantung mata di bawah matanya dan pakaiannya yang masih sama seperti kemarin, jelas sekali bahwa dia telah ditegur oleh ayahku semalaman.

"Kau sudah bekerja keras."

"..."

Setiap kali hal seperti ini terjadi, aku mendapat kesan bahwa Sekretaris Kim benar-benar luar biasa. Aku melihatnya dengan tenang mengepak pakaianku tanpa mengeluh.

"Apa ada hal lain yang perlu saya bereskan?"

"Ya, itu cukup."

Sebuah koper kecil sudah cukup untuk dibawa ke rumah Kwon Yido. Yang perlu Kau lakukan hanyalah mempekerjakan seseorang untuk melayani apa pun yang Kau butuhkan, adalah hal terakhir yang kudengar sejak awal.

'Aku akan mengurus semua yang Jeong Sejin butuhkan.'

Kwon Yido menambahkan seolah-olah itu bukan masalah besar.

'Itu berarti Aku bisa datang tanpa membawa apapun.'

Yah, Dia pasti sudah menyiapkan hal itu sebelumnya karena memintaku untuk pindah secara tiba-tiba.

"Tidak ada yang aku sayangkan..."

Meskipun rumah itu adalah tempat di mana Aku tinggal selama 9 tahun, namun tidak banyak yang bisa kunikmati. Mungkin hanya beberapa buku dan novel yang kumiliki? Pakaian yang digantung rapi di ruang ganti juga bukan sesuatu yang berkesan bagiku.

"Saya akan mengantar obat tidur dan bunga-bunganya saat malam."

Sekretaris Kim mengatakan bahwa dia mengolah bunga Lily of The Valley yang kuterima dari Kwon Yido agar bisa disimpan untuk waktu yang lama. Dia menyemprotkan pengering dan meletakkan kubah kaca di atasnya. Kupikir Ia hanya akan menaruhnya di dalam pot dengan air, tak kusangka jika penyimpanannya begitu rumit.

"Jam berapa mobilnya akan tiba?"

"Saya rasa akan segera tiba."

"Kalau begitu, aku akan segera turun."

Setelah memastikan bahwa cincin pertunangan itu masih ada di sana, aku meninggalkan rumah sebelum Sekretaris Kim. Itu adalah tempat yang tidak akan kukunjungi lagi untuk saat ini, tetapi Aku tidak merasa sedih karenanya. Sekretaris Kim dengan hening mengikutiku masuk ke dalam lift setelah beberapa saat.

Wow, suara lift yang bergerak selalu sangat halus. Rasanya seperti waktu telah berhenti, dan Aku  merasa benar-benar terputus dari seluruh dunia. Saat Aku sedang berkonsentrasi pada suara lift, Aku mendengar suara yang menyadarkanku.

Beyond The Memories (TRANS INDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang